Kamis, 29 November 2012

KESALAHAN DALAM CARA MENYERAHKAN SEDEKAH

1. DISERTAI MANNA.


Manna adalah menyebut-nyebut pemberian, sebetulnya berasal dari kata minnah yakni nikmat. Jadi, manna adalah menyebut-nyebut nikmat kepada yang diberi serta membanggakannya. Sebaiknya pemberian sedekah jangan dicampuri dan dikotori oleh tindakan-tindakan yang berujung menyakiti hati orang yang diberi sedekah. Allah berfirman dalam QS.Al-baqarah ayat 262 ,

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati".


Jadi, manna adalah tindakan-tindakan pemberi saat menyerahkan dan atau sesudahnya yang berdampak pada ketersinggungan penerima.





          2. MEMBANGGA-BANGGAKAN YANG DISEDEKAHKAN.


Pemberi sedekah juga terkadang khilaf dan tidak sadar setelah memberi sedekah dan atau pada kesempatan yang berbeda dia kembali membangga-banggakan pemberiannya kepada si penerima sedekah. Hal ini merupakan bagian dari manna yang disebut diatas, baik dengan cara menyindir, kemasan perkataan yang halus, atau vulgar seperti menyindir dengan tidak sengaja mengucapkan dalam satu pertemuan kebaikannya kepada si A dan orangnya ada ditempat. Contohnya konkretnya, seperti ketika seseorang punya keperluan uang kepada orang yang pernah diberinya sedekah dia katakan, "Wah, kemarin untung saya bawa uang sehingga bapak cukup DP motornya. Bisa enggak minta tolong anak saya numpang kesekolah naik motor bapak"? Atau dengan vulgar, "Bapak ini kalau enggak saya rekomendasikan ke teman saya mana mungkin bisa diterima di instansi itu".





          3. MENCERITAKAN KEMBALI SESUATU YANG DISEDEKAHKAN
             SETELAH BERSELANG WAKTU.


Menceritakan kembali sedekah kita kepada penerima sedekah juga bagian dari faktor rusaknya nilai sedekah seseorang. Artinya, mengingat-ingat kembali pemberiannya kepada pihak yang diberi setelah berselang waktu baik dalam waktu dekat maupun setelah waktu yang lama. Apalagi mengungkit-ungkit kembali secara berulang-ulang.


Memang ada orang yang pada saat memberi sedekah dia tulus, bahkan dengan cara rahasia tanpa diketahui orang lain baik dengan menyembunyikan identitas atau pada tempat dan waktu yang tidak disaksikan orang lain tetapi beberapa lama kemudian dia menceritakan pemberiannya kepada orang lain dan sampai ke telinga si penerima sedekah, hingga mengakibatkan rasa malu atau tersinggung perasaannya.





          4. DISERTAI ADZA.


Adza bermakna gangguan, artinya menyebut-nyebut atau memberitakan kepada orang lain perihal sedekah yang telah diserahkan kepada seseorang, sehingga orang itu merasa malu dan jatuh harga dirinya. Pada saat yang sama, pemberi sedekah telah menghilangkan nilai sedekah yang ia berikan. Perbedaannya dengan manna adalah kalau adza menceritakan kepada orang lain, sementara manna adalah menyebut-nyebutnya di hadapan yang diberi.

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala disisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".


Contohnya seperti setelah menyerahkan sedekah kepada mustahaknya, pemberi menceritakan sedekahnya itu kepada orang dan berkata,"kemarin saya alhamdulillah dapat rezeki lebih ditempat kerja. Pulang dari sana langsung saja saya bagi sebagian kepada si A karena saya lihat dia akhir-akhir ini kayak yang butuh sekali. Dia kelihatan lagi banyak tunggakan".


