Senin, 25 Februari 2013

IMAM ALI BIN ABI THALIB AS MENUNJUKKAN JALAN HIDAYAH

Melalui cahaya pelangi yang penuh dengan bintang, ada dua buah cahaya yang sangat besar yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, turun kelangit, dan kaki-kakinya melangkah menginjak bunga-bunga yang berjatuhan.
Semua keindahan alam seakan memberi hormat dihadapan kebesaran mereka. Dihadapanku aku melihat seorang laki-laki, mengenakan jubah berwarna putih seperti awan yang penuh misteri di langit dan jubah berwarna coklat terang, dan matanya memancarkan cahaya yang luar biasa dan wajahnya dipenuhi cahaya, sedangkan kedua bola matanya seperti pancaran cahaya. Dan seorang wanita berkilauan cahaya dan baik, yang mengenakan cadar berwarna hijau dan wajahnya ditutupi oleh rangkaian bunga-bunga melati. Dihadapan wibawa kedua orang mulia ini aku menundukkan kepala dan  duduk bersimpuh. Kemampuan berbicara dan gerak seakan-akan diambil dariku. Dalam hati aku mengira, bahwa kedua orang mulia ini adalah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah as. Dalam hatipun aku mengucapkan salam kepada kedua orang mulia ini.
Dan Imam Ali bin Abi Thalib as menjawab salamku dan dari dalam jubahnya mengeluarkan sebuah al-Qur'an dan berkata, "ini adalah al-Kitab yang tiada keraguan didalamnya dan merupakan jalan hidayah bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS.Al-Baqarah:2)
Jalan kebahagiaan dan mencapai Allah dalam kitabullah ini, berpeganglah kepada al-Qur'an, agar engkau mendapat kebahagiaan. Dalam ayat-ayat al-Qur'an yang mulia, ditunjukkan jalan-jalan mengenal tipudaya-tipudaya setan dan semua ayat adalah pintu kecil yang terbuka ke arah cahaya dan dengan memahami al-Qur'an akan terbuka sebuah pintu di hati-hati kalian. Dan akan memperjelas jalan hidayah dengan jalan kesesatan. Jalan hidayah telah diterangkan dalam al-Qur'an dan semakin sering engkau membacanya maka akan semakin banyak pemahamanmu, dan semakin banyak dan baik pemahamanmu terhadap al-Qur'an maka engkau akan menyatu dalam ayat-ayatnya, dan setelah menyatu dan melebur maka semua ketidak ikhlasanmu dan sifat-sifat hina setani yang engkau miliki akan hilang. Setelah itu engkau akan menemukan jalan kearah cahaya. Jadikanlah al-Qur'an selalu menjadi tamu dalam hatimu, hiduplah dengan tuntunan al-Qur'an dan dengan memahami ayat-ayatnya, berserah dirilah kepada Allah."
Kemudian Ali bin Abi Thalib as menciumi al-Qur'an tersebut dan kedua tangannya yang mulia diulurkan kearahku. Aku memandangi al-Qur'an tersebut yang mirip sekali dengan al-qur'an yang aku letakkan dalam rak bukuku. Al-Qur'an itu aku ambil dan aku menciuminya. Lalu aku perhatikan dengan seksama. Ketika al-Qur'an aku buka terdapat beberapa bunga melati dengan wangi yang sangat menakjubkan berada diantara lembaran suci al-Qur'an. Aku kemudian mencium bunga-bungaa tersebut dan kemudian aku letakkan al-Qur'an diatas kepalaku.
Imam Ali berkata, "al-Qur'an adalah jalan keluar hidayah manusia, berpeganglah teguh kepadanya supaya kalian tidak tersesat. Bacalah al-Qur'an dan amalkan sehingga engkau mendapatkan kasih sayang Allah. Cintailah Rasulullah SAW, para Imam as, Sayidah Fatimah as sehingga ketika kalian meninggal dunia, kalian akan digabungkan bersama para pecintanya. Cintamu kepada orang-orang sepertimu seperti sebuah pelita kecil, yang setelahnya di akhirat kelak, akan disiapkan cahaya keesaan bagimu. Dan dari kasih sayang dan kecintaanmu, Rasulullah SAW, para Imam as dan Sayidah Fatimah as dari pembalasan akan menyayangmu. Dihadapan Imam Ali dan Sayidah Fatimah as kemampuanku untuk berbicara seolah hilang dan hanya butiran-butiran airmata yang bertutur kata, aku tak sanggup. Imam kemudian tersenyum kepadaku dan rombongan cahaya dan bintang mulia kemudian berjalan menuju langit dan aku bersyukur kepada Allah dan aku langsung sujud syukur. 


SEBUAH JALAN DARI KEGELAPAN HINGGA CAHAYA.


Sekonyong-konyong terdengar suara adzan menggema keseluruh kebun. Allahu akbar, Asyhadu alla ilaha ilallah, assyhadu anna Muhammada Rasulullah dan seterusnya. Dan suara muadzin, menjadi suara yang paling indah yang pernah aku dengar. Aku merasakan sebuah kenikmatan yang tidak pernah kurasakan sebelumya. Aku masih terkenang atas peristiwa yang aku alami semalam, diriku merasa bergairah yang selama hidupku belum pernah aku rasakan. Setiap tempat yang aku pandang terdapat warna, kelembutan dan bau wangi yang luar biasa.
Makhluk-makhluk alam Allah selalu bertasbih dan memujiNya. Aku bangkit untuk mendirikan shalat dan aku berjalan mendekati sebuah mata air. Aku merasakan banyak sekali para malaikat yang berada di sekelilingku. Ketika aku masukkan tanganku kedalam mata air untuk mengambil wudhu, aku melihat disamping tanganku air terasa bergerak, seakan ada ribuan malaikat yang juga tengah mengambil wudhu.
'Allahu akbar, aku berdiri mengerjakan shalat dihadapan Allah, Dzat yang tidak terbatas, aku bersujud dan aku tenggelam dalam kecintaan kepada Allah. Aku menangis karena merasakan kelezatan beribadah, seperti seorang syahid dan dengan jiwa dan ragaku aku menyerahkan segalanya dijalan kecintaan ini. Hal ini terjadi setelah bertahun-tahun dari umurku berlalu, aku merasakan bahwa shalatku ini adalah yang paling indah dan paling nikmat yang pernah aku rasakan. Ketika sampai pada bacaan: Iyyakana' budu wa iyyakanas ta'in. (QS.Al-Fatihah:4) (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan), seakan aku mendengar bisikan ribuan malaikat, yang seolah-olah mengulangi ayat ini berkali-kali, sehingga menjadi terbiasa pada diri mereka.
Hanya Allah yang mereka lihat dan dariNya meminta pertolongan. Dan setelah salam dalam shalat (Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh) seakan aku merasakan tangan-tangan yang seakan-akan mengucapkan selamat kepadaku. Tanpa aku sadari, seperti orang yang tidak sadar yang dipenuhi kecintaan dan kasih sayang, aku menuju ke taman dan berteriak, "Wahai Tuhanku, Engkau tidak memiliki sekutu dan aku tidak akan menyekutukanMu."
Bersamaan dengan teriakanku, pohon-pohon menerbangkan daun-daunnya ke langit dan bunga-bunga yang indah seakan menjadikannya seperti hujan bunga dan dengan ditangkapnya embun-embun diatas bunga-bunga, sungai yang seakan menarikan air dan batu-batuannya, kupu-kupu mengepakkan sayap-sayap dan burung-burung dengan kicauannya yang merdu terbang ke arah cahaya. "Wahai Tuhanku, Engkau tidak memiliki sekutu dan aku tidak akan menyekutukanMu."
Aku merasakan kelezatan berdzikir kepada Allah dan aku menundukkan kepada dihadapan kebesaran Allah dan aku mencium al-Qur'an dan aku membukanya, dari ayat-ayatnya terpancar cahaya yang memancar hingga ke langit, seakan menunjukkan (sirothol mustaqim) jalan yang lurus. Dengan cintanya aku kepada Kitabullah telah membuka jalan kecintaanku untuk bertemu Allah dalam diriku, seperti air kehidupan yang mengalir dan dengan dorongan cinta aku melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Audzu Billahiminasyyaitoni rajim. Bismillahi Rohmani rahim. Alip Lam Mim. Dhalikal Kitabu Laroibafihi Hudallil Muttaqin...."

