1. KARENA RI'YA
Motivasi
sedekah haruslah karena Allah. Sebagian orang memberi sedekah, tetapi
motivasinya adalah karena ri'ya atau mengharap pamrih dari orang yang
diberi sedekah atau orang lain yang menyaksikan serah terima sedekah.
Orang yang pamrih tidak wajar mendapatkan ganjaran dari Allah SWT,
karena dia mengharap upah dari orang lain. Seyogyanya sedekah adalah
tindakan yang ganjarannya dari Allah. Dengan riya dia mengalihkan
pamrihnya kepada orang yang tidak berhak memberi upah. Perumpamaan riya
digambarkan oleh Allah pada QS.Al-Baqarah[2]:264 :
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima,
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia".
Ayat
ini menegaskan bahwa mereka ini tidak mendapat manfaat didunia dari
usaha-usaha mereka (sedekah) dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.
Ada 2 kerugian yang diderita oleh seseorang yang motivasi sedekahnya
bercampur dengan riya, yaitu pertama harta yang dia sedekahkan terbuang
sia-sia. Artinya tadinya dia memiliki modal tapi setelah dia sedekahkan
modal itu hilang dengan sia-sia karena tidak akan kembali. Kedua,
ganjaran yang seharusnya ada, lenyap dengan motivasi riya dalam hatinya.
Allah bermaksud melipatgandakannya, tetapi dia sendiri yang melakukan
sesuatu yang mengakibatkannya hilang.
2. TIDAK BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI AKHIRAT.
Perlu
diperhatikan bahwa untuk mencapai ganjaran 10-700x lipat atau lebih,
sebagaimana ditegaskan dalam QS.Al-baqarah[2]:261, seseorang tidak hanya
terfokus pada pemberian sedekahnya saja. Tetapi, faktor subjektifnya
(pemberinya) juga harus diperbaiki. Seseorang akan cepat diganjar oleh
Allah jika si pelaku mempunyai tingkat keimanan dan kepercayaan kepada
Allah yang tinggi.
Semakin
tinggi keimanan dan kepercayaan, maka semakin tinggi ganjaran, juga
semakin cepat datangnya ganjaran. Kekeliruan sementara orang adalah
terfokus pada objek sedekah, yaitu banyak tidaknya materi yang
diberikan. Bahkan, seseorang terkadang bersedekah, diluar itu dia tetap
korupsi, tetap maksiat.
"Dan
dia tidak beriman kepada Allah dan dihari kemudian. Maka,perumpamaan
orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu
ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir".
Seharusnya
sedekah membuat seseorang menjadi lebih kuat keimanannya kepada Allah.
Membuat lebih yakin bahwa ganjaran Allah tidak hanya didunia, tapi juga
diakhirat. Sehingga, pamrih-pamrih yang muncul dalam hati bisa terhapus
perlahan-lahan, hingga seseorang tidak perlu menunggu-nunggu kapan
balasan dan ganjaran datang, karena ia sudah yakin bahwa kalau tidak
didunia, tentunya diakhirat pasti dibalas.
3. KARENA SELAIN ALLAH.
Berbeda
dengan riya, ada juga orang yang bersedekah karena selain Allah. Kalau
riya motivasinya mengharap pujian dari orang lain, sementara ini
motivasinya bukan untuk ibadah kepada Allah. Misalnya, karena semua
orang pada kesempatan tertentu memberi, dia yang sejatinya tidak
bermaksud memberi, karena tidak enak dengan orang-orang, ia terpaksa
memberi. Sedekah seperti ini bisa dikategorikan sedekah karena selain
Allah. Oleh karena itu, rusak nilai sedekah karena motivasi seperti ini.