Proses menceritakan pada dialog diatas terkesan dari awal pemberi ini terkesan hanya ber-tahaddus bin ni'mah, namun disela omongan itu tersirat bias yang mengarah seakan-akan dia sangat ingin sekali orang lain tahu kalau dia sudah bersedekah. Celakanya, dalam omongan itu dia menyebutkan nama penerima sedekah itu. Jika ini sampai ke telinga penerima maka pemberi telah membatalkan pahala sedekahnya dengan manna dan adza sekaligus. Poinnya adalah pemberi merusak sendiri sedekahnya karena hatinya berubah karena menceritakan sedekahnya. Dia juga merusak karena menyakiti perasaan penerima setelah mendengar cerita itu, dan juga membuat si penerima merasa malu. Ini sebuah contoh adza yang diceritakann dalam ayat diatas.





          5. MENOLAK SEDEKAH DENGAN PERKATAAN YANG TIDAK BAIK.


Kesalahan fatal lainnya yang harus dihindari oleh seorang muslim adalah menolak permohonan sedekah dengan penolakan yang tidak bijak dan tidak baik. Karena jika itu dilakukan maka orang tersebut melakukan dua kesalahan besar sekaligus. Pertama, ia tidak berkesempatan mendapat pahala dan keuntungan materi yang berlipat karena tidak memberi sedekah. Kedua, hidupnya diincar oleh cobaan balasan penghardikannya kepada peminta sedekah dibelakang hari. Orang yang disakiti hatinya dengan kata-kata kasar ketika ditolak, akan meninggalkan bekas sakit dalam hatinya. Pada saat itu, dia dalam keadaan terzhalimi. Keadaan itu akan memotivasi hati yang sakit untuk berdoa. Biasanya doa yang terucap ketika terzhalimi akan cepat mengetuk arsy Allah dan memicu dikabulkannya doa. Kalau doa yang terucap saat itu isinya baik maka alhamdulillah. Jika tidak baik maka Allah lah yang lebih tau. Allah berfirman dalam QS.Al-Baqarah ayat 263,

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah maha kaya lagi maha penyantun".


Perkataan yang baik maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian maaf ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.





          6. BERSEDEKAH DENGAN TANGAN KIRI.


Adab memberi dan menerima sesuatu salah satunya adalah dengan tangan kanan. Tangan kanan juga dalam beberapa kesempatan sebagai simbol kebaikan. Hal ini secara gampang bisa dilihat bahwa makan dengan tangan kanan, minum dengan tangan kanan, bersalaman dengan tangan kanan, melambai dengan tangan kanan, sementara kiri sering diidentikkan dengan negatif, seperti istinja (cebok) dengan tangan kiri, adanya istilah Islam kiri, ahli neraka disebut juga dengan ashhabu Asy-Syimal, sementara ahli surga dengan Ashhabu Al-Yamin (kanan). Sampai-sampai kebaikan sedekahpun meminjam istilah kanan, sebagaimana tertera dalam hadist :

"Abu Hurairah ra berkata bahwa Nabi SAW bersabda,'tujuh golongan yang akan Allah lindungi pada saat tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah : imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, orang yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah yaitu bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, laki-laki yang dirayu oleh perempuan menarik dan cantik namun dia berkata sungguh saya takut kepada Allah, dan orang yang menyedekahkan sesuatu yang dia merahasiakannya sampai tangan kirinay tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya, serta orang yang berdzikir dalam kesunyian sampai menetes air matanya". HR. Bukhari



Secara tersurat, hadist ini mengajari bersedekah dengan tangan kanan. Secara tersirat, hadist ini mengisyaratkan suruhan menyembunyikan perbuatan sedekah agar tidak cacat. Demi menjaga perasaan orang yang diberi sedekah maka hindari memberi dengan tangan kiri, gunakanlah tangan kanan agar penerima merasakan keikhlasan pemberi. Allah saja menerimanya dengan tangan kanan sebagaimana dalam hadist,

"Sesungguhnya Allah akan menerima sedekah, dan Dia tidak menerima kecuali sedekah yang baik. Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengurusnya untuk pemberinya, sebagaimana seorang laki-laki mengurus maharnya dan keturunannya, sampai nanti sedekah itu menumpuk dan menjadi seperti gunung Uhud". HR.Ath-Thabrani.