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

TERBANG LEMBUT

Karena kesedihan yang sangat mendalam, aku merasa lemah dan jatuh tertidur. Dalam tidurku, aku merasakan ruh ku dalam keadaan terbang secara lembut ke angkasa dan dari atas sana aku menyaksikan jasadku yang lemah tengah bersujud. Aku menyaksikan alangkah indahnya kebun itu. Diatas langit kemanapun aku memandang semua terlihat indah. Semakin tinggi maka semuanya menjadi semakin indah. Aku terheran-heran terhadap diriku sendiri mengapa jasadku sangat terikat dalam dunia ini dan dibawah situ? Padahal kehidupan dan kelezatan semua berada di langit. Kasaih sayang dan ketenangan berada dilangit dan dunia bukanlah tempat ketenangan.
Saat ruhku terbang diatas kebun, tanpa sadar aku menyanyikan suara hati dan suara-suara lembut para malaikat Allah jelas terdengar olehku. Angin yang lembut menerpa mukaku dan aku merasakan aroma yang wangi yang tidak berasal dari bumi. Sekelompok cahaya dari bumi sampai ke langit membelah awan, tanpa aku sadari aku melangkah kearah cahaya tersebut, pada saat yang bersamaan terdengar nada lembut yang mengenang hati, aku merasakan kehadiran malaikat di sekelilingku. Setiap kali aku melihat bumi yang berada dibawah kakiku, bumi terlihat lebih hina. Hamparan cahaya mengelilingi semua tempat, aku melihat manusia-manusia yang sepertiku tengah terbang dan terlihat dengan jelas dari wajah-wajah mereka rasa senang dan gembira.
Hijab telah terbuka dari kedua mataku dan kemanapun aku melihat terlihat keindahan yang dilingkupi dengan cahaya. Dan aku masih terheran-heran ketika itu aku melihat cahaya seperti tangga dari langit. Ketika jarak antara aku dan bumi semakin jauh sebuah pintu kecil yang baru terbuka dihadapanku. Para malaikat penjaga pintu kecil itu mempunyai sebuah mahkota dari cahaya yang berada diatas kepalanya dan dengan terbukanya pintu-pintu tersebut terlihat cahaya-cahaya yang tidak bisa dilukiskan. Pintu-pintu cahaya terbuka ke arah cahaya dan setiap kelompok cahaya berbeda dengan kelompok cahaya yang lain dan dari sana keluar bau semerbak harum yang khusus, yang membuat manusia senang.
Aku terbang semakin tinggi, aku sekarang merasakan kelapangan yang biasa, seperti ringannya burung-burung yang tengah terbang dilangit. Aku terbang tinggi, kemudian dihadapanku terdapat sebuah lubang. Lubang yang dipenuhi oleh asap awan tebal, tampak seperti sebuah mutiara yang berada ditanganku. Orang-orang yang juga tengah terbang mereka satu-persatu melewati lubang dan terdengar dengan jelas suara kegembiraan mereka setelah melewati lubang tersebut.
Ketika aku tengah mendekati lubang tersebut dan akan melewatinya, seorang malaikat yang ditangannya membawa sebuah kitab besar melarangku, dan dengan tersenyum dia berkata, "sekarang engkau masih ada kesempatan, ini adalah pintu kecil kematian. Engkau dapat mempersiapkan dirim lebih baik lagi." Aku memohon kepadanya agar aku tidak dikembalikan ke dunia. Aku yang telah terlepas dari ikatan dunia, biarkanlah berlalu, sekarang aku dalam ketenangan alam yang penuh cahaya. Tidak ada seorangpun yang akan dapat menggantikan kelezatan cahaya ini, dengan kegelapan dunia. Kemudian malaikat tersebut melihat lagi ke kitabnya dan kemudian tangannya diletakkan keatas bahuku dan berkata, "wahai tuanku, Engkau harus bersyukur kepada Allah, karena memberimu kesempatan yang lebih banyak. Janganlah engkau lalai dan manfaatkan kesempatan ini dan janganlah terperdaya oleh kelezatan-kelezatan dunia. 
Dalam waktu dekata engkau pun akan mencapai alam cahaya ini dan engkau akan terbang kepada kecintaan kepada Allah. Tetapi engkau diizinkan untuk melihat lubang tersebut sampai batas ini. Ini adalah lubang khusus orang-orang mukmin dan orang-orang yang bertaubat dan engkau harus mengetahui dirimu, engkau berada dalam kelompok yang mana." Airmata mengalir dari kedua mataku dan mataku tertuju kearah lubang tersebut. Aku menutupi kedua mataku dengan tanganku dan membukanya setelah berada didalamnya.
Keadaan didalam sangat indah sekali dan hijau, yang memanjakan mata dengan aneka macam bunga dan pepohonan yang indah. Disana terdapat sungai-sungai yang berkilau, yang dipenuhi dengan batu-batu permata dan mutiara, pohon-pohon dipenuhi dengan buah-buahan yang matang, dan istana-istana besar dan kecil terbuat dari emas dan perak terbentang diantara bukit-bukit dan air terjun. Seorang bidadari yang sangat cantik, yang tidak pernah aku lihat selama hidupku dan budak-budak yang ditangannya membawa cangkir-cangkir, melayani manusia-manusia yang berada di seberang lubang.
Terdengar suara merdu alunan ayat-ayat suci al-Qur'an dan membuat mereka yang didalam sana terlena. Aku sangat menikmati dan mengagumi semua keindahan-keindahan ini, tetapi suara malaikat yang membawa kitab tadi membawaku kepadanya, dan mengatakan bahwa sekarang adalah waktu untuk kembali. Aku langsung memejamkan mataku. Aku yang masih ingin memandangi kebun tersebut dan menyaksikan kenikmatan-kenikmatan di seberang sana langsung bersujud karena menyaksikan kebesaran Allah SWT dan menangis sejadi-jadinya.


SEBUAH HUJAN DARI BINTANG DAN BUNGA MELATI.


Ketika aku sadar, aku mendapatkan diriku dalam kebun, dan diriku merasakan sebuah kelezatan yang tiada terkira. Aku merasakan kelapangan yang luar biasa, seakan-akan aku sedang terbang dan aku masih merasakan kenikmatan ketika mengingat mimpi terbang ke langit dan menyaksikan kenikmatan-kenikmatan yang berada di lubang tersebut. Hatiku terasa sempit dan terhimpit ketika kembali ke dunia ini.
Angin lembut menyapu semua permukaan kebun. Tercium bau barus dari semua sudut, sama seperti bau semerbak harum yang aku cium di langit. Segala sesuatu yang ada di kebun seakan dirapihkan, seakan ada tangan ghaib yang merapihkannya, menerbangkan debu-debu di atas pepohonan dan banyak sekali bunga-bunga yang jatuh ke air, dan airpun dipenuhi oleh bermacam-macam bunga. Burung-burung dan kupu-kupu beterbangan kesana kemari dan terpancar cahaya pelangi dari langit ke bumi. Bau bunga menyebar ke seluruh penjuru kebun. Dari langit turun hujan bunga-bunga melati hingga seluruh kebun diselimuti oleh bunga melati.
Bunga-bungaa melati yang turun disertai dengan embun dan dengan daun-daunnya, mempercantik tangkai-tangkai bunga. Disertai dengan suara-suara surga, pelangi yang memancar dari langit ke bumi terlihat seakan-akan hujan bintang. Dalam hati aku berlindung kepada Allah dan aku bertanya, "wahai Tuhanku, apa gerangn yang menyebabkan semua keindahan ini?" Suara shalawat bergema ke seluruh penjuru kebun dan aku terheran-heran serta bershalawat: "Allahumma shali ala Muhammad wa ali Muhammad." Ucapan shalawat tadi seakan-akan memberikan kehidupan baru pada diriku dan akupun tenggelam dalam lantunan shalawat dan aku menikmati hal tersebut. Aku memandang ke arah langit dan aku sekali lagi bersyukur kepada Allah atas pemberian kesempatan hidup baru kepadaku. Sekali lagi detak jantungku seakan-akan berakhir, dan sekuat tenaga aku datang, apakah mungkin aku mendapatkan kesempatan lagi.


Di kutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

SEBUAH WUDHU CINTA

Keheningan kebun pagi itu terpecah oleh kicauan merdu nan indah dari sebagian burung-burung yang bertengger di batang pepohonan sambil sesekali beterbangan ke pohon yang lainnya. Tetesan embun menjadi tamu hati kebun-kebun bunga, para malaikat-malaikat kecil mengambil wudhu cinta dari tetesan-tetesan embun tersebut. Suara air yang mengalir menciptakan sebuah suara malakuti di kebun.
Burung-burung yang indah dan penuh warna-warni tengah asyik menghiasi kanvas langit, dan serombongan burung-burung turun di tepian sungai, mencelupkan wajah, paruh dan sayap-sayap mereka ke dalam sungai dan kembali terbang ke angkasa sambil mengicaukan suara merdu nan indah, seakan-akan mereka mengambil air wudhu di pagi hari dan dengan suaranya yang indah memanjatkan munajat cinta dan pujian kepada Allah.
Tanpa kusadari aku tengah berjalan menuju tepi sungai, dengan bertawakal kepada Allah dan untuk lebih menenangkan diriku maka aku mengambil wudhu. Aku celupkan kedua tanganku di sungai dan kurasakan ada sesuatu yang tak bisa kulukiskan ketika pertama kali aku menyentuh air sungai itu, dan setiap aku membasuh wajahku dengan air itu seakan-akan aku memakai sebuah hijab yang terbuat dari cahaya dan aku tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa disifati.
Kemanapun aku memandang, aku menyaksikan keadaan di sekelilingku menjadi semakin jernih dan bening daripada air. Pepohonan, bunga-bunga, rerumputan, bebatuan, langit, awan, bintang-bintang, burung-burung, kupu-kupu, dan embun pagi memili warna dan bau yang berbeda. Dari semua makhluk Allah ini terdapat sekumpulan cahaya yang berasal dari langit dan terdengar sebuah suara merdu yang bergema ke seluruh penjuru.
Tiba-tiba aku teringat sebuah ayat dalam al-Qur'an yang mana Allah berfirman, "Dari Timur dan Barat adalah milik Allah maka kemanapun kita menghadap maka disanalah wajah Allah. Sesungguhnyaa Allah maha pemberi rahmat dan maha mengetahui."(QS.Al-Baqarah:116)
Suara indah melingkupi seluruh penjuru kebun. Ketika aku mendengarkan batinku, aku mendengarkan suara lembut ayat-ayat al-Qur'an ini dibacakan, "Allah adalah Allahku dan Allah kalian maka sembahlah Dia, bahwa sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus."(QS.Ali-imron:28)
Dihadapan kebesaran Allah aku bersujud dan meletakkan keningku diatas tanah dan aku berkata kepada Allah dengan seluruh wujudku bahwa aku mengetahui bahwa Allah memperhatikan aku, dan para malaikat rahmat tengah menunggu perintah dari Allah yang maha pengasih untuk menjawab panggilanku dan dengan lembut mensucikan dosa-dosaku. "Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah berbuat zalim terhadap diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami maka kami termasuk orang-orang yang merugi."(QS.Al-A'raf:23)
"Wahai Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan tutupilah perbuatan buruk kami dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang baik." (QS.Ali-imron:193)
"Wahai Tuhan kami janganlah Engkau kembalikan hati-hati kami kepada kegelapan setelah engkau terangkan dengan cahaya iman dan hidayahMu dan berilah rahmat dari sisiMu sesungguhNya Engkau adalah maha pemberi rahmat."(QS.Ali-Imron:8)
"Wahai Tuhan kami janganlah Engkau hisab kami karena kelalaian dan kesalahan kami dan jadikanlah kami selalu sadar dan waspada."(QS.Al-Baqarah:286)