4. TIDAK MENGHARAP RIDHA ALLAH(TUJUANNYA PEMBERIAN SEDEKAH).
Tujuan
pemberian sedekah hendaklah guna memperoleh ridha Allah SWT, yang
mantap, berulang-ulang, dan berkesinambungan. Untuk mencapai kategori
pencapaian manfaat sedekah yang mantab, seorang muslim yang bersedekah
haruslah memerhatikan aspek ini. Kalau tidak, maka sedekah yang
diberikan tetap mendapat ganjaran dari Allah sebagaimana disebutkan pada
QS.Al-baqarah[2]:261 yaitu perumpamaan sebutir benih yang berlipat
sampai 700x lipat. Namun, tidak dijelaskan tujuan terjauh dari
bersedekah itu. Maka untuk tingkatan bersedekah yang lebih tinggi,
seorang muslim harus menanamkan motivasi mengharap ridha Allah ini. Mari
kita lihat ayat berikut, QS.Al-baqarah[2]:265 :
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah".
Jika
aspek ini ditanamkan dalam hati seorang yang bersedekah, maka dia akan
mendapatkan manfaat sedekah yang berkesinambungan bahkan sampai akhirat.
Berbeda dengan orang yang bersedekah tapi aspek pengharapan ridha Allah
ini tidak tertanam, tentunya tetap akan dibalas namun perumpamaannya
adalah bersifat temporal. Yakni, aspek ini mengarah kepada efek yang
berkesinambungan.
5. KETEGUHAN JIWA.
Pada
tingkatan sedekah level tinggi, seseorang juga dituntut sudah sampai
pada segmen untuk 'keteguhan jiwa'. Aspek ini merupakan tujuan kedua
setelah "mengharap ridha Allah" yang merupakan aspek sedekah yang lebih
tinggi. Maka kalau dua aspek ini terpenuhi, si pemberi sedekah telah
mencapai level diatas sedekah tingkat biasa. Allah SWT berfirman dalam
QS.Al-Baqarah[2]:265 :
"Dan
untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak
didataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, kebun itu menghasilkan
buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan
gerimis pun memadai. Dan Allah maha melihat apa yang kamu perbuat".
Sedekah
yang baik, lambat laun harus membuat pelakunya bisa menata diri,
menguasai hawa nafsu, dan pengukuhan jiwa. Harta terutama uang memiliki
magnet yang tinggi dalam memengaruhi jiwa dan diri setiap manusia.
Sedekah berkaitan erat salah satunya dengan merelakan harta termasuk
uang yang sudah dicari dengan susah payah dan persaingan yang ketat.
Kemudian dituntut dengan suka rela untuk dikeluarkan secara cuma-cuma
kepada orang lain. Kita semua sepakat kalau hampir semua orang rela
melakukan hal yang ekstrem sekalipun demi uang. Hal ini membutuhkan
kesadaran jiwa yang tinggi. Pada segmen ini, seseorang yang sudah sampai
pada keteguhan jiwa ketika bermaksud mengeluarkan sedekah maka ini
sangat luar biasa.
6. MENUNDA-NUNDA SEDEKAH.
Menunda-nunda
penyerahan dan pelaksanaan sedekah juga merupakan kesalahan yang sering
menyelimuti orang-orang yang bersedekah. Penundaan merupakan indikasi
ketidakikhlasan, ketidaktulusan, ketidakteguhan jiwa, ada rasa takut
miskin, dan kurang teguhnya keimanan sehingga tejadi keraguan yang
mengakibatkan penundaan. Sebaiknya ketika seseorang mempunyai keinginan
untuk bersedekah, hendaknya ia segera mendistribusikannya tanpa berfikir
banyak lagi. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukharimenyebutkan :
"Haritsah
bin Wahab berkata,'saya mendengar Rasulullah bersabda,"Bersedekahlah!"
Sesungguhnya akan datang suatu zaman kepadamu dimana seseorang membawa
sedekahnya, namun dia tak menemukan seorangpun yang mau menerimanya.
Orang itu berkata,'kalau kamu datang kemarin, mungkin aku akan
menerimanya, tetapi hari ini aku tidak sedang membutuhkannya".
Pada
sisi lain, sebenarnya opsi ini bisa menjadi tips latihan untuk mengasah
keikhlasan dalam bersedekah. Yaitu, ketika seseorang berniat bersedekah
dia langsung memberikannya kemudian hendaklah dia langsung
melupakannya.
