Jumat, 30 Desember 2011

PARA PELUKIS TERMASUK MANUSIA YANG PALING BERAT SIKSANYA

Kami akan memaparkan beberapa hadist Nabi yang menyebutkan orang-orang yang membuat lukisan dan bagaimana siksaan yang akan mereka terima pada hari kiamat. Lantas, kami akan menjelaskan hadist tersebut dan memberikan sedikit komentar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami dan menafsirkan hadist tersebut.

Aisyah, Ummul mukminin meriwayatkan bahwa Rasulullah masuk kedalam rumah sedang dirumah ada sebuah korden yang berupa kain tipis yang ada gambarnya. Maka, memerahlah wajah beliau dan langsung mengambil kain penutup tersebut dan merobeknya. Aisyah berkata,'beliau bersabda,'sungguh manusia yang paling berat siksanya pada hari kiamat ialah orang-orang yang menggambar gambar-gambar semacam ini'.Shahih Muslim.

Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,'Sungguh, orang-orang yang membuat gambar semacam ini akan disiksa pada hari kiamat. Akan diperintahkan kepada mereka,'hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan'.Shahih Muslim.


Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,'setiap pembuat gambar akan berada dineraka. Setiap gambar yang ia buat akan diberi nyawa kemudian akan menyiksanya didalam neraka Jahannam'. HR.Muslim.

Hadist-hadist tersebut terdapat dalam Ash-shihah (kitab-kitab shahih, seperti shahih Bukhari dan Shahih Muslim). Artinya, keberadaannya berada di urutan hadist yang paling tinggi tingkat keshahihannya. Memang, siksaan pasti akan menimpa semua pembuat gambar. Tapi, setiap amal tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya. Gambar yang berupa foto misalnya, yang pada hari ini telah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa dipisahkan, juga gambar lain yang sejenis, tidak termasuk dalam konteks hadist ini. Begitu pula dengan gambar pemandangan alam dan benda yang tidak bernyawa.

Boleh jadi yang dimaksud," para pembuat gambar" ialah para pemahat patung yang memiliki nyawa serta tujuan dibuatnya patung tersebut ialah untuk disembah dan yang sejenisnya. Sebab, umat manusia pada masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad ialah para penyembah berhala serta patung yang mereka buat dan mereka pahat sendiri. Untuk mengantisipasi hal itu, agar manusia tidak kembali lagi menyembah berhala dan mengagungkannya, maka diharamkanlah At-Tashwir (pembuatan gambar).

Jadi permasalahan ini bukanlah sebuah permasalahan yang sederhana dan sepele. Sebab, ia berkaitan dengan amal, iman, dan akidah seseorang. Agar diri seseorang tidak tergelincir serta terpengaruh dengan gambar dan segala macamnya tersebut. Yang jelas, kita kembali kepada kaidah bahwa setiap amal tergantung niatnya. Jika seseorang mampu menghiasi diri dengan kebaikan dan menghindarkan diri dari semua yang tersebut diatas semaksimal mungkin, berarti ia telah terlepas dari hal-hal yang bermasalah baginya secara terperinci. Wallahu a'alam.

CELAAN ALLAH KEPADA HAMBA YANG MELALAIKAN KEWAJIBANNYA

Dalam banyak ayat Al-Qur'an, Allah memberi wasiat kepada para hamba-Nya dan meminta agar mereka mau melaksanakannya. Dia tidak mewajibkannya atas mereka. Dia hanya berwasiat kepada mereka sebagai wujud rahmat-Nya kepada umat Muhammad. Allah telah mewasiatkan kepada mereka untuk saling berbelas kasih antar sesama mereka. Dia telah memberikan contoh dalam al-qur'an, yaitu kasih sayang Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Allah berfirman,"Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan ia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud". QS.Al-Fath:29.

Kasih sayang antar sesama inilah yang diminta Allah dari hamba-hamba-Nya yang beriman. Dari kasih sayang ini, kita memohon kepada Allah untuk mewujudkan sebuah masyarakat muslim yang terbangun diatas rasa cinta kasih, sedekah, memerintahkan pada yang baik dan mendamaikan antar sesama. Allah berfirman,"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar". QS.An-Nisa:114.

Barangsiapa yang tidak melaksanakan perintah Allah dan bermalasa-malasan dalam melakukannya, sungguh ia telah menyia-nyiakan sebuah pahala yang besar. Itu kerugian pertama. Belum lagi, ia juga harus dihukum karena kelalaian tersebut, meski kelak Allah akan mengampuninya pada hari kiamat.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Sungguh, kelak pada hari kiamat Allah akan berfirman,'wahai anak Adam, dulu aku sakit, kenapa kalian tidak menjenguk-Ku'? Mereka menjawab,'Wahai Rabb, bagaimana aku menjengukmu sedang Engkau ialah Rabb semesta alam?' Allah berfirman,'tidakkah kalian mengetahui bahwa hamba-Ku, si fulan sakit, tapi kalian tidak menjenguknya? Tidakkah kalian mengetahui sekiranya kalian menjenguknya, pasti kalian akan mendapati-Ku berada disana'?

"Wahai anak Adam, aku meminta makan kepada kalian, tapi kalian tidak memberi-Ku makan'? Mereka menjawab,'Wahai Rabb, bagaimana kami memberi-Mu makan, sementara Engkau ialah Rabb semesta alam'. Allah berfirman,'Tidakkah kalian mengetahui bahwa hamba-Ku, si fulan meminta makan kepada kalian, tapi kalian tidak memberinya makan? Tidakkah kalian mengetahui sekiranya kalian memberinya makan, niscaya kalian akan mendapatinya berada disisi-Ku'.

"Wahai anak Adam, Aku meminta minum kepada kalian, tapi kalian tidak memberi-Ku minum'? Mereka berkata,' duhai Rabb, bagaimana kami memberi-Mu minum sedang Engkau ialah Rabb semesta alam'. Allah berfirman,'tidakkah kalian mengetahui bahwa hamba-Ku, si fulan meminta kepada kalian tapi kalian tidak memberinya minum? Tidakkah kalian mengetahui, sekiranya kalian memberinya minum, pasti kalian akan mendapatinya berada disisi-Ku".

HISAB YANG BERAT

Golongan yang akan dihisab dengan hisab yang berat, penuh dengan desakan dan pertanyaan yang mendetail. Merekalah orang-orang yang bisa dipastikan akan celaka dan diazab. Sebagaimana sabda Rasulullah, "Barangsiapa yang didedak dalam hisabnya, ia pasti akan diazab". Ini juga sebagaimana yang Allah sebut dalam firman-Nya dengan hisab yang  buruk,"Dan takut kepada hisab yang buruk". QS.Ar-Ra'du:21

Ayat tersebut menggambarkan  sifat orang yang beriman dengan benar, yang takut terhadap hisab yang buruk. Maksudnya, bahwa kelak akan ada hisab yang  buruk dimana telah diingatkan bahwa hisab tersebut ialah  hisab yang keras, ketat dan perdebatan secara rinci dari Allah. Sebagaimana Allah akan mengampuni dan memaafkan orang mukmin, menghapuskan dosa mereka, mengasihi mereka dan mendekatkan  mereka kepada-Nya, maka Dia juga akan memeriksa dengan seksama dan sangat detail dalam menghisab manusia yang lain, para pelaku maksiat dan dosa-dosa besar.

Berapa banyak kaum muslimin yang meninggal dunia, sedang mereka belum melaksanakan kewajiban shalat, zakat, puasa dan haji? Berapa banyak kaum muslimin yang meninggal dunia, sedang mereka para pelaku dosa-dosa besar, seperti zina, riba, memakan harta anak yatim, berbuat jahat terhadap orang, berakhlak buruk, tidak suka berbuat baik, tidak mencegah yang mungkar dan tidak menyetujui yang makruf? Berapa banyak diantara mereka yang menjadi orang munafik, penjilat, dan pembohong. Mereka selalu berusaha menumpuk harta serta hanya ingin memuaskan hawa nafsu dan kesenangan, hingga tak lagi mengindahkan dan takut akan larangan Allah?

Berapa banyak wanita muslimah yang telanjang, memamerkan auratnya, berpakaian tapi telanjang, melenggak-lenggokkan tubuhnya, genit serta gemar bernyanyi dan berjoget. Mereka menjadi budak musik dan selalu berusaha mewujudkan impian. Ingin mendapatkan ketenaran dan hanya menuruti hawa nafsu semata. Akhirnya, mereka pun menjadi sesat serta menyesatkan banyak para lelaki dan pemuda.