BADAI CINTA ILAHI.


"Wahai Tuhanku, aku terjatuh di kaki wujudku tanpa sadar dan setan dari segala sisi berusaha untuk menawanku dan telah menyiapkan rantai-rantainya, mereka berniat mengorbankan aku dibawah kaki iblis. Allahku dengarkanlah panggilanku! Hanya kekuatanMu lah yang dapat membebaskanku dari kegelapan. Allahku, dengarkanlah suara hatiku, kedua tanganku kuhadapkan pada langitMu, dengan setengah pandanganMu selamatkanlah aku dari dasar neraka dan kegelapan."
"Wahai Tuhanku, aku adalah seorang hamba yang miskin, fakir, lemah, tidak berharga, hina, penakut, dan aku berlindung kepadaMu. Terimalah aku wahai Allah pemilik kekekalan, izinkanlah aku berada dalam keabadianMu dan dalam kecintaanMu. Selamatkanlah aku dari godaan yang mana aku berada disana hingga aku dapat mencapaiMu."
"Sedemikian aku berada disana sehingga setiap saat kakiku melangkah kedalam sebuah kubangan lumpur dan berkali-kali diriku tersesat. Dengan tangan-tangan maha kasihMu bebaskanlah aku dari tali yang menyiksa ini. "Wahai Tuhanku sesungguhnya engkau melihat butiran-butiran airmataku karena rasa takutku dan kekhawatiran hatiku karena takut kepadaMu dan engkau menyaksikan bergetarnya seluruh badanku karena kewibawaanMu. Itu semua karena akibat perbuatan-perbuatan burukku yang malu dihadapanMu."
Tetesan-tetesan airmata dan tangisan keras menguasai diriku, sebuah tangan gaib membolak-balikkan diriku dan hatiku tenang sambil membaca doa. Aku merasakan seluruh makhluk di sekitarku juga berdoa dan aku mendengar suara yang indah berada di tengah-tengah kebun, seakan-akan seluruhnya ditengah malam yang gelap ini mereka memainkan nada-nada cinta yang untuk beberapa saat aku merasa mendapatkan rahmat dan kemuliaan dariNya.
"Wahai Tuhanku aku bersimpuh dihadapanMu dari tempat aku berdiri disini dan mengadu kepadaMu, aku bertaubat kepadaMu dan aku ingin kembali kepadaMu, taubatnya seseorang yang betul-betul malu akan dosa-dosa yang telah dilakukan, rasa takut karena dosa-dosa yang telah dia kumpulkan dan dikarenakan terjatuh dalam sebuah sumur, secara ikhlas bertaubat."
Tangisanku yang tidak terhenti seakan-akan menutup rongga leherku dan aku tidak mampu lagi mengucapkan kata-kata dari dalam lubuk hatiku, "wahai Tuhanku siapa yang menerima cintaMu apakah Engkau memilih orang lain? Dan siapakah orang yang dekat dan mencintaiMu padahal dia menginginkan berpisah dariMu." Tetesan airmataku berjatuhan seperti sebuah badai yang berasal dari dalam diriku dan banjir airmata telah menggenangi wujudku. Aku akan berkata kepada Allah dari hatiku yang menangis di dalam ketenangan jiwaku. Aku mengetahui bahwa Dia memahami apa-apa yang tidak dikatakan, dan itu hanyalah suara tangisanku yang tidak terhenti.

Di kutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

AIRMATA YANG MENGUNGKAPKAN RAHASIA HATI DENGAN SANG KEKASIH

Tanpa kusadari butir-butir airmataku mulai membasahi wajahku, suara sesegukkan dari tangisku merambah karpet keheningan di kebun itu, sunyi dan sepi, tak terdengar suara selain suara nafasku yang tersengal-sengal dan aku tak kuasa untuk menahan tangisku. Kemudian aku bersujud ke hadapan Allah dengan membawa serta kesedihan hatiku kerumahNya. "Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari badai yang ada dalam diriku. Aku bertawakal kepadaMu dan aku menyerahkan hati yang penuh dengan luka ini ke haribaanMu. Dan aku bertawakal kepada Allah karena Allah akan mencukupi orang-orang yang bertawakal kepadaNya."(QS.Al-Ahzab:3)
"Wahai Tuhanku, telah lama hamba menjadi tawanan kebodohan-kebodohanku dan menambatkan hatiku ke haribaan kenikmatan dunia dan sedikit sekali hamba mengingatMu. Di dunia yang fana ini hamba telah memberikan hatiku kepada semua kenikmatan-kenikmatan dunia yang hitam dan busuk. Hamba telah menjadikan setan sebagai tamu dirumah hatiku dan aku telah melupakan wewangian surga dan suara merdu para malaikatMu. Wahai Tuhanku, sekarang aku mengetuk pintu-pintu taubatMu, mohon kiranya Engkau bukakan pintu maaf dan taubatMu, hingga aku dapat memasukinya dan mendapatkan rahmat serta pengampunanMu. Mintalah ampun kepada Allah kalian, bertaubatlah di sisiNya. Sesungguhnya Allahku maha pengasih dan mencintai kalian. (QS.Al-Hud:90)
Engkau telah lama mengulurkan tanganMu kepadaku, namun hamba telah lalai."
"Hamba sangat menyadari bahwa Engkau adalah Allah yang memberikan semua yang ada kepadaku dan semua wujud dunia dan akhirat akan kembali kepadaMu. Wahai Tuhanku, walaupun hamba seperti ini, tapi hamba berasal dariMu, maka terimalah hambaMu ini. Dialah yang menghidupkan dan mematikan kalian dan kemudian menghidupkan kalian kembali, sesungguhnya manusia tidak bersyukur."(QS.Al-Haj:66)
Aku ini adalah hambaMu yang tidak bersyukur, tetapi hamba sangat ingin sekali kembali kepadaMu. Walaupun berkali-kali aku terperdaya oleh setan, sesungguhnya itu karena kebodohan dan kelalaianku. Bebaskanlah hamba dari belenggu kebodohan dan kelalaian yang kuat  mencengkeram diriku. Wahai Tuhanku, hamba mengetahui bahwa engkau telah mensifati daku dalam kitab suciMu, Al-Qur'an, bahwa sebagian orang tanpa suatu ilmupun berdebat mengenai Allah dan sesungguhnya mereka mengikuti langkah setan.(QS.Al-Haj:3)
Tetapi sekarang hamba menyaksikan cahayaMu dan hamba merasakan kondisi dan hawa yang baru dihatiku. Hamba merasakan sebuah kehidupan baru, hamba merasakan kenikmatan yang luar biasa pada seluruh jiwa dan ragaku. Apakah ayat-ayat Al-Qur'an yang berbunyi : Allah lah memilih dan menerima taubatnya dan memberikan hidayah kepadanya (QS.Thoha:122), mencakupi diriku?"


SUARA ALLAH.