7. TIDAK TULUS.
Ketulusan
dalam menafkahkan harta atau menyedekahkannya dijalan Allah akan
menumbuhkan rasa aman bagi si pemberi menyangkut rezekinya dimasa depan.
Dia tidak ragu dan merasa takut dalam memberi sedekah, dan dia juga
tidak takut miskin atau kekurangan harta maupun kebahagiaan dan
kemudahan dimasa depan. Sementara, sedekah yang tidak tulus akan
menghalangi semua kebahagiaan dan ganjaran yang dijanjikan. Dalam
QS.At-Taubah:79 dijelaskan :
"Orang-orang
munafik itu yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang
memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak
memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya,
orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan
mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih".
Ayat
ini turun sebagai respon terhadap sikap penghinaan dari orang munafik
tehadap kaum muslimin. Kalau sedekahnya banyak, mereka katakan dia riya.
Dan kalau sedikit, mereka katakan "telalu sedikit untuk Allah" sehingga
tidak berarti bagi Allah. Hadits berikut merupakan asbabun nuzul dari
ayat diatas :
"Abu
Mas'ud ra berkata,"tatkala ayat sedekah turun, kami mengamalkannya
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Salah seorang sahabat bersedekah
dengan banyak sekali, kemudian orang munafik berkata,'mereka
melakukannya dengan riya'. Dan salah seorang sahabat lainnya bersedekah
dengan semampunya (sedikit). Mereka orang munafik
mengatakan,'sesungguhnya Allah terlalu kaya untuk menerima sedekah yang
sedikit itu. Oleh karena itu, turunlah ayat diatas". HR.Bukhari.
8. TAKUT MISKIN KETIKA BERSEDEKAH.
Tidak
jarang seseorang yang bersedekah atau yang akan bersedekah mendapat
bisikan dalam hatinya,baik dari dalam dirinya atau dari orang lain, yang
menganjurkannya untuk tidak bersedekah atau tidak terlalu banyak
memberi. Hal itu dengan alasan untuk memperoleh rasa aman dalam bidang
materi menyangkut masa depan diri dan keluarganya dimasa mendatang.
Sering bisikan ini mengakibatkan seseorang tidak jadi bersedekah atau
mengurangi jumlah materi yang akan disedekahkan.
Yang
paling berperan dalam membisikkan rasa takut akan kemiskinan dalam
bersedekah adalah setan. Setan sering membisikkan dalam hati
manusia,"jangan bersedekah, jangan menyumbang, hartamu akan berkurang,
padahal engkau memerlukan harta itu. Jika kamu menyumbang, kamu akan
terpuruk dalam kemiskinan".
Perhatikan ayat berikut, QS Al-baqarah:268 :
"Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha
mengetahui".
Imbas
dari tergodanya seseorang akan gangguan setan dalam bersedekah adalah
kikir, disamping dia tidak akan tulus dalam bersedekah. Siapa yang takut
miskin, dia pasti kikir. Karena, ketakutan itu akan mengarakan tindakan
kepada menumpuk harta sebagai persiapan. Seorang yang kikir apalagi dia
memiliki kelebihan harta, kekikirannya akan membuahkan dengki dan iri
hati. Dengan sifat ini maka setan akan mendorong untuk melakukan aneka
kejahatan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan dan sebagainya.
Disisi lain, kekikiran melahirkan sifat rakus dan pada gilirannya
menjadi lahan yang subur bagi setan untuk mengantar kepada aneka
kejahatan.
9. TIDAK MEMBUAT NIAT SEDEKAH LEBIH SPESIFIK.
Niat
sedekah pada satu sisi menentukan hasil yang akan dicapai dari sedekah
itu sendiri. Pada umumnya, orang hanya tahu kalau sedekah itu bertujuan
untuk membantu orang yang dianggap membutuhkan, kemudian pemberinya
berkeyakinan dalam hatinya bahwa sedekah itu akan memberi keuntungan
materi dengan sedekah tersebut. Jika kita perhatikan hadist-hadist Nabi
yang membicarakan tentang sedekah maka dapat kita pahami bahwa sedekah
juga memberi manfaat untuk solusi-solusi permasalahan tertentu seperti
penyembuhan penyakit, penolak bala, pemancing diberikannya keturunan,
memperpanjang umur, tehindar dari mati mengenaskan, dan menghilangkan
sifat sombong dan angkuh. Lebih jelasnya kita lihat hadist-hadist
tersebut dan beberapa kisah orang yang berhasil dalam pengamalan
sedekah.