Untuk mencapai tujuan yang lebih sempurna lagi ketika menyerahkan maka serahkanlah sedekah dengan tangan kanan kita menyentuh tangan penerima. Tujuannya, untuk meninggalkan kesan betapa pemberi tidak sungkan, tidak ragu-ragu, atau bahkan agar terkesan ada rasa persaudaraan yang baik dibalik penyerahan itu.





          8. TIDAK MENYALAMI PENERIMA SEDEKAH.


Usahakan juga ketika serah terima sedekah telah selesai, akhiri penyerahan dengan bersalaman tangan. Dalam dunia psikologi, salam yang hangat dan memberi arti persaudaraan adalah jabat tangan yang erat. Jabat tangan yang erat memberi kesan kehangatan, keakraban, kedekatan dan menghapus perbedaan pemberi sebagai orang yang berada dan penerima adalah orang yang kurang mampu. Tujuannya masih sama, yaitu menjaga perasaan penerima. Jauh dari itu juga, memberi nilai lebih dimata penerima. Islam juga menyatakan bahwa diantara hak seorang muslim kepada muslim lainnya adalah menjabat tangannya ketika bertemu, artinya memupuk hubungan sosial yang hangat. Apalagi terjadi serah terima sedekah maka dianjurkan berjabat tangan.


"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya enam. Para sahabat bertanya,'apa itu ya Rasul?' Rasul menjawab,'Apabila bertemu maka berilah salam, bila dia mengundang hadirilah, bila dimintai nasihat berilah pendapat, bila dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka jawablah, bila dia sakit maka jenguklah, dan jika ia mati maka antarlah jenazahnya". (HR. Ahmad)


Tentunya sedekah tetap sah dan bernilai dimata Allah jika seseorang tidak memenuhi aspek ini. Namun, lebih bernilai lagi jika aspek ini juga dipenuhi yaitu menjabat tangannya. Hal ini seperti membubuhi unsur seni dan keindahan dalam bersedekah, menambah kesempurnaan. Hal ini juga akan mendorong keikhlasan dan motivasi penerima untuk mendoakan pemberi dengan lebih tulus.





          9. MENYERAHKAN SAMBIL MEMALINGKAN MUKA.


Memalingkan muka adalah sikap yang tidak terpuji dalam ajaran agama Islam. Allah SWT berfirman dalam QS.Luqman ayat 18,

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".


Sebagaimana ditegaskan dalam ayat diatas, bahwa Allah tidak menyukai ornag yang sombong. Sikap memalingkan muka adalah sikap kesombongan. Kesombongan termasuk salah satu sifat paling menonjol dalam diri setan. Meniru sifat setan adalah setan. Allah selalu melaknat orang yang mengikuti sifat setan, seperti ditegaskan dalam QS.Al-Baqarah ayat 168,

"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu".



Dalam tataran sosial budaya, agama, lingkungan, dan pribadi manapun, semua orang sepakat kalau mereka tidak menyukai sifat dan sikap sombong. Kalaupun ada orang yang sombong, dia hanyalah sedang tidak menyadari sikapnya yang keliru. Atas dasar itu, tidak ada masyarakat yang madani yang anggota masyarakatnya didasari sikap-sikap kesombongan.



Begitu pula halnya dengan sedekah, bahwa memberi sedekah adalah sarana membangun kepedulian sosial antara sesama manusia. Sedekah yang diserahkan dengan cara memalingkan muka tentunya akan memberi kesan sombong dalam hati penerima sedekah dan meninggalkan rasa sakit hati dalam dirinya. Keadaan seperti ini akan menghapus nilai dan pahala sedekah dimata Allah. Karena, dihadapan penerimanya saja sudah memberi kesan jelek, bagaimana Allah akan meridhainya. Tinggalkanlah tindakan memalingkan muka ketika menyerahkan sedekah, agar sedekah yang kita berikan tidak sia-sia.