Berapa banyak wanita yang suka berdusta dan berbohong, penipu dan pembuat tipu daya, yang seringkali menjerumuskan kaum laki-laki? Berapa banyak diantara mereka yang sering mengucapkan sumpah palsu? Berapa banyak diantara mereka yang suka mengghibah dan membuat fitnah? Berapa banyak diantara mereka yang suka mencela dan menjelekkan wanita lain? Berapa banyak wanita yang kerjanya hanay mengurusi mode baju dan berdandan serta model perhiasan yang mereka letakkan diwajah dan yang mereka pukulkan ketanah agar dilihat?

Itu semua menunjukkan, tidak semua muslim telah benar-benar muslim. Tidak semua mukmin benar-benar beriman dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kata Islam dan iman. Karenanya, setiap mukmin dan muslim harus komitmen dengan nilai-nilai tersebut. Sebab, jika tidak, maka keimanan dan keislaman itupun akan hilang dari dirinya. Rasa malu misalnya, jika seseorang, baik itu laki-laki maupun wanita, telah mencabut rasa malu dari dirinya, ia akan berani melakukan berbagai macam perbuatan dosa dan kemaksiatan yang seharusnya membuat kening berkeringat karena rasa malu. Ironisnya, justru banyak sekali wanita yang akan mendapatkan hisab sangat berat disebabkan karena telah menanggalkan pakaian mereka. Selain itu, menyesatkan serta menjadi penyebab kaum lelaki tersesat hingga terjerumus kejurang kemaksiatan, dosa besar, dan perbuatan keji. Rasulullah bersabda,"Aku melihat kesurga, dan ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya ialah kaum fakir, lalu aku melihat keneraka, dan ternyata aku dapati mayoritas penghuninya ialah kaum wanita".HR.Al-Bukhari.

Orang yang akan menerima hisab yang berat ialah mereka yang meninggal dunia, sementara mereka belum sempat berhenti dari perbuatan keji dan dosa besar. Mereka pun menghadap Rabb mereka pada hari kiamat dengan membawa seluruh dosa tersebut, ditambah dengan dosa-dosa yang kecil. Jadi dosa-dosa yang kecil akan terhapus dan diampuni Allah, jika seseorang meninggalkan dosa-dosa yang besar. Namun, jika ia tidak menjauhi dosa besar, maka dosa-dosanya yang kecil pun akan tetap tertulis dalam lembaran catatan amalnya dan tidak akan diampuni. Lalu akan dijadikan satu dengan dosa besarnya. Buktinya ialah bahwa tatkala Allah menyerahkan kitab catatan amal kepada masing-masing manusia agar mereka membacanya, orang-orang kafir, munafik, serta pelaku maksiat dan dosa besar berkata sebagaimana yang Allah kisahkan dalam firman-Nya,"kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis.Dan Rabbmu tidak menganiaya seorangpun jua".QS.Al-Kahfi:49.

Betapa banyak manusia yang termasuk golongan yang disebutkan dalam ayat sebagai orang yang berkata, alangkah celakanya orang yang melampaui batas, berbuat jahat, menganiaya, berbuat sombong, dan merampas hak orang lain? Padahal, Allah telah memberi sebuah ungkapan kepada para hamba-Nya saat didunia bahwa sekiranya mereka mau meninggalkan perbuatan dosa-dosa besar, tentu Allah akan memaafkan dan mengampuni dosa-dosanya. Allah berfirman,"Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf". QS.Asy-syura:37.
"Yaitu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.Sesungguhnya Rabbmu maha luas ampunan-Nya".QS.An-najm:32.

Jauh sebelumnya, Rabb mereka menyeru mereka ketika masih didunia agar mau bertaubat. Dia membiarkan pintu taubat-Nya terbuka lebar-lebar sepanjang hidup mereka, sekiranya mereka mau kembali dan bertaubat dari dosa besar dan segala macam perbuatan keji yang mereka lakukan. Tapi ternyata mereka tidak juga mau kembali. Allah berfirman,"Dan Dia-lah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan".QS.Asy-Syura:25.


Selama mereka tidak bertaubat, dan nyatanya mereka tidak juga bertaubat, maka pada hari kiamat hisab yang akan mereka rasakan sangat pedih, sulit dan sama sekali tidak ada keringanan didalamnya. Allah akan menanyai perbuatan dan perkataan mereka satu persatu dengan sangat detail, yang besar ataupun yang kecil.


Aisyah, Ummul Mukminin, meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"tidak ada seorangpun yang dihisab dengan detail pada hari kiamat, kecuali ia pasti akan celaka". Aku pun bertanya,"wahai Rasulullah, bukankah Allah telah berfirman,'adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah'. Maka Rasulullah menjawab,'itu hanyalah penampakan amal. Sebab, tidak seorangpun yang didesak dalam hisabnya pada hari kiamat, kecuali ia pasti celaka".


Abu Usman berkata,"Al-'Alla' bin Abu Hakim memberitahukan kepadaku bahwa ia adalah ahli pedang andalan Mu'awiyah. Lalu, ada seseorang yang menemuinya dan memberitahukan hadist riwayat Abu Hurairah ini kepadanya. Setelah itu, Mu'awiyah berkata,"orang-orang tersebut telah diperlakukan seperti itu. Lantas, bagaimana dengan nasib yang lain?' Mu'awiyah pun menangis tersedu-sedu sampai kami mengira ia akan mati. Lalu kami katakan,'orang ini telah datang dengan membawa kejelekan'. Lantas, Mu'awiyah siuman, lalu ia mengusap wajahnya dan berkata,'sungguh benar firman Allah,"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan mereka didunia itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan didunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan".QS.Hud:15-16. HR.Ath-Tirmidzi.

Kamis, 29 Desember 2011

MASUK SURGA TANPA DIHISAB

Orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab memiliki amal yang beragam dan tingkatan yang berbeda-beda. Taqpi, semuanya ialah orang-orang mukmin yang beramal dengan benar dan setiap mereka tergantung pada kemudahan yang telah Allah berikan kepadanya selama didunia sehingga untuk beramal, mengikhlaskan niat padanya, demi mencari ridha Allah semata. Saya telah menyebutkan golongan ini sebelumnya. Yaitu, orang-orang yang akan mendapat perlakuan khusus serta kebaikan yang lebih pada saat pertemuan dengan-Nya dan penampakan amal dihadapan Allah.

Lantas, siapakah mereka, orang-orang yang akan masuk surga tanpa dihisab? Berapa banyak jumlah mereka? Serta bagaimana ciri-ciri mereka?

     1.ORANG-ORANG YANG BERTAWAKAL KEPADA ALLAH.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahih-Nya,bab tujuh puluh ribu orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Beliau menyandarkan riwayat hadist ini kepada Ibnu Abbas yang berkata bahwa Rasulullah bersabda,"telah diperlihatkan kepadaku berbagai umat dari seluruh manusia. Ada seorang Nabi yang lewat bersama satu umat, kemudian ada seorang Nabi yang lewat bersama beberapa orang, dan ada Nabi yang lewat bersama 10 orang, dan ada Nabi yang lewat bersama 5 orang, dan ada Nabi yang lewat seorang diri. Setelah itu, aku melihat tiba-tiba ada sekelompok manusia yang sangat banyak. Aku pun bertanya,'wahai jibril, apakah mereka itu umatku?' ia menjawab,'bukan, tapi lihatlah ke ufuk sebelah sana!' Maka akupun melihatnya dan ternyata ada sekelompok manusia yang lebih banyak lagi. Lantas, jibril berkata,'mereka itu umatmu. Jumlah mereka 70 ribu orang, diantara mereka ada yang pertama kali akan masuk kedalam surga tanpa hisab tanpa azab'. Aku bertanya,'mengapa demikian?' Beliau menjawab,'sebab mereka dahulu tidak berobat dengan kay(besi yang dipanasi), tidak minta di ruqyah, tidak tathayyur dan hanya bertawakkal kepada Rabb mereka".

Abu Bakar Ash-Shiddiq meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"aku telah diberi 70 ribu orang yang akan masuk surga tanpa hisab, wajah mereka laiknya rembulan dimalam purnama, hati mereka sama seperti hati satu orang. Lalu, akupun meminta tambahan lebih banyak dari itu, hingga Allah memberikan tambahan yaitu satu orang akan menambah 70 ribu orang".