10. TIDAK BERNIAT UNTUK KESEMBUHAN KETIKA SAKIT.
Jika
sedekah diniatkan untuk kesembuhan sebuah penyakit maka manfaat sedekah
akan mengarah pada kesembuhan tersebut. Yang sering dilakukan oleh
seorang muslim adalah ketika bersedekah ia tidak tekadkan niat dalam
hatinya motivasi tertentu yang ia harapkan dari sedekah yang ia
keluarkan.
Jika
anda ingin disembuhkan dari penyakit maka spesifikkan motivasi dan niat
anda pada penyakit itu sendiri. Rasulullah mengatakan dalam hadist
beliau :
"Peliharalah hartamu dengan zakat, obatilah penyakitmu dengan sedekah, dan tolaklah bala dengan do'a. HR.Ath-Thabrani.
Ada
beberapa langkah yang bisa ditempuh dan diperhatikan oleh seorang yang
ingin sembuh dari penyakitnya ketika bersedekah. Berikut ini adalah
penjelasannya.
1. Menghadirkan tekad yang kuat untuk sembuh dari penyakitnya saat bersedekah.
2. Jika anda sedang kaya maka jadilah seorang dermawan yang murah hati dan berlebih dalam mengeluarkan sedekah.
3. Jadikan sedekah anda benar-benar ikhlas karena Allah.
4. Carilah calon penerima sedekah adalah orang yang sangat butuh, saleh, dan takwa kepada Allah.
5.
Perbaiki prasangka anda terhadap Allah yang maha penyembuh dan
posisikan diri anda dengan keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti akan
menyembuhkan penyakit anda.
6. Jika anda tidak sembuh juga maka ulangilah sedekah anda dengan niat yang sama.
7.
Jika tidak sembuh juga maka introspeksilah diri anda dan ke depan
hindarilah semaksimal mungkin perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat
temasuk maksiat hati yang tidak bisa dihindari oleh setiap orang.
8. Bersedekahlah dengan harta atau sesuatu yang baik, halal dan tentunya merupakan barang milik sendiri.
Kedelapan
langkah ini jika diikuti dengan semaksimal mungkin, dengan izin Allah
kesembuhan akan cepat diraih. Hal ini telah dibuktikan oleh banyak
kisah. Banyak diantara mereka sembuh dengan sedekah. Salah satu
contohnya adalah kisah berikut ini.
Imam
Al-Baihaqi mengisahkan tentang salah satu gurunya Al-Hakim Abu Abdullah
yang ditimpa penyakit eksim diwajahnya. Penyakit ini belum sembuh sudah
hampir setahun. Beliau sudah berobat dengan berbagai obat namun tak
kunjung sembuh. Kemudian, beliau meminta Imam Abu Usman Al-Shabuni untuk
mendoakannya di pengajian jumatnya. Sang Imam mendoakan dan semua
jamaah mengaminkannya. Pengajian jumat berikutnya disampaikan bahwa
seorang ibu yang miskin ketika mendengarkan doa pada minggu lalu, beliau
kembali kerumahnya dan berdoa semalam suntuk dengan penuh kekhusyukan
untuk kesembuhan Al-Hakim Abu Abdillah. Dalam munajatnya, ia tertidur
dan melihat Rasul dalam mimpinya. Rasul berpesan dalam mimpi itu dan
berkata,"katakan kepada Abu Abdullah untuk membuat sarana air minum
untuk kaum muslimin". Kemudian, ibu itu menyampaikan pesan Rasul kepada
Ustadz Abu Al-Shabuni. Al-Hakim pun melaksanakan saran tersebut dengan
membangun sarana air minum umum didepan rumahnya. Beliau menggali sumur
didepan rumahnya, dan siapapun yang kehausan boleh mengambil minuman
disana. Hanya berselang seminggu, Allah sembuhkan penyakitnya dan
wajahnya kembali mulus sebagaimana sediakala.