          10. MENDOAKAN YANG TIDAK BAIK KEPADA PENERIMA.


Mendoakan penerima sedekah dengan doa yang baik-baik dianjurkan oleh agama. Contohnya seperti mendoakan dengan, "Mudah-mudahan rezeki yang sedikit ini bermanfaat buat bapak. Mudah-mudahan sedekah saya ini juga memberi berkah buat saya karena bapak manfaatkan buat keluarga, walaupun saya berikan ini tidak seberapa".



Doa yang dipanjatkan oleh pemberi sedekah merupakan instrumen atau alasan kuat bahwa pemberi bersedekah dengan ikhlas kepada penerima. Karena, doa tersebut mengindikasikan bahwa pemberi hanya mengharap balasan dari Allah SWT.


Doa yang tidak baik ketika menyerahkan sedekah adalah salah satu kekeliruan dalam bersedekah, seperti mendoakan dengan, "Ini adalah rezeki sedikit, mudah-mudahan bermanfaat bagi Bapak agar bapak tidak meminta-minta lagi disini. Mudah-mudahan saya juga tidak terlalu repot lagi mengeluarkan sedekah". Doa seperti ini akan menyakiti perasaan peminta-minta atau penerima sedekah.



"Apabila kamu selesai menyerahkan zakat maka janganlah lupa pahala penutupnya dengan mendoakan, "Ya Allah, jadikanlah sedekah ini mencukupi, dan jangan jadikan jalan berbuat jahat". HR.Ibnu Majah.




          11. TIDAK MINTA DIDOAKAN.


Untuk mendapatkan nilai sedekah yang maksimal, seorang pemberi sedekah harus memerhatikan semua hal yang menjadi syarat-syarat sempurnanya sedekah. Ia juga harus menghindari semua hal yang merusak nilai sedekah, baik yang membatalkan nilainya dimata Allah atau hal yang hanya mengurangi kesempurnaannya dan tidak sampai membatalkan nilainya. Pada poin ini, kekeliruannya adalah pemberi tidak minta didoakan kepada penerima sedekah. Sebenarnya tidak minta didoakan pun sedekahnya sudah sah. Tetpai, untuk lebih sempurnanya maka mintalah kepada penerima agar didoakan yang baik-baik.



Permintaan doa ini menunjukkan ketawaduan dan kewaraan pemberi dimata penerima. Bagi pemberi, ini merupakan modal untuk menghindari perasaan sombong dalam hatinya. Orang yang memberi biasanya mempunyai perasaan-perasaan berikut terhadap yang diberi : merasa lebih kaya, merasa lebih berharga, merasa lebih baik ekonominya, juga merasa lebih layak disanjung.




          12. MENGIMING-IMINGI SEDEKAH.


Mengiming-immingi sedekah artinya menjanjikan sedekah kepada seseorang baik karena nazar atau bukan. Ini berarti sedekah direncanakan akan didistribusikan dimasa yang akan datang, baik ditentukan jangka waktunya atau sebab akan diberikannya sedekah. Selang waktu antara rencana bersedekah dengan pelaksanaannya merupakan jeda waktu yang rentan pada perubahan niat atau lupa, atau pembatalan sepihak.



Contohnya seperti pemberi sedekah berkata,"Nanti kalau saya dapat uang, saya akan membaginya ke kamu". Atau dia berkata,"kapan-kapan saya ingin bersedekah ke kamu". Selang waktu dari pemberitahuan menuju pelaksanaan, bisa saja terjadi sebab-sebab yang mengurungkan niatnya untuk memberi. Misalnya karena terjadi gap dengan calon penerima yang dijanjikan. Kemudian sejak pemberitahuan sampai pelaksanaan, calon penerima sudah menaruh harapan dalam hatinya dan berharap-harap. Seandainya tidak jadi, maka harapan itu akan berganti dengan sakit hati, apalagi calon pemberi sudah menentukan tanggal dan waktu rencana pemberian, atau penerima sudah tahu kalau pemberi sudah mendapatkan apa yang dia jadikan sebab rencananya bersedekah (sudah diketahui kalau dia sudah kaya sebagaimana contoh).