"Wahai Tuhanku sampai sekarang aku masih mendengar suara lembutMu yang Engkau bisikkan di hari itu di alam azzali: 'wahai manusia aku mencintai kalian maka cintailah aku. Wahai hambaKu, aku bersumpah kepada diriKu sendiri bahwa Aku mencintai kalian, maka bersumpahlah kalian kepadaKu bahwa kalian mencintai Aku. Wahai hamba-hambaKu, Aku akan mencintai kalian meskipun kalian melupakan Aku dan kalian menambatkan hati kepada setan. Wahai hamba-hambaKu, Aku menciptakanmu untuk mencapai kedudukan kemausiaan yang tinggi. Dan Aku telah menitipkan sebuah amanat yang besar kepada kalian.
Aku tidak akan pernah meninggalkan hambaKu dalam menyampaikan amanat ini kerumah tujuan. Mengapa kalian melupakan Aku? Dan setiap hari kalian menjauh dariKu. Aku selalu memperhatikanmu namun kalian selalu ingin berpisah dariKu. Apakah kelezatan-kelezatan dunia sedemikian manis dan menarik sehingga kalian melupakan Tuhan kalian? Walaupun kalian tenggelam dalam dosa, Aku yang akan menyelamatkan kalian. Aku hanya menunggu setengah dari perhatianmu kepadaKu sehingga Aku akan mengutus para malaikatKu untuk menolong kalian. Walaupun kalian tenggelam dalam dosa, Aku tidak akan mencabut nikmatKu dari kalian. Walaupun kalian tidak bersyukur terhadap nikmatKu, tetapi Aku akan tetap memberikan nikmatKu dengan harapan suatu saat kalian akan mengenalKu dan memalingkan wajah kalian kepada Tuhan kalian. Barangsiapa yang bertaubat, lalu beriman dan melakukan perbuatan yang baik dan berjalan di jalan hidayah, maka Aku akan mengampuninya."(QS.Thoha:82)
Barangsiapa yang mengenal Tuhannya dan beriman kepadaNya maka akan mendapatkan jalan kebahagiaan. Tirai kegelapan akan tersingkap dan cahaya akan masuk ke dalam hatinya. "Mereka yang beriman dan hati-hati mereka tenang dalam mengingat Allah maka ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah akan menenangkan hati." (QS.Ar-Ra'd:28)

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

DALAM LINDUNGAN TANGAN KASH SAYANG


Aku tidak tahu, seberapa aku menangis, dan membuatku terbawa kearah bau busuk setan. Dengan wajah senang dia memandang kearahku. Aku dengan marah berteriak, "Makar dan tipuan apa lagi yang hendak kau perbuat kepadaku? Engkau telah menghancurkan seluruh hidupku, hingga engkau menyesatkanku dengan fikiran bahwa aku berhadapan dengan Husain as." Dengan kemarahan yang luar biasa dan dengan seluruh kekuatan, aku menyerang setan dengan melemparkan sebuah batu kearahnya.
Dia tertawa terbahak-bahak penuh makna dan meludah ke arahku. Setan berkata, "akulah yang seharusnya marah, sehingga teriakan keluarga ini sampai kepadamu, dan membebaskanmu dari cengkeramanku dan memberikanmu kekuatan sehingga engkau dapat mengoyak rantai-rantaiku dan menyerangku. Jika putri Imam Husain as tidak menyadarkanmu dari kekhilafanmu, maka aku pasti telah berbuat banyak kepadamu. Seperti rantai-rantai yang aku ikatkan ke badanmu, sehinggaa engkau tidak mempunyai kemampuan untuk membebaskannya sampai hari kiamat nanti.
Aku ingin engkau menjadi musuh Imam Husain as, sehingga engkau merasaka kelezatan atas kesyahidan Imam Husain as dengan aku dan bala tentaraku. Tetapi engkau berada dalam payung perlindungan seseorang yang dicintai oleh Allah." Dan seketika itu dia menghilang dari hadapanku diantara asap, sambil berteriak, "aku akan selalu berada di dekat manusia-manusia yang lalai, aku masih memiliki kesempatan sampai hari kiamat untuk membalaskan dendamku terhadap Adam dan anak cucunya.
Sekelompok orang ada yang mengetahui tipu dayaku dan menjauhinya sehingga mereka terselamatkan dari belenggu rantai-rantai dosa dan terhindar dari api neraka, dan mereka menapaki jalan kebenaran. Tetapi sekelompok manusia lain yang bodoh, jahil, lalai, cinta harta dan cinta dunia berada dibawah benderaku." Jalan kebahagiaan manusia adalah menjauhi setan dan jika setan menciptakan godaan, maka janganlah kalian terhalang untuk bergerak menuju ke arah kebahagiaan dan orang-orang lalai janganlah jatuh ke dalam pangkuan setan.


TERBEBAS DRI SANGKAR NAFSU SETAN.


Aku bagaikan seekor burung yang lepas dari sangkar iblis dan berteriak, "laknat Allah bagimu wahai iblis. Hai yang selalu bersama-sama dengan api neraka. Terkutuk bagimu, wahai khonnas. Terkutuk bagimu, wahai waswas. Terkutuk bagimu, wahai rajim. Laknat Allah atasmu, wahai penyesat. Laknat abadi Allah abadi bagimu, wahai abu marre. Laknat bagimu dari hati orang-orang bersih. Wahai setan yang terkutuk dengan segala nama yang kau miliki yang berniat menyesatkan manusia, aku akan selalu melaknat dan aku berlindung kepada Allah dari niat jahatmu. "Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang katakanlah aku berlindung kepada Allahnya manusia pemilik manusia, dari waswas dan godaan yang menggoda hati-hati manusia baik dari bangsa jin maupun bangsa manusia."(QS.An-Nas:1-6)


Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

BERDIRI DI ATAS LANTAI DUNIA

Tetesan air mataku tidak mampu menyaksikan semua tragedi ini, hatiku mati, seluruh tubuhku terasa sakit, kesedihan besar Asyura' membuat berat hatiku, hatiku serasa ingin mengambil pedang dan menghantarkan semua musuh ke neraka. Mataku tidak mampu lagi menyaksikan musibah-musibah yang terjadi setelah syahidnya Al Imam Husain as bersama keluarga mulianya dan anak-anaknya, dalam keadaan terasing, kehausan, tanpa penolong, dan terluka di karbala. Suara teriakan dan pekikan kaum wanita dan anak-anak menarik perhatianku. Aku melihat dihadapan mereka tentara Kufah yang maju merangsek kedalam kemah-kemah keluarga Rasulullah dan cahaya mata Fatimah Az-Zahra, mereka merampas dan melucuti baju, peralatan rumah, dan anting-anting kaum wanita, keluarga Imam Husain as lari kesana kemari keluar dari kemah.
Seseorang merampas baju dari badan putri-putri Nabi, yang lainnya merampas kain dan perhiasan wanita. Kemah-kemah keluarga Rasulullah SAW dibakar, orang-orang yang tidak mengenal Allah ini membakar kemah-kemah, yang sesaat sebelumnya menjadi tempat singgah para malaikat. Aku mencium bau terbakarnya kemah-kemah dan merasakan panasnya api, seakan-akan aku berada di padang karbala. Dan dengan seluruh wujudku aku berusaha merasakannya. Dia beberapa saat berdiri dilantai atas duniaku. Waktu bentroknya harapan-harapan khayal.
Aku tidak menyangka, apakah yang aku lihat adalah nyata? Siapa lagi orang yang baru datang ini? Yang selalu membawa api ditangannya dan dia selalu menyerang dengan kuda ke arah kemah-kemah. Alangkah miripnya dengan aku. Setan yang berwajah hitam mengikatnya dan membawanya. Dia seperti seekor hewan yang diikat oleh tali kekang, yang bergerak kearah kemah. Wahai Allahku, seakan-akan nafasku terhenti, amarah telah menyumbat leherku dan dadaku terasa sesak, wahai Allahku apa yang tengah aku lihat, aku selalu berharap kepadaMu supaya aku termasuk salah satu sahabat Imam Husain as, dan aku berusaha untuk menegakkan kebenaran. Tetapi apa yang aku saksikan, aku berada di barisan yang melawan Imam Husain, dari rasa maluku aku tidak mampu lagi menegakkan kepalaku.
Kudaku tanpa diperintah berlari menuju kearah kemah. Aku menyalakan obor untuk membakar kemah tersebut. Dengan ketakutan yang sangat, aku terjatuh bersama kudaku. Wajahku berlumura darah, tetapi obor masih tetap menyala, kemudian aku mengambilnya, seperti seekor serigala lapar aku siap menyerang. Tentara kufur bertengkar memperebutkan harta keluarga Rasulullah. Menyaksikan pemandangan ini diriku semakin terasa miris dan muak. Kemudian aku melihat diriku sendiri, obor api masih berada dalam genggamanku dan aku merasa berada dalam tali kekang setan.
Aku kebingungan melihat keadaan disekitarku. Sebuah tangan menarik bajuku hingga aku mundur kebelakang. Aku melihat seorang anak perempuan kecil sambil menangis dengan wajah pucat pasi,  raut wajahnya memancarkan kesedihan yang mendalam, bibirnya kering karena kehausan yang sangat dan berlumuran darah. Mengalir darah dari kedua telinganya dan rambutnya berlumuran darah bercampur debu dan menatapku dengan pandangan madzlum. Ketika ia berbicara, seakan sebuah badai menerpaku dan karat-karat yang ada dalam hatiku masuk kedalam membuatku seketika berubah. "Hai hamba Allah, kenapa engkau disini? Tidakkah ada kecintaan kepada Husain dalam hatimu? Bukankah engkau pecinta ayahku? Bukankah engkau pecinta keluarga Imam Husain? Apa yang engkau lakukan di barisan tentara setan? Tidakkah engkau melihat setan-setan yang menguasaimu dengan rantai-rantai dari api? Mengapa dengan kedua tanganmu sendiri engkau ingin memadamkan pelita hidayahmu? Mengapa engkau berjalan dalam barisan kegelapan dan jalan yang salah?"
"Wahai Tuhanku, celakalah aku, aku kira anak perempuan tadi adalah Ruqayah as putri,, junjunganku Imam Husain as. Dunia dihadapanku menjadi gelap. Aku yang besar dengan kecintaan dengan  Imam Husain, jika dalam peperangan aku berhadapan dengan Beliau, apa yang harus aku perbuat? Aku berlindung dari segala godaan setan yang terlaknat dan terkutuk. Pasti ini adalah salah satu godaan iblis, yang berniat menyesatkanku.
Dia menampakkan seorang yang mirip aku dihadapanku. Tali kendali terlepas dari tangan dan aku memukul kepala dan wajahku dan aku menangis tanpa kendali menunjukkan keadaan hatiku yang terluka. Masih terdengar dan terbayang tragedi berdarah, darah suci yang sampai sekarang selalu memberikan dan menunjukkan jalan hidayah, terdengar juga teriakan pencari kebenaran Zainab as di istana merah Suriah, yang merupakan tempat tinggal setan dalam sejarah. Zainab as memandang ke arah kepala tanpa badan Imam Husain, cucu Rasulullah dan bergema pelajaran dan nasehat dalam sejarah diantara kepala Imam Husain yang terpotong.
Sehingga sejarah menjadi malu. Setan-setan terbakar diatas api, kesalahan dan kegelapan mewarnai hati, kegelapan muncul dan dari sisi lain tercium bau surga dari jasad Imam Husain yang berlumuran darah dan penuh luka. Contoh pengorbanan penciptaan tercium di seluruh sejarah umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan cahaya dan tidak menyerahkan diri kepada setan. Jalan cinta Imam Husain ditunjukkannya dengan tertusuk diatas tombak-tombak kaum durjana dan mengundang kepadanya dunia kemanusiaan.

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

TERBANG DI LANGIT KARBALA

Tangisanku tidak berhenti. Tanpa aku sadari, butiran-butiran airmataku ini mengalir membasahi kedua pipiku. Dunia seakan berputar diatas kepalaku. Aku memegang hatiku yang berdenyut kencang. Seluruh suara yang terdengar di kebun seakan-akan menyerangku. Semua suara-suara tragedi sejarah, sekali lagi berubah menjadi badai suara dan aku merasa bahwa kepalaku bertambah besar, yang mana aku tak kuasa untuk menghentikannya. Beberapa saat kemudian dengan kecepatan kilat dia mundur.
Kembali seperti semula dan seakan-akan waktu terdiam, badai menghilang dan suasana menjadi sunyi senyap. Aku tidak lagi mendengar suara apapun, namun tak seberapa lama keheningan menyebar kembali, beberapa waktu dia tidak bergerak. Dunia terlihat dalam kesedihan yang mendalam, dunia yang ada dimataku terlihat sedih dan layu. Kepalaku sakit luar biasa dan di cakrawala dunia terlihat warna merah, yang warna merahnya menyebar dari bumi hingga ke langit.
Para malaikat terlihat lalu-lalang di ufuk cakrawala. Warna merah langit tetap, dan warna merah bumi hilang, seakan-akan dari jenis warna-warna malakuti dan mengingatkanku dari warna merah Imam Husain as. Dari kejauhan terdengar suara sabetan pedang-pedang, tombak-tombak dan suara-suara teriakan anak-anak. Dari kejauhan aku melihat tangan-tangan berserakan diatas tanah, yang sebagiannya bercahaya dan cahaya ini memancar dari bumi ke langit dan seperti sebuah tangan dari cahaya yang memancar sampai ke atas awan dan malaikat sibuk membimbing jasad-jasad yang tenggelam dalam darah para syuhada kearah jalan cahaya dan meletakkan ruh-ruh suci mereka diatas sebuah tempat yang terbuat dari cahaya, untuk diserahkan kehadirat Allah.
Kemah-kemah yang dipenuhi oleh anak-anak panah angkara murka. Jasad-jasad yang berlumuran darah, tombak-tombak yang patah, tubuh-tubuh yang terpotong-potong, dan penampung air (girbah) yang terkena panah, tanah yang penuh cahaya itu adalah karbala, yang memancar dari dalam hatinya. Allah membawa ciptaanNya yang mulia ketanah ini untuk di uji dan mikraj para syuhada dan pecinta Imam Husain as dimulai dari tanah ini. Para malaikat yang menyaksikan peristiwa besar, drama kecintaan Ilahi ini dengan terbelalak.
Mereka ingat ketika semuanya bersujud kepada kebesaran ciptaan Allah Nabi Adam as. "Maka seluruh malaikat bersujud semuanya." (QS.Shot:73)
Mengapa Allah, Allah memerintahkan untuk bersujud dihadapan ciptaan yang ruhnya berasal dari Allah dan harus belajar cinta dari seorang cucu Adam as. Imam Husain as mempunyai seorang saudara yang bernama Abul Fadhl Abbas yang menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk Imam Husain as. Kedua tangannya terputus dan kasih sayangnya ketika hari itu dia mengambil kepala-kepala anak saudaranya dengan menciumnya, dan untuk mengambil air dia gugur sebagai syahid. Abul Fadhl Abbas karena kecintaan kepada Imam Husain as dan anak-anaknya, sekuat tenaga mencapai sungai Eufrat dan disana dia kedua tanganya mengambil air, tetapi dia tidak akan meminum setetes aipun tanpa Imam Husain as dan untuk menetapkan kecintaannya kepada Husain dan keluarganya, cintanya lebih panjang dari kedua tangannya, di sisi lain di tanah karbala terdapat tentara kufur. Kegelapan dan kesalahan bergelombang, setan lalu lalang dan bala tentara dipaksa memasuki medan perang. Tetpai dalam kehinaan sebagian kepala para tentara kufur disetir oleh setan dan mereka melangkah ke arah kegelapan dan neraka.
Genderang perang setan selalu dibunyikan, dengan memukul genderang tersebut, berteriak, "wahai kelompok setan, sifat setan ada dalam diri kita, semakin cepat kita memasuki neraka dan setiap pasukan kufur bermandikan debu dan darah. Makhluk-makhluk yang berwajah buruk yang mengenakan kain hitam dibadannya. Ruh-ruh terlaknat mereka diikat dengan rantai-rantai dari api dan membawanya ke dasar bumi.
Bumi membuka mulutnya disuatu sisinya dan keluar darinya jilatan-jilatan api neraka, disana ruh-ruh orang-orang yang terlaknat diseret masuk kesana. Sekelompok orang bodoh untuk memperoleh dunia yang fana ini, mereka menyerahkan dirinya kepada setan dan mereka telah melakukan semua kejahatan terhadap keluarga Rasulullah SAW. Imam Husain as berkenaan yang tentara kufur berkata kepada Imam Ali as-Sajjad as, "setan telah mengalahka tentara kufur dan mereka semua telah melupakan Allah."(QS.Al-Mujadalah:19)
Teriakan kesakitan Imam Husain as mengguncangkan tanah karbala. Hati langit teriris, seolah marah telah menghalangi jalannya awan, ombak berderu-deru dan bumi berteriak-teriak, "hai orang-orang yang lupa terhadap Allah, ini adalah Al-Husain as yang meminta pertolongan, hai dunia apakah engkau tidak punya malu? Cucu Rasulullah SAW sendiri diantara jasad-jasad yang terbunuh mencari penolong. hai air-air dunia apakah kalian tidak malu kepada Husain putra Sayidah Fatimah Az-Zahra as yang akan terbunuh dalam kehausan. Hai tentara kufur, setan telah menunggangi hati-hati, mata-mata dan telinga-telinga kalian, kalian bagaika seekor keledai yang dibawanya maju. Al-Husain as tidak menginginkan dunia dan tanpa seorang penolongpun berteriak, "apakah ada orang yang baik, yang ingin berbuat baik kepada keluarga Rasulullah SAW? Apakah ada seorang penolong, yang ingin menolong keluarga suci Nabi? Apakah ada seorang pelindung yang mau melindungi putra Fatimah Al-bathul? Apakah ada orang yang membela keluarga Rasulullah? Apakah ada penyembah Allah, yang beribadah kepada Allah dengan membantu kami? Apakah ada seorang yang mendengar teriakan-teriakan kami dengan mengharap pahala Allah?" (kitab Al-Waqo'ikul Ayyam hal 441)
Teriakan Al Imam Husain as tak berbalas, sunyi dari jawaban dan cahaya hati tenggelam dengan memancarkan cahaya terakhirnya. Sampai sekarang pun tidak ada satupun yang menjawab panggilan Al imam Husain as. Dari semua pahlawan yang berkorban, sekarang hanya Imam Husain yang tersisa, yang maju ke medan perang dengan diiringi para malaikat ke arah Arsy Ilahi, untuk bergabung dengan kakeknya yang Mulia Rasulullah SAW, ayahnya Ali Al-Murtadha sang penegak keadilan, ibunya yang suci Sayidah Fatimah as dan darah sucinya pada jasadnya yang terpotong-potong seakan di peluk tanah karbala, dan dengan gagah berani menolak dunia. Beliau as maju mereguk kesyahidan untuk berjumpa dengan Allah. Al Imam Husain as maju menuju medan perang dengan pedang terhunus, tidak sayang kepada dunia, maju dengan cepat untuk bertemu Allahnya.
Al Imam Husain as tetap gigih berjuang walaupun terbayang padanya wajah-wajah saudara-saudaranya, anak-anaknya dan para sahabatnya, dengan keadaan yang sangat kehausan, luka yang menyakitkan disekujur tubuh sucinya dan teriknya matahari telah membuat heran tentara Yazid. Empat ribu pemanah menghujani Imam Husain dengan anak panahnya. Dengan perasaan takut mereka mengepung dan menghujani Al Imam Husain as dengan anak panah dan tombak, sehingga badan suci Imam Husain dipenuhi oleh anak panah dan tombak.
Al Imam Husain as sendirian menyerang ke arah kanan dan kiri, beliau melihat semua sahabat-sahabatnya yang terbunuh, saudara-saudara dan anak-anaknya tergeletak ditanah dengan bersimbah darah dan debu. Kemudian beliau as berkata kepada kaum kufur, "celakalah kalian, hai para pengikut Abu Sufyan, jika kalian tidak memiliki agama dan tidak takut kepada hari pembalasan, minimal kalian menjadi manusia yang merdeka di dunia ini."
Sebongkah batu besar dilemparkan ke arah al-Husain as, membuat kening suci beliau terluka dan mengucurkan darah merah segar, hingga membasahi wajah suci beliau. Imam mengambil surbannya dan membersihkan darah dari keningnya. Sekonyong-konyong sebuah anak panah dengan tiga mata melesat dan mengenai dadanya. Beliau langsung terjatuh ke tanah. Imam kemudian mengangkat kepalanya dan menengadah ke langit dan berkata, "Bismillah wa Billah wa ala millati Rasulillah, wahai Tuhanku, Engkau mengetahui bahwa mereka membunuh seorang putra dari putri seorang Nabi, yang tiada lain selainnya."
Imam kemudian mencabut anak panah yang tembus sampai ke belakang, darah segar mengalir deras, layaknya sebuah mata air. Imam memenuhi tangannya dengan darahnya sendiri dan melemparkannya ke langit dan tak satu tetespun jatuh ke bumi. Langit memerah karena  duka, seakan langit malu menyaksikan pengorbanan dan syahidnya pecinta Allah ini. Al Imam Husain as berkata kepada darahnya serta melumuri seluruh wajahnya dengan darah suci beliau agar dunia mengetahui, bagaimana bala tentara setan mengorbankan putra Rasulullah, dengan menggunakan senjata-senjata dunia dan berbuat haram.
Al Imam Husain as seperti seorang yang tampan yang kuat berenang dilautan darah. Beliau membentangkan kedua sayapnya, dan dengan kekuatan yang tersisa yang ada padanya, untuk membela kebenaran, tetap berkorban, beliau menyerang ke arah kanan dan kiri musuh. Iblis-iblis tidak mempunyai kemampuan dalam menghadapi perjuangan Imam Husain as dan menghujani beliau dengan anak panah, hingga sebuah tombak melesat mengenai dada dan merobohkan Beliau dari kudanya. Wajah yang mirip dengan Rasulullah itu sekarang tergeletak diatas tanah, teriakan Zainab as terdengar dari luar kemah dan memanggil-manggil, "wahai saudaraku, wahai tuanku, wahai keluargaku, andaikan langit runtuh menimpa bumi, andaikan seluruh gunung menimpa padang pasir."
Shimir adalah anak zina yang setan ikut andil dalam tetesan air mani bapaknya. Sekonyong-konyong dia berteriak kepada tentara iblis, "apa yang kalian tunggu?" Engkau telah jatuhkan Husain, engkau telah taklukkan  Husain, pisahkan badannya dengan kepalanya." Tetapi dengan kewibawaan Imam Husain as memaksa mereka melarikan diri. Sampai anak setan yang bernama Shimir turun dari kudanya, sambil berkata, "hai Husain, aku mengenalmu. Ibumu adalah Fatimah Az-Zahra dan ayahmu adalah Ali Al-Murtadha dan kakekmu adalah Muhammad Al-Mustafa.
Tetapi aku akan tetap membunuhmu dan aku tidak pernah takut. Pedangnya ditempelkan ke leher suci Imam Husain as dan secara perlahan dia memisahkan leher mulia kekasih Rasulullah SAW dari tubuhnya. Ketika Al Imam Husain as hendak syahid, padang karbala dipenuhi dengan badai pasir dan debu yang dahsyat dan hitam yang menggelapkan langit karbala. Cakrawala yang tadinya merah menjadi hitam kelam dan sebuah tirai hitam pekat terbuka bagi para pecinta dunia, sampai penyelamat dunia Imam Mahdi as muncul dan kegelapan akan dimusnahkan dari dunia. Para malaikat terkulai lemas, semua makhluk bersedih dan meneteskan airmata kerugian, kenapa mereka tidak mendapatkan taufik untuk bisa berkhidmat bersama Imam Husain. Para tentara Umar bin Sa'ad telah mencapai puncak kejahatan dan mengerjakan perbuatan setan dan dengan seluruh kebencian yang ada mereka menginjak-injak badan Imam Husain yang Madzlum dengan kuda dan mematahkan seluruh tulang iga, dada dan punggung suci Imam Madzlum tersebut.

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

PENONTON-PENONTON YANG TIDAK TERHITUNG

Aku berkata, "wahai iblis, engkau berbicara tidak sopan, semoga Allah melaknatmu atas setiap kejahatan dan bencana yang terjadi didunia, yang bersumber dari engkau wahai yang terkutuk."
Para pelaku bengis terhadap keluarga Nabi SAW adalah orang-orang yang murtad, yang setelah mendapatkan hidayah, jatuh kepangkuan setan dan mereka melakukan kebengisannya terhadap cucu-cucu Nabi SAW. "Setan memperdaya orang-orang yang murtad setelah mendapatkan hidayah, dalam pandangan mereka adalah penyakit dan memperhatikan mereka dalam kesesatan." (QS.Muhammad:25)
Mereka adalah para penonton yang tidak berarti dalam cerita setan.
Ketika aku mengingat musibah dan kemadzluman yang terjadi terhadap Imam Husain dan saudarinya yang mulia Sayidah Zainab, tanpa aku sadari hatiku sedih dan nafasku sesak, tanpa aku sadari airmata mengalir dari kedua mataku hingga membasahi pipiku. Aku menangis dari kesedihan perpisahan dengan Imam Husain, atas kesendiriannya tanpa penolong, atas tertawannya keluarganya serta syahidnya putra-putranya. Andai saja aku berada pada zaman itu, tentu aku akan maju kemedan perang untuk membantu Imam Husain as untuk menegakkan agama Allah.
Iblis berkata, "apakah sampai sekarang engkau ingin berada bersama Imam Husain as beserta para sahabatnya, dan bersama mereka mencapai derajat syahid? Engkau pikir, jika engkau berada dalam keadaan seperti itu, engkau akan berpihak kepada kelompok yang mana? Apakah kau yang akan berhadapan dengan Imam Husain? Ataukah engkau akan pertaruhkan nyawamu bersama para sahabat dan penolongnya? Apakah engkau akan memilih cahaya dan surga? Ataukah engkau mencari dunia yang akan menenggelamkanmu dalam kegelapan dan berada dalam barisan Umar bin Sa'ad? Sehingga engkau mendapatkan senyuman kepuasanku?"

Sumber dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

IBLIS DALAM TRAGEDI BERDARAH KARBALA

Iblis tenggelam dalam pikirannya, dia melihat kedua tangannya dengan pandangan yang aneh, kemudian berjalan menuju ke arahku dan berkata, "engkau ingatkan aku akan tragedi Karbala, Allah masih akan mengampuniku dari apa-apa yang telah aku lakukan sampai sekarang terhadap anak cucu Adam, tetapi karena darah yang mengalir dan karena kemadzluman Husain bin Ali bin Abi Thalib as, yang karena godaan-godaanku atas manusia pecinta dunia maka aku tidak akan pernah mendapatkan maafNya. Sampai sekarang setelah bertahun-tahun, tanganku belum bersih dari darah madzlum Imam Husain as dan aku mengetahui bahwa aku akan dikumpulkan bersama mereka yang menzalimi Husain as."
Aku berkata dengan nada kesal, "hai setan terkutuk, apakah engkau berkata karena penyesalanmu? Padahal pada hari Asyura seluruh tentaramu berkumpul berpesta pora dan menari-nari dan pada setiap tentara Imam Husain as yang shahid engkau berteriak kegirangan sambil menari-nari."
Iblis berkata, "benar, aku selalu sibuk membalas dendam kepada anak cucu Adam. Dan di setiap tempat yang terdapat perselisihan dan terjadi pertumpahan darah, aku selalu berada disana. Aku selalu memperkuat barisan musuh dan menghidupkan api peperangan. Di Karbala pun seperti itu. Setiap tentara Umar bin Saad melarikan diri, aku akan merubah wujudku menjadi salah satu dari pimpinan mereka dan menghalangi jalan mereka hingga mereka kembali memerangi Husain as. Aku berkata kepada mereka, "celakalah kalian. Apakah kalian melarikan diri dari seseorang yang kehausan, tidak memiliki siapapun dan terluka? Padahal kita mempunyai tentara banyak dan laki-laki yang pemberani, mana keberanian dan kesatriaan kalian? Kembalilah dan kepung dia dan jatuhkanlah dia dengan pukulan pedang, hujani dia dengan anak panah." Sedemikian ku kobarkan hasut nan sesat diantara mereka sehingga mereka lalai.
Karena kegembiraanku aku berteriak diantara langit dan bumi, "hari ini dendamku terhadap anak cucu Adam telah terbalaskan." Aku telah berusaha semaksimal mungkin agar tentara Umar bin Saad mencintai dunia dan lebih cepat menghabisi Husain as."
Aku berkata, "hai setan, tangan-tanganmu kotor di setiap kejadian sejarah dalam menyimpangkan kebenaran. Tragedi Karbala adalah salah satu kejadian yang paling penting yang mana engkau dan tentaramu telah menyebabkan terciptanya tragedi sejarah yang pahit dan mengenaskan, engkau telah membunuh Husain secara madzlum!"
Kesyahidan Imam Husain as dengan telah menyirami pohon kebenaran Islam sehingga Islam terjaga dari tangan-tangan kafir dan setan yang ingin menyimpangkan Islam yang sebenarnya dan dengan tertumpahnya darah al-Husain telah menunjukkan jalan sehingga para pengikut imam husain as ke depan tidak salah jalan, dan berjalan di jalan cinta dan cahaya, sehingga tidak jatuh dalam jurang kegelapan dan pelukan setan.
Para pecinta Imam Husain as selalu membawa bendera berwarna merah Husainy diatas bahu-bahu mereka yang lelah, hingga munculnya Imam Mahdi as, mereka mengeluh dan tersiksa, sampai Imam Mahdi as cucu Sayidah Fatimah as muncul. Dia akan keluar dari kebun bunga melati dengan membawa bendera merah Husaini dan akan berteriak menuntut darah orang-orang madzlum dalam sejarah. Sampai iblis dan bala tentaranya lari ketakutan, dan dengan pandangan yang sedih melihat rapot perbuatannya yang semuanya terlihat merah seperti kobaran api dendam dalam diri setan.
Iblis berkata, "engkau selalu mengikuti Imam Husain as? Tragedi Karbala adalah kejadian yang tidak masuk akal. Hari dimana aku sampai kepada tujuanku. Aku berfikir bahwa dengan terbunuhnya Husain as maka dunia tidak berputar lagi dan dunia akan kiamat. Aku telah membalaskan dendam terhadap seseorang yang terbaik diantara para makhluk Allah dan salah satu dari anak cucu Adam paling mulia, di padang karbala. Engkau tidak mengetahui ketika satu persatu sahabat dan keluarga Husain syahid dan tenggelam dalam darah serta seluruh badan mereka dipenuhi oleh anak-anak panah dan sayatan pedang, betapa aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Hari asyura adalah hari terbaik atas balas dendamku.
Ketika aku diusir dari surga, aku selalu memikirkan dengan jalan apa aku menuntut balas dari Adam dan anak cucunya? Dan hari Asyura adalah hari pembalasan terhadap keluarga Imam Husain as, yang satu demi satu, seperti daun yang berguguran, jatuh ke tanah berlumuran darah. Aku memperdaya tentara ibnu ziad dengan godaan kedudukan, kepemimpinan dan cinta dunia, yang menyebabkan mata mereka buta karena kenikmatan-kenikmatan dunia.
Dan untuk mencapai kenikmatan-kenikmatan tersebut mereka tidak segan-segan menyembelih jasad-jasad para syuhada dan kuda-kuda mereka menginjak-injak jasad-jasad tersebut. Kebengisan yang telah diperlihatkan tentara Umar bin Sa'ad terhadap keluarga Imam Husain as di padang karbala membuat aku menari gembira dan aku meminum tuak karena kejahilan manusia-manusia yang terperdaya ini yang telah mengorbankan ciptaan Allah yang terbaik dan menggantinya dengan kenikmatan dunia yang cepat berlalu.

Kutipan dari buku "Semalam bersama setan."
Dikarang oleh Alieh hamedani.

TAUBAT AL-HUR DI PELUKAN KECINTAAN KEPADA IMAM HUSAIN AS

Tauladan yang nyata dalam hal ini adalah taubatnya Hur bin Ziad ar-Riyahi, salah seorang tentara yang mencegah Imam Husain as, keluarga dan para sahabat-sahabatnya untuk air, yang walaupun telah berlalu bertahun-tahun, namun sampai sekarang orang-orang masih membicarakan pertaubatannya.
Hur adalah seorang tentara, berbadan tegap dari Bani Qadasiyah, diperintahkan untuk memimpin seribu pasukan, gun mencegat rombongan imam Husain as dan para sahabat-sahabatnya dalam perjalanannya menuju Kufah. Ketika ia dan pasukannya telah berhasil memblokade Imam Husain as, waktu itu telah sampai kepada waktu dzuhur dan Imam ingin melaksanakan sholat dan berkata, "wahai manusia, aku tidak akan datang kepadamu kecuali karena surat-surat kalian yang datang kepadaku dan utusan-utusan kalian datang dan memintaku untuk datang kepada kalian, dengan alasan kami tidak mempunyai imam.
Dan kalian semua telah berbaiat dan berjanji. Jika kalian teguh dengan baiat dann janjimu, aku telah datang kepada kalian. Kemudian Imam Husain as mendirikan shalat dan beliau berkata kepada Hur, "apakah engkau ingin sholat bersama-sama denganku?" Hur berkata, "aku akan sholat dibelakangmu." Dan ini merupakan secercah cahaya pertama yang masuk kedalam hati Hur. Ketika beranjak waktu asar, Imam Husain as memerintahkan agar setelah shalat ashar mereka bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Beliau as kemudian berkata kepada orang-orang, "jika kalian tidak suka kepada kepemimpinan kami dan tidak mengetahui hak kami dan sekarang pendapat kalian bukanlah seperti yang kalian tulis dalam surat-surat kalian kepadaku, maka aku akan kembali lagi."
Hur berkata, "aku bersumpah kepada Allah, aku tidak mengetahui mengenai surat-surat dan utusan-utusan yang engkau bicarakan." Imam memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk mengambil peti yang dipenuhi surat-surat dari warga kufah untuk ditunjukkan kepada Hur. Hur berkata, "kami tidak menulis surat-surat itu kepadamu dan aku diperintahkan untuk selalu mengawalmu dan membawamu ke kufah ke hadapan Ubaidillah." Imam Husain as berkata, "kematian bagimu lebih dekat dari harapan ini."
Kemudian beliau as menghadap ke para sahabat-sahabatnya dan berkata, "kita bergerak, kita kembali menuju Madinah." Disaat rombongan tengah berkemas untuk kembali ke Madinah, tentara Hur menghalanginya dan Imam Husain as berkata kepada hur, "semoga ibumu tidak menjadi tebusanmu, apa yang engkau inginkan?" Hur berkata, "jika perkataan seperti itu keluar dari mulut orang arab yang lain dalam kondisi seperti ini aku juga akan membawa nama ibunya sebagai balasannya. Tetapi demi Allah, aku tidak bisa membawa-bawa nama ibumu, karena dia adalah termasuk orang yang terbaik." Kebaikan dan akhlak mulianya kepada Imam Husain as dan ibunya Sayidah Fatimah as, maka dia mendapatkan lagi sebongkah cahaya yang memancarkan dari dalam hatinya. Hur berkata, "aku tidak diperintahkan untuk memerangimu, aku hanya diperintahkan untuk mengawal kalian sampai ke kufah dan karena engkau tidak mau menuju Kuffah, maka engkau harus menuju ke tujuan lain, tidak ke kuffah dan tidak juga ke Madinah. Pasukan Islam bergerak, Hur dan tentaranya mengikuti dari belakang tapak-tapak tentara Islam di gersangnya padang pasir. Pasukan Hur mengikuti rombongan Imam Husain as hingga sampai disuatu tempat yang bernama Nainawa.
Seorang utusan dari ibnu Ziad membawakan sebuah surat untuk Hur yang isinya memerintahkan Hur dan tentaranya untuk menangkap Imam Husain as beserta rombongannya dan menyiksa mereka semua. Para sahabat Imam Husain as berada dalam kepungan Hur dan tentaranya di tanah Karbala, dan diharamkan air sungai eufrat bagi tenggorokan-tenggorokan suci Imam Husain as, keluarganya dan para sahabatnya.
Hur sejenak tenggelam dalam pikirannya, dia berdiri menjauh dari orang-orang dan terjadi peperangan dalam dirinya antara memilih kebenaran dan kebatilan. Dengan alasan untuk memberi minum kepada kuda-kuda, dia menjauh dari para tentara Umar bin Sa'ad dan pelan-pelan mendekat kepada kemah Imam Husain as. Muhajir bin aus berkata kepada Hur, "apa yang tengah engkau pikirkan?" Dengan tubuh bergetar hur berkata, "demi Allah, aku tengah diajukan pilihan antara surga dan neraka, dan aku bersumpah aku tidak akan memilih kecuali untuk mendapatkan surga, walaupun tubuhku dipotong-potong dan dibakar.
"Seketika itu juga dia memacu kudanya dan melesat kencang menuju perkemahan Imam Husain as untuk bergabung dengan rombongan imam. Sesaat setelah sampai di kemah-kemah Imam Husain as, dia meletakkan kedua tangannya diatas kepalanya (tanda penyesalan) sambil berkata, "wahai tuhanku, aku kembali kepada-Mu, ampunilah aku dan terimalah taubatku ini, aku telah menyakiti hati pecinta-Mu, keluarganya dn sahabat-sahabatnya." Setelah mendekat, hur mengucapkan salam dan berkata kepada Imam Husain as, "aku akan menjadi tebusanmu, wahai putri Rasulullah. Akulah yang menutup jalanmu untuk kembali dan menggiringmu dan mempersulitmu, tapi sungguh aku tidak menyangka bahwa kaum ini berniat untuk membunuhmu dan keluargamu.
Jika sebelumnya aku mengetahuinya, maka aku tidak akan mau melakukan hal ini dan kini aku bertaubat kepada Allah dari apa-apa yang telah aku lakukan. Duhai Imamku, apakah taubatku akan diterima oleh Allah SWT?" Imam Husain as berkata, "ya, Allah akan menerima taubatmu, turunlah dari kudamu." Hur berkata, "aku tidak akan turun dari kudaku kecuali aku akan memerangi kaum zalim ini untuk membantumu, karena akulah yang pertama menghalangimu, apakah engkau mengizinkan aku menjadi orang pertama yang berperang dan meninggal dijalanmu dan pada hari kiamat aku akan menjadi orang pertama yang akan bersalaman dengan kakekmu Muhammad SAW."
Imam Husain as berkata, "semoga Allah merahmatimu, lakukan apa yang engkau inginkan."
Hur dengan gagah berani melesat diatas kudanya menuju medan perang, dengan semangat yang tidak dapat dilukiskan, dia berkata kepada para tentara Ibnu Sa'ad, "hai orang-orang kufah, ibu-ibu kalian menjadi tebusannya dan akan menangis, mengapa orang soleh ini engkau panggil ketempat kalian dan ketika ia datang engkau malah meninggalkannya.
Engkau katakan akan membantunya berperang melawan musuhnya, tetapi kalian tidak mau membantu, dan sekarang engkau ingin membunuhnya? Engka Eufrat untuk mereka, padahal orang Yahudi, orang Nasrani, orang Majusi dan bahkan hewanpun dapat meminumnnya, sehingga kehausan mereka menyebabkan mereka tidak sadarkan diri.Sepeninggalan Nabi SAW, kalian tidak menghormati keluarganya." Tentara kafir yang tidak sabar mendengar perkataan Hur, langsung menghujani anak panah kearahnya. Hur menyerang ke berbagai penjuru dan dia berhasil membunuh beberapa musuh berwajah hitam para pengikut setan. Hur berhasil mengirim empat puluh orang dari mereka ke neraka.
Setelah beberapa saat berperang pasukan musuh berhasil membunuh kuda Hur, hingga ia harus berperang dengan kedua kakinya, satu batalion tentara musuh menyerangnya dan berhasil melukai seluruh badannya. Hur merangsek masuk ditengah-tengah mereka dan menebas kesana kemari, dia berperang sebagai ksatria, sampai sebuah anak panah mengenai dadanya, dan pahlawan yang telah bertaubat ini jatuh ke tanah.
Para sahabat Imam Husain as membawanya ke hadapan Imam Husain as, nadinya masih berdenyut, dia memandang wajah Imam Husain as dan dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya berkata, "wahai Imam Husain, wahai pemimpinku, apakah engkau telah memaafkan aku dan ridho kepadaku?" Imam Husain as meletakkan tangannya kepadaku dan berkata, "sebagaimana ibumu telah memberi nama Hur (kebebasan) kepadamu, engkau di dunia merdeka dan di akhirat akan menjadi laki-laki ynag merdeka."
Hur telah mengeluarkan kebodohan dan kejahilan dalam dirinya hingga akhirnya ia dengan kedua sayapnya dia terbang menuju ke haribaan Allah, seperti merpati yang kasmaran hinggap di perkemahan Imam Husain as dan mendapatkan surga dalam menolong putra Sayidah Fatimah Az-Zahra as. Dia menyerahkan neraka jahanam dan kesalahan kepada bala tentara setan, Hur sampai pada keyakinannya, sehingga dia memahami tirai kegelapan dan dalam menjalani umurnya di dunia yang sebentar ini, dia tenggelam dalam pelukan cahaya cinta Ilahi.



Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

AMARAH SETAN DARI AYAT

Allah mencintai orang yang bertaubat, "sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat." Allah menyukai orang-orang  selalu dan secara berkesinambungan bertaubat. Usaha setan untuk melupakan orang untuk beristighfar sangatlah banyak, seperti menggunakan sebuah perisai dalam menangkalnya. Kecintaan Allah terhadap istighfar dan hasil yang banyak yang didapat manusia adalah adanya berkah yang banyak sekali dalam kehidupan manusia. Ini akan menyebabkan setan mengerahkan segala daya dan upayanya agar manusia tidak bisa melakukan perbuatan ini.
Setan dengan kesombongaan yang tidak bisa dilukiskan berkata, "jika aku senang dengan orang yang bertaubat dan beristighfar maka dari pertama kali ketika Allah memerintahkan aku untuk bersujud dan bertaubat disisiNya sudah aku jalankan dan dari permulaan penciptaan sampai aku masih mendapat kesempatan aku akan berusaha sekuat tenaga agar anak cucu Adam tidak bisa melakukan perbuatan taubat. Semua usaha dan jerih payahku adalah untuk setiap waktu mereka mempunyai pikiran untuk bertaubat, penyesalan, permohonan maaf dan beristighfar, aku akan merubah pikiran mereka dan menghalangi mereka untuk kembali kejalan yang benar, jalan yang diperintahkanNya."
"Hai terkutuk, Allah ketika berfirman, "barangsiapa yang melakukan perbuatan munkar dan atau berbuat kedzaliman kepada diri sendiri, dan kemudian mengingat Allah dan meminta ampunan atas dosa-dosanya, tiada lain kecuali allah yang mengampuni dosa-dosanya, karena mereka menyadari keburukan dosa-dosanya, dan memohon ampunan atas dosa-dosanya kepada Allah."(QS.Ali-Imron:135)
Setan yang menyaksikan kasih sayang Allah kepada manusia sedemikian besar terhadap manusia, maka dia pergi ke sebuah gunung di Mekkah yang bernama Tsur dan dengan suara paling keras dia memanggil bala tentaranya, dia bersedih dan merintih.
Setan berkata, "aku ingat, hari yang berat dan menyedihkan tersebut. Dengan ayat ini Allah telah membukakan pintu-pintu rahmatNya kepada manusia dan aku berada dalam kesulitan yang besar sehingga seperti apapun aku berusaha, aku tidak bisa menghentikan mereka.
Aku memanggil semua bala tentaraku dan mereka semuanya berkumpul. Mereka bertanya, "wahai pemimpin kami, ada apa gerangan yang sangat penting untuk menjadika engkau khawatir seperti ini? Aku berkata, ayat ini diturunkan untuk mukminin dan orang-orang yang sungguh-sungguh bertaubat. Siapa diantara kalian yang bertugas untuk menghalang-halangi mereka? Salah satu dari mereka berkata, dalam menghalangi manusia dan menghancurkannya aku telah melakukan hal ini dan itu."
Aku berkata, Engkau tidak akan mampu melakukan hal ini dan engkau tidak layak melakukan pekerjaan ini. Yang lainnya berkata, aku telah melakukan ini dan itu.
Aku juga berkata kepadanya, Engkau juga tidak akan mampu mengerjakan hal ini. Lalu was-wasil Khonnas berkata, aku yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, aku akan menjanjikannya sedemikian rupa dihadapan mereka dan menebarkan harapan-harapan dan pikiran-pikiran perbuatan dosa diatas kepala mereka sehingga mereka berbuat maksiat. Ketika mereka berbuat kesalahan dan melakukan dosa, maka mereka akan lupa beristighfar dan meminta ampunan. Aku setan besar berkata kepadanya, engkau mampu mengerjakan pekerjaan ini dan engkau mengetahui pentingnya hal tersebut dan mulai sekarang sampai hari kiamat engkau yang bertugas mengerjakan tugas ini."(kitab biharul An-War, juz 7, hal 351)


PARA MALAIKAT RAHMAT ALLAH.


"Hai iblis terlaknat, Allah pasti akan melindungi hamba-hambaNya yang mukmin dari semua was-was dan godaanmu dan akan menurunkan para malaikat rahmatnya kepada manusia untuk melindungi manusia dari godaan kau dan bala tentaramu, dan hal ini dalam al-Qur'an dikatakan, "benar, jika kalian bersabar dan bertahan, disebabkan setan yang menggoda, Allah akan mengirimkan lima ribu malaikatnya untuk membantu kalian."(QS.Ali-imron:125)
Dan kelima ribu malaikat Allah ini siang dan malam dalam kondisi berjaga diseluruh penjuru dunia dan ketika ada teriakan taubat dan suara kecintaan kepada Allah, maka mereka akan segera menolong manusia sehingga manusia yang bertaubat tadi di bimbing dari kegelapan menuju kepada cahaya.


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.