Kita
belajar dari kisah ini bahwa Allah lah yang menurunkan penyakit dan
Allah pulalah yang menyembuhkannya. Hal ini akan terjadi jika kita
yakini dan turuti sesuai dengan prosedur yang Allah dan Rasul-Nya
ajarkan. Interaksi sosial memberi manfaat kepada orang lain, banyak
sharing hal-hal yang baik dengan orang yang baik akan mengantarkan kita
kepada kesembuhan dan kemuliaan.
11. (KESALAHAN PADA PENERIMA)
TIDAK BERSEDEKAH PADA BINATANG ATAU MAKHLUK ALLAH
YANG LAIN.
Sebagian
kaum muslim lupa kalau sedekah tidak hanya kepada sesama manusia. Jika
kita perhatikan nash hadist, kita temukan bahwa Rasul menyampaikan ada
potensi ibadah pada tumbuhan dan binatang. Rasulullah bersabda,"Pada
setiap hati dan tanaman berpotensi pahala". HR.Bukhari.
Pertanyaan
sahabat ini muncul dan diabadikan dalam hadist. Pada saat itu, ada
seseorang yang sedang dalam perjalanan. Ia merasa sangat kehausan, lalu
ia menemukan sebuah sumur, ia kesana dan melepaskan dahaganya dengan air
sumur tersebut. Kemudian, ia beranjak dan di dekat sumur itu ada seekor
anjing yang terengah-engah kehausan dan menjilati tanah yang basah
karena kehausan. Orang tersebut berkata dalam hatinya,"pastilah anjing
ini sedang sangat kehausan seperti yang aku rasakan". Ia lalu kembali ke
sumur dan mengisi lekukan telapak tangannya dengan air dan diberinya
minum anjing tersebut. Karena itu, Allah mencatat kebaikannya dan
mengampuninya.
12. TIDAK BERNIAT UNTUK DIBERI KETURUNAN.
Keturunan
adalah rezeki dari Allah SWT, dan hanya Allah yang bisa memberikannya.
Sedekah adalah ibadah yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan
janji dan ganjaran rezeki yang berlipat, bahkan dikatakan 10-700x lipat
ganjaran bagi mereka yang dengan ikhlas mengeluarkan sedekah. Hal ini
dibuktikan oleh seorang ibu mandul yang hamil kembar setelah bersedekah.
Seorang
perempuan yang divonis mandul oleh dokter. Para dokter sudah angkat
tangan dan putus asa akan adanya kemungkinan hamil bagi perempuan
tersebut dan dikatakan bahwa tidak ada obatnya lagi. Kemudian, ia
bersedekah atas ilham dari Allah SWT maka ia bersedekah kepada seorang
ibu yang fakir. Setelah memberi sedekah, ia tidak lupa untuk meminta doa
kepada ibu tersebut untuk didoakan agar mendapat keturunan yang saleh.
Setelah berselang 3 bulan dari waktu bersedekah, ia dirahmati Allah
dengan kehamilan anak laki-laki kembar dalam perutnya.
Subhanallah,
cerita diatas mengajarkan kita bahwa ibu tersebut mendapat dua sisi
ganjaran yang Allah berikan sekaligus, yaitu diberi rezeki dengan
hamilnya ia setelah bersedekah. Kemudian, Allah sembuhkan penyakit
mandulnya setelah bersedekah pula.
13-17. TIDAK BERNIAT MEMPERPANJANG UMUR,TERHINDAR DARI
MATI MENGENASKAN,MENGHILANGKAN SIFAT SOMBONG,DAN
ANGKUH TIDAK BERNIAT UNTUK MENOLAK BALA.