Iming-iming ini sangat dekat sekali dengan nazar. Nazar bersedekah, bagi pemberi ini menjadi kewajiban yang harus dipenuhi dan bagi penerima ini harapan yang sudah terlanjur tertanam dalam hatinya. Bisa juga terjadi ketika seseorang menyerahkan sedekah kepada seseorang pertama kali, kemudian pada saat yang sama dia mengiming-imingi akan memberi lagi di kemudian hari.



Di kutip dari bukunya "Reza Pahlevi Dalimunthe Lc, M.Ag"

6 komentar:

  1. thank you for the info.. i like it..

    BalasHapus
  2. nice info
    http://cetakmurahbalikpapan2012.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. Untuk yg no 8 bagaimana sedekahnya dititip ke orang? dengan alasan memang orang yg ingin diberi sedekah cukup jauh

    BalasHapus
  4. Saya dari dulu niat memberikan sesuatu pada keluarga istri saya.tapi sekarang kami sudah berpisah dan masih berhubungan baik kmi mempunyai satu anak.singkat cerita saya mendapat rejeki dan niat itu saya ingin tuntaskan.niatnya sih saya ingin memberikan/membelikan peralatan usaha dan modal untuk keluarga mantan istri saya karena dari dulu keluarga istri saya usaha kue tapi semua dengan peralatan sederhana dan dari itu mereka memenuhi kebutuhan sehari hari.akhir akhir ini mantan istri saya sering membuat saya kecewa apakah itu karena anak atau yang lain.tapi emang sih dari dulu begitu tapi saya selalu sabar sampai memutuskan berpisah.saat ini barang2 sudah saya pesan dan saya galau apakah barangnya saya berikan saja dengan suasana hati saya yg begini atau saya batalkan saja?saya tidak mengharap apa2 dari pemberian ini.semata mata hanya ingin membantu keluarga mantan istri saya agar usahanya bisa lancar.dan anak saya bisa lebih sedikit diperhatikan.anak saya masih 2 tahun.mohon pencerahannya

    BalasHapus
  5. Kami mohon pengertiannya pembaca , donatur , dan dermawan .
    ass.wr.wb .
    Hal : Permohonan Batuan Sukarela ( ke iklasan )
    lampiran : 1 ( satu )
    Sebelumnya kami mohon maaf , bila kami salah menempatkan . Sebetulnya kami tidak ingin ikut* an di tempat publik seperti ini . Kami terus terang sangat malu sekali .
    Tapi berhubung kami sangat terpaksa kita nyampaikan apa adanya .Kalau kami benar adanya korban phk. Berhubung kami sudah cukup umur 48 th nan lebih secara otomatis .Untuk mencari pekerjaan lagi sangat sulit. Untuk mencukupi kebutuhan hidup kami terus terang hanya berjualan makan . Ke untungan bisa di lihat dan di takar kalau itu laku dagangannya .Jika tidak yg ada tekor atau rugi .
    Kami masih ada tanggungan 3anak lg yg harus di cukupi kebutuhan sekolah dan harian nya. Untuk kebutuhan yg sangat tinggi sangat sulit jika ke 3 anak * kami harus sekolah tinggi , dengan pendapatan hasil usaha yg terkadang rugi dan modal kadang di makan untuk kebutuhan .
    sehingga kami sangat sulit untuk berdagang selanjutnya . karena seringnya dagangan tidak menguntungkan . Kami jadi banyak hutang .
    Andai di perkenankan di tempat ini dan jika ada yg ingin membantu kami tanpa pamrih , iklas lilahita ala . Khususnya kepada para pembaca atau donatur , dermawan , yg ingin menyumbangkan dana atau uang . kami mengucapkan banyak terima kasih . Semoga Allah saw melimpahkan rezeki yg berlimpah . Dan Allah yg akan membalasnya .
    Andai para pembaca atau demawan yg tdk percaya pada kami itu hak nya mereka .
    Sebab Allah saw jika kita tidak minta dan tidak mengucap kami di anggap sombong padahal benar kami sedang dalam kesulitan dan keterpurukan .
    Untuk lebih memudahkan dalam sedekah atau membantu kami silahkan para dermawan , donatur, pembaca mengisi seiklasnya di nomer rek bca 2861924833 atas nama siti jamilah .
    Untuk saat jni kami dalam kesulitan / terpuruk . Kami mohon dengan kesadarannya menolong kami .Besar atau kecil yg penting iklas dan redo .Sehingga bermanfaat untuk kami . Sebelum dan sesudah kami beserta keluarga mengucapkan .Terima kasih.
    Semoga Allah saw membalasnya . Wassalam
    salam dari ibu siti jamilah.

    Komentar

    BalasHapus
  6. Kami mohon pengertiannya pembaca , donatur , dan dermawan .
    ass.wr.wb .
    Hal : Permohonan Batuan Sukarela ( ke iklasan )
    lampiran : 1 ( satu )
    Sebelumnya kami mohon maaf , bila kami salah menempatkan . Sebetulnya kami tidak ingin ikut* an di tempat publik seperti ini . Kami terus terang sangat malu sekali .
    Tapi berhubung kami sangat terpaksa kita nyampaikan apa adanya .Kalau kami benar adanya korban phk. Berhubung kami sudah cukup umur 48 th nan lebih secara otomatis .Untuk mencari pekerjaan lagi sangat sulit. Untuk mencukupi kebutuhan hidup kami terus terang hanya berjualan makan . Ke untungan bisa di lihat dan di takar kalau itu laku dagangannya .Jika tidak yg ada tekor atau rugi .
    Kami masih ada tanggungan 3anak lg yg harus di cukupi kebutuhan sekolah dan harian nya. Untuk kebutuhan yg sangat tinggi sangat sulit jika ke 3 anak * kami harus sekolah tinggi , dengan pendapatan hasil usaha yg terkadang rugi dan modal kadang di makan untuk kebutuhan .
    sehingga kami sangat sulit untuk berdagang selanjutnya . karena seringnya dagangan tidak menguntungkan . Kami jadi banyak hutang .
    Andai di perkenankan di tempat ini dan jika ada yg ingin membantu kami tanpa pamrih , iklas lilahita ala . Khususnya kepada para pembaca atau donatur , dermawan , yg ingin menyumbangkan dana atau uang . kami mengucapkan banyak terima kasih . Semoga Allah saw melimpahkan rezeki yg berlimpah . Dan Allah yg akan membalasnya .
    Andai para pembaca atau demawan yg tdk percaya pada kami itu hak nya mereka .
    Sebab Allah saw jika kita tidak minta dan tidak mengucap kami di anggap sombong padahal benar kami sedang dalam kesulitan dan keterpurukan .
    Untuk lebih memudahkan dalam sedekah atau membantu kami silahkan para dermawan , donatur, pembaca mengisi seiklasnya di nomer rek bca 2861924833 atas nama siti jamilah .
    Untuk saat jni kami dalam kesulitan / terpuruk . Kami mohon dengan kesadarannya menolong kami .Besar atau kecil yg penting iklas dan redo .Sehingga bermanfaat untuk kami . Sebelum dan sesudah kami beserta keluarga mengucapkan .Terima kasih.
    Semoga Allah saw membalasnya . Wassalam
    salam dari ibu siti jamilah.

    Komentar

    BalasHapus