Utbah bin Abd As-Sulamy meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,'sungguh Rabbku berjanji kepadaku kalau Dia akan memasukkan 70 ribu orang dari umatku kedalam surga tanpa hisab. Kemudian, setiap seribu dari mereka akan memberikan syafaat kepada 70 ribu orang lainnya. Setelah itu, Rabbku akan menciduk dengan kedua telapak 3x cidukan'. Umar pun bertakbir dan berkata,'sungguh, 70 orang pertama akan Allah izinkan untuk membertikan syafaat kepada orangtuanya, anak-anaknya dan keluarganya. Dan aku berharap agar Allah menjadikanku sebagai salah satu orang yang masuk golongan-golongan yang terakhir". HR.Ath-Thabrani.

     2. ORANG-ORANG YANG SELALU MELAKSANAKAN SHALAT MALAM

Asma bin Yazid meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,'manusia akan dikumpulkan disebuah padang, lalu tiba-tiba ada suara yang menyeru,'dimanakah orang-orang yang lambungnya jauh dari pembaringannya?' mereka pun bangkit dan jumlah mereka adalah sedikit, lalu masuk kedalam surga tanpa dihisab. Setelah itu, baru kemudian diperintahkan seluruh manusia untuk dihisab". HR.Al-Baihaqi.

     3. ORANG YANG MEMBACA AL-QUR'AN HANYA MENGHARAP RIDHA ALLAH DAN SEORANG HAMBA YANG MEMPERBAGUS HUBUNGAN DIRINYA DENGAN ALLAH.


Ibnu umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"ada 3 golongan yang tidak akan merasa ngeri terhadap guncangan yang dahsyat pada hari kiamat, dan mereka tidak akan mendapat hisab serta merteka akan berada dibukit pasir yang wangi semerbak kesturi sampai proses penghisaban seluruh makhluk selesai. Yaitu orang yang membaca Al-Qur'an hanya mengharap ridha Allah, orang yang memperbagus hubungan dirinya dengan Rabbnya, dan orang yang memperbagus hubungan dirinya dengan bawahannya". HR.Ath-Thabrani.


     4. ULAMA YANG MENGAMALKAN ILMUNYA


Tsa'labah bin Al-hakam meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"pada hari kiamat,Allah akan berfirman kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya, 'sungguh aku tidaklah menjadikan ilmu-Ku dan hukum-Ku ada pada diri kalian melainkan karena aku ingin mengampuni kalian atas semua perbuatan kalian yang telah lalu dan aku tidak peduli".


Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"pada hari kiamat Allah akan membangkitkan seluruh hamba-Nya kemudian memisahkan para ulama dan berfirman,'wahai para ulama, sungguh aku tidak meletakkan ilmu-Ku pada diri kalian agar Aku mengazab kalian. Pergilah kalian sebab Aku telah mengampuni dosa kalian".


     5. PARA SYUHADA DAN ORANG-ORANG YANG SUKA MEMAAFKAN ORANG LAIN.


Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad hasan, dari Anas bin Malik bahwa Nabi bersabda, apabila seluruh hamba telah berdiri menantikan hisab masing-masing, datanglah satu kaum sambil meletakkan pedang pada leher mereka yang berlumuran darah. Merekapun berdesakan memenuhi pintu surga. Lalu ada yang bertanya,'siapakah mereka itu?' lantas dijawab,'mereka adalah para syuhada yang dahulu setelah gugur mereka hidup disisi Rabbnya dengan mendapat curahan rezeki. Kemudian ada suara memanggil,'orang yang pahalanya ada pada Allah hendaknya ia berdiri dan masuk kedalam surga!' Lalu Dia menyeru untuk kedua kalinya,'orang yang pahalanya ada pada Allah hendaknya ia berdiri dan msauk kedalam surga!' Lantas ada yang bertanya,'siapakah mereka yang kedua yang pahalanya ada pada Allah?' Nabi bersabda,'merekalah orang-orang yang suka memaafkan orang lain. Kemudian Allah memanggil untuk ketiga kalinya,'orang yang pahalanya ada pada Allah hendaknya ia berdiri lalu masuklah kedalam surga'. Lalu berdirilah beberapa ribu orang, lantas mereka masuk kedalam surga tanpa dihisab".


     6. ORANG-ORANG YANG SELALU MEMUJI ALLAH DALAM KEADAAN LAPANG DAN SUSAH SERTA ORANG YANG TIDAK TERLALAIKAN DENGAN JUAL BELI BERDAGANG DARI MENGINGAT ALLAH.


Imam Al-baihaqi meriwayatkan dalam kitab Asy-syu'ab, juga diriwayatkan Ibnu Murdawaih, Ibnu Abi Hatim dan selain mereka, dari Asma binti Yazid bahwa Rasulullah bersabda,"pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan seluruh makhluk disebuah padang yang jika ada siapa saja yang menyeru akan terdengar dan dapat terlihat dengan mata seluruhnya. Maka berdirilah penyeru yang memanggil,'dimanakah orang-orang senantiasa memuji Allah, baik dalam kondisi susah maupun senang?' Maka berdirilah mereka dan jumlah mereka hanya sedikit, lalu mereka masuk kedalam surga tanpa dihisab. Kemudian penyeru itu kembali memanggil,'dimanakah orang-orang yang lambungnya jauh dari pembaringan?' Maka mereka pun bangkit dan jumlah mereka hanya sedikit, lalu mereka masuk kedalam surga tanpa dihisab. Lalu penyeru tersebut memanggil,'dimanakah orang-orang yang tidak terlalaikan dengan jual beli dan berdagang dari mengingat Allah?' Maka mereka pun bangkit dan jumlah mereka hanya sedikit, lantas mereka masuk kedalam surga tanpa dihisab".

ORANG -ORANG YANG BERUBAN DALAM ISLAM

Uban akan menjadi cahaya bagi pemiliknya pada hari kiamat, jika pemiliknya seorang muslim yang benar, saleh dan meninggal dalam ketaatan kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadist shahih.

At-tirmidzi dan An-Nasa'i meriwayatkan dari ka'ab bin Murrah bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang beruban didalam islam, uban itu akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat".

Al-baihaqi meriwayatkan dalam syu'abul man dengan sanad jayyid, dari Abdullah bin amru yang berkata bahwa Rasulullah bersabda,"uban ialah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seorang mukmin pun yang beruban didalam Islam, kecuali dari setiap uban itu ia akan mendapatkan satu kebaikan dan akan ditinggikan satu derajat untuknya".

Hadist ini dikuatkan hadist riwayat Abu Hurairah yang sanadnya marfu' sampai kepada Rasulullah beliau bersabda,"Janganlah kamu mencabut uban, sebab ia akan menajdi cahaya pada hari kiamat. Karena, barangsiapa yang beruban didalam Islam, dengannya akan dituliskan baginya satu kebaikan, akan dihapuskan dari satu kesalahan, dan akan ditinggikan baginya satu derajat"

ORANG-ORANG YANG MENANGGUHKAN ORANG YANG BELUM MAMPU MEMBAYAR HUTANG SERTA MERELAKAN UTANG ORANG YANG TIDAK MAMPU MEMBAYARNYA DENGAN MENYEDEKAHKANNYA

Allah berfirman,"Dan jika orang yang berutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan sebagian atau semua utang itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui". QS.Al-baqarah:280.

Rasulullah telah bersabda mengenai keutamaan dan pahala orang yang menangguhkan waktu bagi orang yang belum mampu membayar atau bahkan merelakannya dijalan Allah. Dengan satu harap, kiranya kelak Allah juga akan merelakan (memaafkan) kesalahannya pada hari kiamat sebagaimana ia telah merelakan hutang sesama manusia dan memaafkan mereka.

Abu Yasar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang menangguhkan utang bagi orang yang belum mampu membayarnya atau merelakannya, Allah akan menaunginya dibawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya". HR.Muslim

Abu Qatadah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang memberi keringanan kepada orang yang berhutang kepadanya dan menghapuskan utang darinya, pada hari kiamat kelak ia akan berada di bawah naungan singgasana Allah".

Demikian pula dengan orang-orang yang mau membayarkan hutang orang lain yang tak mampu melunasinya, Al-Madyunin (orang dililit hutang), yang terjepit berbagai permasalahan sehingga tak mampu membayar hutangnya. Bagi mereka, dengan izin Allah, akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang telah disebutkan Rasulullah dalam hadist tadi.

Imam Nasa'i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih, dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda,"Sesungguhnya ada seorang yang tidak pernah beramal sama sekali, tapi ia mengutangi orang lain dan ia selalu mengatakan kepada utusannya yang ditugasi untuk menagih utang, ambillah utang dari orang yang mampu membayarnya, dan tinggalkan orang yang tidak mampu membayarnya serta relakanlah utang tersebut, semoga Allah juga merelakan dosa kita (memaafkan kita)'. Maka tatkala ia meninggal dunia, ia pun ditanya,'pernahkah kamu beramal baik?'ia menjawab,'belum pernah. Akan tetapi, aku memiliki seorang pembantu dan aku mengutangi orang. Jika aku menyuruhnya untuk menagih hutang, selalu kukatakan kepadanya, ambillah hutang dari orang yang mampu membayarnya, dan tinggalkan orang yang tidak mampu membayarnya serta relakanlah utang tersebut, semoga Allah juga merelakan dosa kita'. Maka Allah berfirman,"aku telah memaafkanmu".

ORANG-ORANG YANG BERTAUBAT DENGAN SEBENAR-BENARNYA

Sungguh, orang yang telah bertaubat dari perbuatan dosa seperti orang yang tak memiliki dosa. Karenanya, siapa yang bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat, berjanji kepada Allah kalau ia tak akan mengulangi lagi maksiat serta dosa dan perbuatannya yang keji, betul-betul berniat untuk bertaubat-Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam jiwa makhluk-Nya serta siapa yang bertaubat dengan sebenar-benar taubat-kelak pada hari perjumpaan dengan-Nya dan saat seluruh amal dinampakkan, taubat nasuha-Nya itu akan tampak disisi Allah. 

Jika seorang mukmin benar-benar bertaubat, niscaya ia akan melihat balasan dari Allah, berupa rahmat dan belas kasih-Nya yang meliputi sebagian besar dari manusia yang tengah menanti dipadang mahsyar. Anda akan mendapati bahwa Allah telah mengganti seluruh kesalahannya menjadi kebaikan. Padahal, saat orang yang telah bertaubat tersebut membaca catatan amalnya sebagaimana firman Allah dalam ayat"Bacalah kitabmu",yang pertama kali ia rasakan ialah rasa terkejut dan takut. Sebab ia mendapati semua dosanya masih ada dalam catatannya. Tapi, itu semua agar ia melihat dan ingat dosa-dosa dimasa lalunya. Setelah itu, Allah mengganti semua kesalahan itu dengan kebaikan. Sebagaimana janji Allah dalam firman-Nya:"Kecuali orang-orang yang betaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang".QS.Al-Furqan:70.

Allah berfirman,"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam jannah yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersamanya; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan,'Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu". QS.At-Tahrim:8.

Allah juga telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertaubat dan yang memohon ampun atas dosa-dosa mereka saat sedang bertaubat, bahwa Allah akan memberikan ampunan-Nya dan surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Allah berfirman,"Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal". QS.Ali-Imran:135-136.

Rabu, 21 Desember 2011

KEUTAMAAN SHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD

Membaca shalawat keatas Nabi Muhammad ialah salah satu perintah Allah kepada seluruh kaum mukminin. Allah telah mengawali bacaan shalawat tersebut dari diri-Nya yang maha besar lagi maha tinggi. Kemudian, yanng mengucapkan shalawat selanjutnya ialah para malaikat-Nya. Lalu, setelahnya Allah memerintahkan kaum mukminin untuk membacakan shalawat kepadanya. Semoga sebaik-baik shalawat dan salam tercurah kepada beliau. Allah berfirman,"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".QS.Al-Ahzab:56.

Sunnah Nabi telah memperinci tata cara bershalawat kepada beliau, menerangkan maksud serta artinya dan pahalanya yang sangat besr, juga kedudukannya yang paling utama, paling mulia dan agung. Yaitu, syafaat Rasulullah pada hari kiamat bagi orang-orang yang bershalawat kepada beliau.

Abu Darda meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang membaca shalawat keatasku 10x pada pagi hari dan sore hari, ia akan mendapatkan syafaatku kelak pada hari kiamat".HR.Ath-Thabrani.

Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Sungguh, orang yang paling dekat denganku dan paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat kelak ialah orang yang paling banyak membaca shalawat keatasku".HR.At-Tirmidzi.

Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang bershalawat keatasku 1x, Allah akan bershalawat kepadanya 10x, akan menghapus darinya 10 kesalahan, serta akan mengangkatnya sepuluh derajat". HR.Al-Hakim & An-Nasa'i.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh mahir ahmad ash-shufi.

KEUTAMAAN TASBIH

Tasbih ialah mengingat Allah serta mengagungkan kebesaran-Nya dan kekuatan yang diusahakan oleh zat manusia. Begitu agungnya urusan tasbih ini, hingga Allah mengawali tujuh buah surat dalam Al-Qur'an dengan tasbih. Diantaranya firman Allah,
"Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi. Raja, yang maha suci, yang maha perkasa lagi maha bijaksana". QS.Al-Jum'ah : 1.
"Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi; dan Dia-lah yang maha perkasa lagi maha bijaksana". QS.As-Shaf : 1.

Allah juga telah menyebutkan tasbih beserta orang-orang yang bertasbih serta keutamaannya didalam 91 ayat suci dalam alquranul Karim. Ini jelas menunjukkan, betapa tasbih memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah. Juga menunjukkan, betapa pentingnya tasbih dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim didunia.


Rasulullah telah memberikan keutamaan tasbih dan pengaruhnya yang sangat besar dalam kehidupan pribadi seorang muslim.


Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Sungguh, ucapan yang paling Allah cintai ialah Subhanallah wa bihamdih (maha suci Allah dan dengan pujian-Nya)". HR.Muslim.


Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang mengucapkan, Subhanallah wa bihamdih (maha suci Allah dengan pujian-Nya) dalam sehari sebanyak 100x, segala dosanya akan dihapus meski sebanyak buih dilautan". HR.Al-Bukhari.


Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh mahir ahmad ash-shufi.

KEUTAMAAN DZIKIR KEPADA ALLAH

Arti zikir secara umum ialah engkau hadirkan keagungan Allah didalam hatimu, engkau jadikan lisanmu basah dengannya, serta engkau masukkan kedala hati dan akalmu sehingga kamu bisa menundukkannya kepada kekuasaan Allah, kebesaran, kekuatan dan keesaan-Nya.

Adapun zikir dari hakikat bentuknya ialah ibadah yang berupa doa, istighfar, penyerahan diri, mengakui nikmat Allah dan semua pemberian-Nya, serta mengakui ke maha kuasaan Allah. Inilah jalan menuju pahala dan kebaikan, serta kekuatan yang cukup menjamin untuk dapat menggerakkan kekuatan iman. Allah berfirman,"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Dan Dia adalah maha penyayang kepada orang-orang yang beriman". QS.Al-Ahzab:41-43.

Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Sebaik-baik zikir ialah La ilaha illallah". HR.Ibnu majah.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"tidaklah satu kaum yang duduk mengingat Allah, kecuali para malaikat akan mengerumuni mereka, rahmat akan dicurahkan kepada mereka, dan Allah akan menyebut mereka dikalangan makhluk yang ada disisi-Nya". HR.Muslim.

Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Bergembiralah kalian dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang datang setelah kalian, bahwa barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dengan jujur dari dalam hatinya, ia pasti akan masuk surga". HR.Ahmad.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

KEUTAMAAN ISTIGHFAR

Allah dan Rasul-Nya telah menjadikan istighfar memiliki posisi yang penting, peranan yang besar, keutamaan yang banyak, dan pahala yang mulia. Bahkan, keutamaannya melingkupi dunia dan akhirat. Allah tidak cukup hanya memberikan pahalanya kelak diakhirat. Akan tetapi, Allah telah menjadikan pahala istighfar serta balasan dan manfaatnya juga akan dirasakan seorang mukmin sebagai sebuah kenikmatan didunia. Selain itu, Allah telah mengulur kebaikan dan pahalanya yang besar sampai kelak diakhirat agar seorang mukmin dapat menikmati kebaikan dan pahala tersebut sebagai sebuah nikmat yang sesuai dengan keabadian yang mereka dapatkan.

Istighfar baik secara umum maupun secara makna khusus merupakan sebuah ikatan erat tali yang kuat yang menghubungkan antara seorang hamba dengan Rabbnya. Sementara tali yang kuat tersebut merupakan keridhaan dari Allah. Manakala Allah telah meridhai seseorang, maka akan terbuka baginya semua pintu rahmat Allah baik itu didunia maupun diakhirat.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, Allah akan membuatkan jalan keluar baginya dari setiap kesempitannya, akan menjadikan kegembiraan dari segala kesusahan dan akan memberinya rezeki dari arah yang tak terduga." HR.Abu Daud.

Hadist Nabi yang mulia ini telah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya makna istighfar. Menegaskan bahwa istighfar dan doa ialah sama. Sebab, seseorang akan berdoa memohon kepada Rabbnya karena dadanya sesak, hatinya yang sedih, dan rezekinya yang sempit. Sementara dengan istighfar, Allah akan memberikannya semua.

Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang ketika hendak berbaring ditempat tidurnya mengucapkan,'saya memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada Ilah selain Dia, zat yang maha hidup dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya), dan aku bertobat kepada-Nya' sebanyak 3x, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih dilautan, sebanyak daun pepohonan, sebanyak pasir digurun sahara, dan meski sebanyak jumlah seluruh hari didunia". HR. Ahmad.

Ubadah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang memintakan ampun untuk kaum mukminin dan mukminah, Allah akan menulis baginya satu kebaikan dari setiap orang". HR. Ath-Thabrani.

Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Sungguh bahagia orang yang mendapati dalam catatan amalnya terdapat istighfar yang banyak". HR. Ibnu Majah.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

Senin, 19 Desember 2011

ORANG-ORANG YANG SELALU MENJAGA SHALATNYA, PEMAKMUR MASJID DAN YANG SUKA BERJALAN MENUJU MASJID

Orang yang selalu menjaga shalat, memakmurkan masjid, serta memperbanyak langkah menuju masjid ialah orang mukmin yang hakiki. Allah telah menyebut mereka sebagai orang-orang yang beriman, bertaqwa dan wara'. Mereka akan mendapatkan keamanan, kemuliaan dan ampunan dari Allah atas segala dosa dan kesalahannya jika ada. Sebab, masjid tidak akan dimakmurkan, kecuali oleh orang-orang yang berhati bersih. Yaitu, hati orang mukmin yang jujur dan bertaqwa. Merekalah orang-orang yang akan ditinggikan derajatnya serta akan dihiasi dengan hiasan kemuliaan dan kehormatan saat mereka berada dihadapan Allah. Allah berfirman,"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yanng diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". QS. At-Taubah:18.

Allah telah memuji mereka dibeberapa ayat dalam Al-Qur'an. Barangsiapa yang Allah sanjung, berarti ia telah mendapat keberuntungan yang besar. Allah berfirman,"Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah kami rezekikan kepada mereka". QS.Al-Hajj:35.
"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik". QS.Ar-Ra'du:22.

Allah juga telah menjanjikan kepada mereka dengan kemenangan dan pahala yang besar, dihari pertemuan dengan-Nya, ditempat yang sangat agung ini. Allah akan menunjukkan orang yang beriman dan bertaqwa. Derajat merekapun akan ditinggikan serta mereka akan merasa aman dari ketakutan dan ketegangan pada hari itu. Allah berfirman,"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya". QS.Al-Mukminun:2-3.
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah, dan dari mendirikan sembahyang, dan dari membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari di hari itu hati dan penglihatan menjadi guncang. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas". QS. An-Nur:37-38.

Rasulullah juga telah menjelaskan bahwa seorang mukmin, jika ia keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat dimasjid, tidaklah ia melangkah, kecuali dalam setiap langkahnya akan ditinggikan satu derajat dan akan dihapus satu kesalahannya.

Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda,"Shalatnya seseorang dengan berjamaah melebihi shalatnya dirumah atau dipasar sebanyak dua puluh lima derajat. Hal ini disebabkan jika seseorang berwudhu, lalu ia membaguskan wudhunya, kemudian datang ke masjid dan tidak berniat selain menunaikan shalat jamaah, maka tidaklah ia melangkahkan kaki satu langkah kecuali Allah akan meninggikannya satu derajat dan menghapus satu kesalahannya sampai ia masuk kedalam masjid". HR. Al-Bukhari

7 GOLONGAN YANG AKAN DINAUNGI OLEH ALLAH, PADA HARI TIDAK ADA NAUNGAN SELAIN NAUNGAN-NYA

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya :Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Rabbnya, seorang yang hatinya terikat dengan mesjid, dua orang yang saling menyayangi karena Allah, keduanya bertemu dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diminta oleh perempuan yang mulia lagi cantik (untuk berzina) lalu ia berkata,'sungguh aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi hingga tangan kanannya, dan seseorang yang menyendiri berzikir kepada Allah lalu bercucuranlah airmatanya'. HR. Al-Bukhari.

Hadist ini sangat jelas kata-katanya. Selain itu, maknanya lugas dengan ungkapan yang sangat mudah dipahami semua orang. Mereka (7 golongan tersebut) akan mulai dinaungi dengan naungan Arsy sejak detik pertama mereka dibangkitkan dipadang mahsyar. Keadaan mereka itu terus berlanjut berada dalam kehormatan yang tidak akan berkurang sampai saat ditampakkannya amal kepada Allah serta berdiri dihadapan-Nya untuk menerima hisabnya. Apabila telah berdiri, saat itulzh mereka akan mendapatkan penghormatan, janji dan rahmat dari Allah.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

MEMAKAN HARTA ANAK YATIM DENGAN CARA ZALIM

Allah telah menjelaskan kepada kita dalam kitab-Nya tentang besarnya dosa memakan harta anak yatim dengan cara zalim. Dia mengancam orang yang memakannya dengan api yang akan memenuhi perut dan lambung mereka. Allah berfirman,'Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang  buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan menukar dan memakan itu, adalah dosa yang besar". QS. An-Nisa : 2.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

Minggu, 18 Desember 2011

TUKANG SIHIR DAN TUKANG RAMAL

Allah telah mengancam tukang sihir dan tukang sulap dengan azab yang pedih serta kehinaan dan kerendahan kelak pada hari kiamat, tatkala amal mereka ditampakkan dihadapan Allah dan dilakukan hisab atas mereka. Allah berfirman,"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (mereka mengatakan bahwa sulaiman itu mengerjakan sihir) padahal sualiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat dinegeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seorangpun sebelum mengatakan,'sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir'. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu ahli sihir tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui". QS. Al-Baqarah : 102.

Firman-Nya,"Tiadalah baginya keuntungan diakhirat, maksudnya kelak pada hari kiamat, mereka sama sekali tidak memiliki kebaikan sedikitpun, atau tidak memiliki timbangan kebaikan.

Rasulullah tidak menganggap remeh masalah sihir dan tukang sihir. Selain itu, menyebutkan bahwa orang yang mendatanginya ada 2 macam hukumnya. Sebagian Ummul Mukminin meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan sesuatu kepadanya, mkaa shalatnya selama 40 malam tidak akan diterima. HR. Muslim.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia mempercayai apa yang diucapkannya, berarti ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. HR. Ahmad.

Ini adalah hukuman bagi orang yang mendatangi tukang sihir atau tukang ramal. Lantas, bagaimana dengan hukum orang yang menjadi tukang sihir dan tukang ramal serta apa hukuman keduanya saat bertemu dengan Allah?

Cukuplah sebagai dalil bahwa syirik merupakan dosa yang paling besar ialah bahwa Rasulullah telah memasukkannya kedalam daftar 7 dosa besar yang membinasakan. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Jauhilah 7 dosa yang membinasakan. Para sahabat bertanya,'Wahai Rasulullah apakah itu?' Beliau menjawab,'Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, serta menuduh orang mukminah yang baik berbuat zina". HR. Bukhari.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

ORANG YANG MEMINTA-MINTA TAPI BERKECUKUPAN REZEKINYA

Orang yang telah diberi Allah kekayaan sehingga tak perlu lagi meminta orang lain. Selain itu, Allah juga telah memberinya rezeki yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya, namun ia masih mengemis dan meminta dikasihani manusia lainnya. Ini berarti ia mengingkari anugerah dan nikmat yang telah Allah berikan kepadanya sehingga bisa mencegahnya untuk tidak mengemis kepada orang. Akan tetapi, ia tidak merasa malu mengemis kepada orang. Oleh sebab itu, kelak Allah akan membangkitkan mereka dalam kondisi wajah mereka yang penuh luka cakaran mereka sendiri. Sebagai tanda pembeda baginya sehingga menambah kehinaan dan kerendahannya.

Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang meminta-minta sedang ia memiliki sesuatu yang bisa mencukupinya, maka permintaannya akan datang pada hari kiamat dengan luka cakaran dan gigitan diwajahnya. Seseorang bertanya,'berapakah batas kecukupan tersebut? Beliau menjawab,'lima puluh dirham atau emas yang senilai dengan itu". HR. Abu Daud.

Betapa banyak para pengemis seperti ini pada zaman kita sekarang. Betapa banyak orang yang meminta-minta kepada manusia, lalu setelah diselidiki ternyata mereka orang-orang kaya dan memiliki harta yang melimpah. Tentu Allah lebih mengetahui keadaan mereka. Kelak pada hari kiamat, mereka akan dihisab oleh Allah.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

PENGUASA MENUTUP DIRI DARI RAKYATNYA

Seorang penguasa telah Allah angkat dengan perintah-Nya, kehendak-Nya, dan kekuasaan-Nya agar ia mengatur rakyatnya. Dia mewajibkan kepadanya untuk memerhatikan urusan mereka dan memenuhi kebutuhan materi. Namun, apabila seorang penguasa menutup diri dari rakyatnya, tidak peduli dengan kemaslahatan, tuntutan, kebutuhan dan urusan mereka, Allah juga akan menutupinya pada hari kiamat dari makhluk-Nya dan kebutuhannya disisi Allah.

Abu Maryam Al-Azdi meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang dipercaya mengurusi urusan kaum muslimin sekecil apapun, lalu ia menutup diri tidak mau keluar untuk memenuhi kemiskinan, kebutuhan, kefakiran dan kekurangan rakyatnya, pada hari kiamat Allah pun tidak akan mau memenuhi keperluan, kebutuhan, kefakiran dan kekurangannya. HR.Abu Daud.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

ORANG YANG MERAMPAS TANAH ORANG LAIN

Hak manusia satu dengan yang lain sangatlah banyak. Tapi diantara hak-hak tersebut ada beberapa hak yang Allah anggap besar urusannya. Sehingga, kelak pada hari kiamat akan menjadi bencana yang besar bagi siapa saja yang melanggarnya. Diantara hak yang akan dihukum berat bagi yang melanggarnya dan akan dihinakan pada hari kiamat ialah orang yang merampas dan merebut tanah milik orang lain.

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah yang bukan miliknya, ia akan ditenggelamkan pada hari kiamat sampai kedalam tujuh lapisan bumi".

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

ORANG YANG SELALU MENGUNGKIT PEMBERIANNYA

Jenis manusia semacam ini sangat dibenci Allah. Dalam kitab-Nya yang mulia, Allah telah menjelaskan  kejelekan, keburukan, gangguan dan bahayanya mereka terhadap orang-orang fakir miskin. Allah berfirman, "Orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan si penerima, mereka memperoleh pahala disisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima. Allah maha kaya lagi maha penyantun. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima". QS.Al-Baqarah : 262-264.

Rasulullah juga telah menerangkan hukuman orang yang selalu mengungkit pemberiannya dan orang yang menyakiti hati manusia dengan sedekahnya. Rasulullah bersabda,"Ada 3 golongan yang tidak akan Allah ajak bicara kelak pada hari kiamat, tidak akan Allah sucikan, tidak akan Allah lihat, dan bagi mereka azab yang pedih. Orang yang menjulurkan celananya sampai dibawah mata kaki, orang yang memberi tapi suka mengungkit-ungkit pemberiannya, orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu. HR. Muslim & Ahmad.

Maka bayangkanlah hukuman bagi orang yang selalu mengungkit pemberiannya tatkala mereka berdiri dihadapan Allah dimana waktu itu amal mereka ditampakkan. Allah tidak mengajak bicara, tidak akan menyucikan, serta tidak akan melihat kepada mereka. Betapa besar kerugian mereka dan berapa banyak rahmat Allah yang tidak mereka peroleh. Sekiranya mereka diam dan tidak mengungkit-ungkit pemberiannya, sudah pasti akan memperoleh pahala yang berlipat ganda dari sedekahnya. Bahkan, mereka akan mendapatkan surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

Jumat, 16 Desember 2011

ORANG-ORANG YANG SOMBONG

Sombong termasuk dosa yang paling besar. Ia merupakan kejahatan besar yang merongrong kekuasaan Allah. Allah sangat murka terhadap orang-orang yang sombong. Dia akan membangkitkan dan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam kondisi yang sangat terhina dan rendah.

Muslim dan Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah dengan lafal,"Orang yang paling Allah benci pada hari kiamat dan yang paling buruk serta paling dimurkai Allah ialah orang yang menamai 
dirinya sang raja diraja, tidak ada raja selain Allah".

Orang-orang yang sombong bermacam-macam pada hari kiamat. Orang yang sombong tidak mesti harus seorang tuan, orang kaya atau juragan. Bahkan, diantara mereka ada yang fakir, tapi ia menyombongkan kefakirannya.

Termasuk golongan orang-orang yang sombong ialah mereka yang menjulurkan celananya sampai dibawah mata kaki karena sombong dan sesat. Abu dzar meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda,"ada 3 golongan yang tidak akan Allah ajak bicara kelak pada hari kiamat dan tidak akan Allah sucikan mereka serta tidak akan Allah lihat , dan bagi mereka azab yang pedih: orang yang menjulurkan celananya sampai dibawah mata kaki, orang yang memberi tapi suka mengungkit-ungkit pemberiannya, orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu". Hr. Muslim.

Maka, barangsiapa yang menyombongkan diri, berarti ia telah menyebabkan Allah murka dan marah besar kepadanya. Sebab, barangsiapa yang terkena kemarahan-Nya berarti sungguh binasalah ia.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

PARA PECANDU MINUMAN KERAS

Merekalah yang hidup dalam keadaan bermaksiat dengan meminum khamer, lalu mati sebelum bertaubat kepada Allah. Sementara itu, kita semua pasti mengetahui bahwa Allah dengan tegas telah mengharamkan minuman keras. Bahkan, Dia telah mengancam para peminumnya dengan siksaan karena telah menyelisihi perintah-Nya. Itu semua disebabkan minuman keras memiliki dua dampak negatif bagi peminumnya didunia.

Pertama, khamer pasti akan membuat peminumnya lupa dari zikir kepada Allah dan kewajiban agamanya. Kedua, khamer dapat merusak akalnya. Sehingga, kemungkinan besar ia akan menelantarkan keluarganya dan menyia-nyiakan mereka sebab hilangnya kepala keluarga dan hilangnya harta karena ia habiskan untuk melakukan perbuatan yang telah Allah haramkan. Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". QS.Al-Maidah:90.

Selain itu, Rasulullah juga telah bersabda dalam banyak hadist beliau, bahwa kelak pada hari kiamat Allah tidak akan berbicara dengan peminum minuman keras. Dia tidak akan menyucikannya dan tidak akan memasukkannya kedalam surga-Nya.

Ibnu Umar meriwayatkan, Rasulullah bersabda,
"Ada 3 golongan orang yang telah Allah haramkan surga bagi mereka. Pecandu minuman keras, orang yang durhaka kepada orangtuanya dan Adf-Dayyuts (orang yang tidak mempunyai kecemburuan terhadap keluarganya) yang membiarkan istrinya berbuat keji (zina)". HR. Ahmad.

Oleh sebab itu, kondisi para pecandu khamer dihadapan Allah sangatlah berat, pedih dan menghinakan. Mereka terhalang dari rahmat Allah dalam penantian tersebut. Selain itu, Allah dan Rasul-Nya tgelah mengancam akan mengharamkan surga bagi mereka serta akan memasukkan mereka kedalam neraka.

ORANG-ORANG YANG MEMAKAN RIBA

Orang yang memakan harta riba dan yang enggan mengeluarkan zakat memiliki hubungan dan kaitan yang cukup erat. Orang yang memakan riba, pada saat yang sama, ia juga pasti enggan menunaikan zakat. Sebab, tidak mungkin orang yang membayarkan hak Allah dalam hartanya akan membiarkan dirinya memakan harta riba. Sebaliknya, tidak mungkin orang yang memakan harta riba akan mau membayarkan hak Allah dalam hartanya (zakat). Sebab, keduanya (orang yang memakan riba dan orang yang tidak mau mengeluarkan zakat) ialah sama. Siksaan yang kelak didapatkan keduanya akan disaksikan oleh mata dan didengar seluruh makhluk.

Alangkah ngerinya siksaan bagi para pemakan riba. Kelak mereka akan dikumpulkan dengan kondisi seperti orang gila. Mereka akan berdiri dan duduk, lalu akan menceracau seperti orang yang kerasukan setan hingga menjadi seperti orang gila dan hilang akal. Allah berfirman,"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba". QS.Al-Baqarah:275.

Karena itu, azab bagi orang yang memakan riba disisi Allah sangatlah keras. Bahkan, dimungkinkan rahmat Allah tidak meliputi orang-orang seperti mereka. Sebab, kejahatan mereka bukan hanya berakibat pada diri mereka sendiri, tapi juga berkaitan dengan hak orang lain. Berapa banyak orang yang telah mereka sakiti. Berapa banyak pula keluarga yang telah mereka kacaukan. Harta kekayaan mereka semakin berkembang dan bertambah banyak yang diperoleh dari hasil kredit orang-orang yang butuh pinjaman kepada mereka karena terdesak.

Mereka menyita rumah dan mengusir penghuninya. Lalu, membangun istana diatasnya. Mereka rampas hasil jerih payah, keringat dan pekerjaan orang lain, lalu meninggalkan mereka terlantar. Maka, sudah sepantasnya Allah untuk mengumpulkan mereka kelak pada hari kiamat dalam kondisi mata terbelalak dan diliputi rasa hina. Kemudian mereka menjadi seperti orang gila. Mereka menceracau dipadang mahsyar. Tidak ada yang mengasihi dan membantu mereka.

Cukuplah sebagai bukti akan besarnya dosa dan kejahatan para pemakan riba ialah bahwa Rasulullah telah memasukkannya kedalam deretan 7 dosa yang membinasakan pelakunya. Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah,
"Jauhilah 7 dosa yang membinasakan. Para sahabat bertanya,'Wahai Rasulullah, apa saja 7 dosa yang membinasakan itu?' Beliau menjawab, 'Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah Allah haramkan darahnya kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, serta menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina'. HR.Al-Bukhari.

Memakan riba merupakan salah satu dosa yang membinasakan pelakunya dan menjerumuskannya kedalam azab Allah pada hari kiamat.


Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

Kamis, 15 Desember 2011

ORANG-ORANG YANG TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN SHALAT

Sungguh Allah telah menjadikan bagi semua ibadah yang diwajibkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya beberapa udzur dan alasan untuk tidak melaksanakannya, terkecuali shalat.

Ya, Allah tidak memberikan udzur apapun baginya. Sebab, Dia telah memerintahkan kepada anak kecil yang berusia 10 tahun untuk melaksanakan shalat, mewajibkannya kepada orang dewasa dan yang sudah renta, baik yang sehat maupun yang sakit, muqim(tinggal) dirumahnya atau sedang bepergian. Dia juga mewajibkannya atas orang buta maupun yang bisa melihat, budak ataupun majikan, dan kepada penguasa atau rakyat jelata.

Tak ada seorangpun dari kaum muslimin yang tidak wajib melaksanakannya. Bagi orang yang tidak mampu melaksanakannya dengan berdiri, wajib dengan duduk. Bagi yang tidak bisa melaksanakannya dengan duduk, wajib dengan berbaring. Bahkan, yang tidak mampu melaksanakannya dengan berbaring, wajib dengan lisannya, hatinya dan fikirannya.

Kalau kita bandingkan, zakat hanya diwajibkan atas orang-orang yang memiliki harta, haji hanya diwajibkan atas orang-orang yang mampu (memiliki bekal dan biaya perjalanan), dan puasa juga hanya diwajibkan atas orang yang mampu melaksanakannya. Sementara shalat, sama sekali tak ada pengecualian dan udzur untuknya. Oleh sebab itu, kelak hisab tentang masalah shalat akan sangat berat pada hari kiamat. Bahkan, Rasulullah sendiri telah membedakan antara orang muslim dan kafir dengan shalat. Beliau bersabda :
"Jaminan yang maish ada antara kita dengan mereka (orang munafik) ialah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah kafir". HR.At-Tirmidzi.

Untuk itu, barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja dan menyengaja, serta mengingkari keberadaannya sebagai sesuatu yang diwajibkan, berarti ia telah kafir secara hukum syar'i. Sebagaimana telah disebutkan Rasulullah dalam salah satu hadistnya. Oleh sebab itu, kelak balasan bagi yang meninggalkannya juga akan terasa sangat berat. Karena, shalat termasuk salah satu rukun islam. Rasulullah telah menjelaskan bagaimana kondisi orang yang meninggalkan shalat ketika mereka sedang dihisab dihadapan Allah pada hari kiamat kelak.

Abu Hurairah meriwayatkan, "aku mendengar Rasulullah bersabda,'sungguh yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat dari amalnya ialah shalat. Jika shalatnya baik, berati ia telah beruntung dan selamat. Namun jika shalatnya rusak, berarti ia telah merugi dan menyesal. Jika shalat wajibnya masih ada yang kurang,Allah akan berfirman, 'lihatlah, apakah hambaku mempunyai pahala shalat sunnah, sehingga kekurangan pada pahala shalatnya yang wajib dapat disempurnakan dengannya.

Namun jika seseorang meninggalkan shalat dengan sengaja selama hidupnya dan ia mati dalam keadaan seperti itu, berarti ia akan dimasukkan kedalam neraka bersama orang-orang kafir. Akan tetapi, ia tidak kekal didalamnya, selama ia masih beriman dan tidak murtad keluar dari agamanya (Islam). Sebab, ia masih termasuk orang yang mengucapkan kalimah Syahadat, la illaha illallah. Orang seperti ini keputusan perkaranya ada ditangan Allah. Jika dalam salah satu kondisi ia mendapatkan syafaat, maka yang mengetahuinya ialah Allah.

Adapun orang yang shalatnya bagus, sebagaimana dalam hadist diatas, ia telah beruntung dan selamat. Namun, jika shalatnya rusak, baik ia melakukannya karena nifak atau riya', berarti ia telah merugi dan sia-sia usahanya. Sementara orang yang shalatnya kurang sempurna, maka akan dilihat apakah ia memiliki pahala shalat sunnah, apakah ia bisa melengkapinya ataukah tidak. Jika pahala shalat sunnah belum bisa melengkapinya, berarti ia akan mendapatkan hisab yang keras karena telah meninggalkan sebuah kewajiban. Adapun jika orang tersebut bermalas-malasan dalam melaksanakan shalat dan terus menerus melupakannya, hanya melaksanakan shalat pada hari jumat saja, atau yang semisal, maka sungguh Allah telah berfirman:"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang tidak shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya' dan enggan menolong dengan barang berguna. QS.Al-Ma'un:4-7.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

KONDISI PARA PELAKU MAKSIAT PADA SAAT HISAB

Kondisi dan tingkatan yang berbeda-beda dialami para pelaku maksiat dari kalangan kaum mukminin yang mentauhidkan Allah pada saat 'ardh (dihadapkan kepada Allah untuk dilihatkan amalnya) dan pada saat dihisab. Satu sama lain tak mengalami kondisi yang sama. Perbedaan kondisi ini mereka alami pula pada saat dibangkitkan dari kubur, berkumpul dan berdiri di padang mahsyar selama 50 ribu tahun. Juga, saat mereka dihadapkan kepada Allah untuk diperlihatkan amalnya sebelum dimulainya fase peradilan dan hisab. Sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
"Dan pada hari itu kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan".QS.Al-Jatsiyah:28.

Kondisi dan tingkatan yang berbeda-beda juga mereka alami pada saat dihisab. Setiap orang tergantung pada amal perbuatannya, derajat keimanannya, dan apa yang diperbuatnya dalam kehidupan dunia, baik atau buruk, ketaatan atau kemaksiatan.

Demikianlah kondisi para pelaku maksiat dari kaum mukminin ketika mereka dihisab berbeda-beda, tergantung pada sedikit banyaknya kemaksiatan dan dosa yang mereka lakukan, kewajiban yang mereka tinggalkan, serta berapa banyak dosa-dosa besar yang telah mereka langgar.

Diantara mereka ada yang hanya melakukan satu dosa besar, dan tidak lebih dari itu. Namun, ada juga yang melakukan dua, tiga bahkan lima macam dosa besar. Diantara mereka ada yang melaksanakan kewajiban puasa, tapi tidak melaksanakan kewajiban shalat. Ada yang melaksanakan shalat dan puasa, tapi tidak menunaikan ibadah haji dan tidak mengeluarkan kewajiban zakat dari hartanya. Diantara mereka ada yang mengeluarkan zakat dari hartanya selama beberapa tahun, tapi tidak menunaikannya pada beberapa thaun. Ada pula yang melaksanakan shalat selama beberapa thaun, tapi meninggalkannya selama beberapa tahun pula.

Diantara mereka ada pula yang melakukan dosa besar dalam setahun satu kali. Namun, ada pula yang melakukannya sebanyak 100x dalam setahun. Diantara mereka ada yang melakukan dosa besar zina, tapi tidak melakukan dosa besar riba dan minum khamer. Diantara mereka ada yang berpura-pura menunaikan seluruh kewajiban-kewajiban-Nya, namun disamping itu ia juga berzina, memakan riba, dan meminum-minuman khamer. Selain itu, masih ada lagi ratusan atau bahkan ribuan kemungkinan dan keadaan para pelaku perbuatan maksiat. Allah berfirman :
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula". QS.Az-Zalzalah:7-8.

Setiap orang memiliki kondisi dan tingkatan yang berbeda-beda dengan orang yang lain pada setiap kejadian yang akan ia lalui pada hari kiamat kelak. Sekiranya ada dua orang yang sama persis disetiap amalnya, akan tetapi yang satu menambah pahala dalam umurnya dengan satu buah shalat wajib yang ia laksanakan dimesjid dengan berjamaah, sementara yang satunya lagi melaksanakannya dirumah, tentu akan ada perbedaan keutamaan diantara keduanya disisi Zat yang tidak akan sia-sia satu kebaikan, meski seberat biji atom sekalipun.

Banyak sekali ayat maupun hadist Rasul yang menerangkan tentang masalah ini. Selain itu, yang menerangkan mengenai hukuman bagi para pelaku dosa besar dan balasan bagi mereka yang berbuat kebaikan dari kalangan orang-orang yang mukmin yang bertakwa. Allah dan Rasul-Nya telah merincikan keadaan-keadaan ini. Menerangkan hukuman dan balasan yang akan mereka dapatkan kelak pada hari kiamat.

Dosa-dosa kecil yang dilakukan orang-orang mukmin telah Allah ampuni selama mereka masih ada didunia dengan keutamaan ibadah dan amal salehnya. Banyak hadist Nabi yang menunjukkan hal ini. Sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan Abu Hurairah:
"Shalat wajib lima waktu, dan antara jumat yang satu dengan yang lain. Serta antara Ramadhan yang satu dengan Ramadhan berikutnya ialah penebus dosa yang dilakukan diantara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi".HR.Muslim

Adapun para pelaku maksiat dari kalangan kaum mukminin yang mati dalam kondisi bermaksiat dan berbuat dosa besar serta belum sempat melaksanakan kewajiban dan ketaatan, maka dosa-dosa kecil mereka akan tetap ada sebagaimana keberadaan dosa-dosa besarnya. Sebab, dosa kecil untuk bisa diampuni ada syarat-syaratnya. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, berarti dosa kecil itu juga tak akan diampuni.

Selain itu, Allah dan Rasul-Nya telah menjadikan bagi setiap dosa besar dan maksiat serta kewajiban yang ditinggalkan mempunyai kondisi siksaan sendiri-sendiri pada hari kiamat. Untuk itu, kondisi orang yang tidak mengeluarkan zakat berbeda dengan kondisi orang yang tidak melaksanakan shalat, tidak berpuasa, atau tidak menunaikan ibadah haji.

Pun demikian kondisi orang yang berzina, kondisinya tidak sama dengan orang yang bertransaksi dengan riba. Dus, setiap perbuatan dosa memiliki keadaan dan siksa masing-masing pada hari kiamat.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad ASh-Shufi.

SANGAT PENTINGNYA MASALAH DARAH

Diantara perkara paling besar disisi Allah ialah masalah pertumpahan darah antar sesama manusia diluar jalan yang telah Allah syariatkan. Disebutkan dalam hadist shahih yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud dari Nabi, bahwa beliau bersabda,"Akan datang seseorang sambil memegang tangan orang lain lalu berkata,'wahai Rabb, orang ini telah membunuhku'. Allah pun bertanya,'kenapa kamu membunuhnya?' Ia menjawab,'aku membununhya agar 'izzah (kemuliaan) hanya menjadi milik-Mu'. Allah berkata,'ya, kemuliaan memang hanya milik-Ku'.

Kemudian ada orang lain lagi yang datang sambil menyeret tangan orang lain seraya berkata, 'Wahai Rabb, orang ini telah membunuhku'. Allah pun bertanya,'kenapa kau membunuhnya?' Ia menjawab,'agar izzah (kemuliaan) menjadi milik si fulan. Allah berkata,'Sungguh, kemuliaan bukanlah milik si fulan'. Maka dosa orang yang dibunuh akan diberikan kepada orang yang membunuhnya'.

Dalam sunnah At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan bahwa Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
"Pada hari kiamat kelak, orang yang dibunuh akan datang bersama orang yang telah membunuhnya. Ubun-ubun dan kepala pembunuhnya berada ditangannya. Sementara itu, urat lehernya masih mengucurkan darah. Lantas ia berkata,'Ya Rabb, tanyakanlah kepadanya kenapa ia membunuhku'. Ia pun sampai mendekatkannya ke Arsy'.

Begitu pentingnya urusan darah, hingga ia menjadi perkara yang pertama kali akan diputuskan diantara para hamba.

Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

ORANG YANG PERTAMA KALI DIHISAB DAN DIADILI

Rasulullah telah menjelaskan bahwa orang-orang yang berbuat riya' dan orang-orang munafik, keduanya ialah golongan yang pertama kali akan berdiri menghadap Allah. Allah mengetahui mereka semua. Mereka semua akan dipanggil dengan 1 kali panggilan dan akan berdiri secara bersama-sama. Hal yang demikian itu tidaklah sulit bagi Allah.


Abu hurairah meriwayatkan,'Aku mendengar Rasulullah bersabda,"Sungguh manusia yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ialah seorang lelaki yang gugur mati syahid. Ia pun didatangkan, lalu ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmatnya dan ia pun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan kepadanya,'apakah yanng telah engkau perbuat untuk mendapatkannya?' Ia menjawab,aku telah berperang karena-Mu hingga aku mati syahid. Allah berfirman,"Kamu bohong. Kamu berperang hanya agar dikatakan bahwa kamu ialah seorang pemberani, dan telah dikatakan seperti itu. Lantas ia pun dibawa dan diseret atas wajahnya lalu dilemparkan kedalam neraka.


Setelah itu seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca Al-Qur'an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah dijanjikan untuknya dan iapun mengetahuinya. Kemudian, dikatakan kepadanya,'apa yang telah kau lakukan untuk mendapatkannya?' Iapun menjawab, aku belajar dan mengajarkan ilmu serta membaca alqur'an untuk-Mu'. Allah berfirman, kamu bohong. Kamu belajar ilmu hanya agar disebut orang alim, kamu membaca alqur'an hanya agar disebut Qori', dan semuanya telah dikatakan. Lantas, ia dibawa pergi dan diseret diatas mukanya sampai ia dilemparkan kedalam neraka.


Kemudian seseorang yang telah Allah luaskan rezekinya, Allah berikan kepadanya berbagai macam harta benda dan kekayaan. Iapun didatangkan dan diperlihatkan nikmat-nikmatnya dan iapun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan,'apakah yang telah kau lakukan dengannya?' Ia menjawab,'aku tidak meninggalkan satu jalan kebaikan pun yang engkau sukai untuk berinfak didalamnya, kecuali aku infakkan hartaku padanya karena-Mu. Allah berfirman,'Kamu bohong'. Kamu melakukan hal itu hanya agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan seperti itu. Lantas, ia pun dibawa dan diseret dengan mukanya sampai dilemparkan kedalam neraka. HR.Muslim.


Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.

PERTANYAAN TENTANG JANJI DAN SUMPAH

Allah telah mengagungkan urusan janji dan sumpah. Begitu pula dengan para pelakunya serta yang menunaikannya dengan sebaik-baiknya. Sementara bagi orang yang menyia-nyiakannya, Allah telah menghina dan merendahkan mereka, terutama yang telah menyelisihi janjinya kepada Allah secara umum bagi segala macam janji.

Allah telah mengingatkan kita agar kita selalu menepati janji. Disamping itu, Allah juga telah mengancam mereka yang mengingkari janjinya. Allah berfirman,"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji". QS.An-Nahl : 95.


Serta masih banyak lagi ayat yang menegaskannya. Oleh sebab itu, janji akan dipertanggung jawbkan dan orangnya akan ditanya didepan Allah. Barangsiapa yang mengingkari janji dan menyepelekannya, maka merekalah orang-orang yang sesat disisi Allah. Allah telah membuat perumpamaan bagi kita dengan perbuatan Bani Israil serta pelanggaran mereka terhadap janji-Nya dan pembatalan mereka terhadapnya.



Kutipan dari buku Pengadilan Akhirat.
Pengarang Syaikh Mahir Ahmad Ash-Shufi.