Diantara
harapan yang sering diutarakan oleh manusia adalah mempunyai umur yang
panjang, terhindar dari mati mengenaskan. Dalam beberapa nash Al-Qur'an
dan hadist disebutkan bahwa sedekah merupakan salah satu penawarnya.
Merupakan kekeliruan jika kita tidak menyadari hal tersebut. Jika hal
ini disadari tentunya akan sangat mumpuni untuk meningkatkan motivasi
bersedekah dikalangan kaum muslim.
Jika
anda menyadari betapa umur bertambah kalau banyak bersedekah, anda
tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan sedekah kapanpun, dimanapun,
dan pada siapapun. Walaupun sebenarnya ulama berbeda pendapat pada
hadist yang menyatakan :
"Sesunngguhnya
sedekah seorang muslim itu menambah umur, mencegah mati mengenaskan,
dan menghilangkan sifat sombong dan angkuh". HR. Ath-Thabrani.
Sebagian
ulama menyatakan bahwa pengertian dipanjangkan umur disitu adalah
semakin banyak manfaat kita dimata manusia. Sebagian yang lain
menyatakan namanya dikenang baik oleh masyarakat semakin lama.
Hadist
diatas juga sekaligus menerangkan bahwa sedekah bermanfaat untuk
menghindari diri dari mati mengenaskan, dan menghilangkan sifat sombong
dan angkuh. Ketiga keadaan ini merupakan sifat dan keadaan yang tidak
diharapkan oleh siapapun baik muslim, maupun non muslim, baik saleh atau
tidak. Dengan demikian, merupakan kekeliruan tidak memanfaat sedekah
sepanjang hidup kita, karena manfaatnya begitu besar dan luas. Begitu
luasnya manfaat sedekah sampai-sampai Rasul mengatakan bahwa sedekah
juga bisa menolak bala. Perhatikan beberapa nash dibawah ini :
"Apa
saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)". QS. Asy-syura[42]:30.
"Seseorang
berpotensi kena fitnah oleh keluarganya, harta, diri, anak dan
tetangganya. Semua itu bisa ditebus dengan puasa, shalat, sedekah, amar
ma'ruf dan nahi munkar". HR.Bukhari & Muslim.
18. TIDAK MENSYUKURI NIKMAT PADA MOMEN YANG TEPAT.
Setiap muslim dituntut untuk mengajak kepada agama Allah, walaupun kemampuan yang dimiliki hanya sebatas mengajak diri sendiri.
"Sampaikanlah
walau hanya satu ayat. Kamu boleh membicarakan tentang Bani Israil dan
itu tidak salah. Barangsiapa yang dengan sengaja berbohong atas namaku
maka ia telah memesan tempat dineraka". HR.Bukhari.
Hadist
ini mengarahkan kita untuk menyampaikan sebuah kebaikan kepada siapapun
yang diyakini bermanfaat bagi orang yang mendengar penyampaian
tersebut. Sedekah juga bisa disampaikan dan diceritakan pada saat-saat
yang diyakini bisa memotivasi orang lain melakukan kebaikan, khususnya
bersedekah. Namun, bila diyakini perasaan riya atau kesalahan lain
diatas dirasa lebih dominan maka tidak menyampaikan dan tidak
menceritakan menjadi pilihan yang lebih baik. Allah berfirman :
"Terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu ceritakanlah". QS.Adh-Dhuha[93]:11.
Ayat
ini menjelaskan izin menceritakan sedekah untuk motivasi positif
tertentu. Sebuah kekeliruan jika kita tidak menceritakan padahal bisa
memotivasi orang yang mendengar menjadi terinspirasi.
"Siapa
yang tidak bersyukur sedikit maka tidak bersyukur banyak. Siapa yang
tidak bersyukur kepada manusia maka ia tidak bersyukur kepada Allah.
Bertahaddus dengan nikmat Allah adalah rasa syukur, tidak melakukannya
adalah rasa kufur. Kebersamaan (al-jama'ah) itu keberkahan dan
perpecahan itu azab". HR.Ahmad.
Di kutip dari bukunya "Reza Pahlevi Dalimunthe Lc, M.Ag"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar