Ada
waktu-waktu tertentu yang dianjurkan oleh agama untuk bersedekah. Hal
ini terkadang luput dari perhatian kita umat Islam. Padahal sangat tidak
mungkin jika syariat menganjurkan sesuatu tanpa ada hikmah atau nilai
yang signifikan dibalik anjuran itu. Hal ini sejalan dengan diutusnya
Rasul dengan keutamaan bahwa beliau diberi kelebihan sebagai seorang
yang "Jami'Al-Kalim". "Jami'Al-Kalim" adalah memiliki bahasa yang
singkat namun dalam maknanya. Dengan demikian, Rasulullah itu selalu
mengucapkan sesuatu yang mengandung maksud dan tujuan, bahkan
membutuhkan pemahaman mendalam dan konprehensip.
Mari,
kita lihat beberapa waktu yang dianjurkan oleh Rasul sebagai waktu
afdhaliah untuk bersedekah agar kita lebih efektif dalam mengeluarkan
dan mendistribusikan sedekah kita. Tentunya waktu-waktu yang akan
diutarakan berikut tidak akan menggugurkan pernyataan diawal bahwa
sedekah itu tidak ada batasan waktunya. Yang dimaksud batasan pada
pembahasan ini adalah waktu afdhaliah-nya (waktu yang dianjurkan dan
lebih utamanya).
1. TIDAK BERSEDEKAH PADA KALA SEHAT, KIKIR, TAKUT
MISKIN DAN INGIN KAYA.
Rasulullah
SAW mengisyaratkan melalui hadist nya bahwa ada waktu-waktu yang
diutamakan bersedekah. Seseorang pernah datang kepada Rasul dan
menanyakan sedekah apakah yang paling besar pahalanya? Maka Rasul
mengatakan haidst berikut.
"Engkau bersedekah pada kala sehat, sedang kikir, takut miskin, sedang ingin kaya". (HR.Bukhari)
Waktu-waktu
yang diutarakan dalam hadist diatas jika kita amati merupakan saat-saat
yang paling sulit bagi seseorang untuk mengeluarkan sedekah. Juga saat
orang sangat lalai dari ibadah sedekah, sementara potensi bersedekah
saat itu sangat memungkinkan secara materi.
Pada
kala sehat orang sering sibuk untuk beraktivitas, sehingga ia merasa
tidak begitu dituntut oleh hal seperti sedekah. Karena ia sedang kuat,
mobilitas tinggi, dan merasa dirinya masih sehat, jadi tidak begitu
perlu sedekah. Padahal, sedekah tidak hanya obat dari permasalahan yang
kita emban, tapi juga pencegah dari sesuatu yang akan terjadi pada masa
depan. Sedekah bisa mencegah orang dari sakit, karena hatinya lunak jika
sudah bersedekah. Semakin sering sedekah, semakin lunak dan tenang
hati. Semakin tenang hati maka semakin jauh seseorang dari penyakit.
Pada
kala kikir dan takut miskin merupakan situasi orang yang sedang kaya
atau rezekinya cukup. Sehingga jika ia bersedekah maka rasa takut
kehilangan, kekurangan, miskin akan mewarnai perasaan dan suasana hati.
Jarang orang kikir karena ada yang dikikirkan. Orang takut miskin karena
ia dalam keadaan sedang memiliki atau kecukupan.
Oleh
karena itulah, Islam menganjurkan sedekah pada saat-saat itu. Pertama,
yang ingin disedekahkan ada, potensi kesombongan pada saat berkecukupan
besar. Jika pada posisi ini seseorang mengeluarkan sedekah, keuntung
yang ia raih adalah berhasil melawan hawa nafsu sendiri, bertambah
lembut hatinya, akan dikembalikan bahkan ditambah hartanya, ikut
berpartisipasi membantu orang butuh.
Pada
kala sangat ingin kaya, sedekah merupakan solusi yang tepat. Rasio
manusia terkadang berseberangan dengan teori sedekah ini. Manusia
menganggap jika ia menabung maka hartanya tidak berkurang, tapi justru
akan terkumpul. Sementara Islam mengatakan jika dikeluarkan maka harta
akan bertambah, bahkan lebih dari yang dibayangkan manusia. Benarlah
bahwa kalau sedang sangat ingin kaya maka bersedekahlah. Jadikanlah
sedekah sebagai jalan untuk kaya, karena bukan anda yang menghitung
berapa tambah dan sebanyak apa, tetapi Allah-lah yang mengganti.
Untuk
itu, seseorang yang ingin mendistribusikan sedekahnya maka perbanyaklah
pada waktu-waktu primer diatas. Selain Allah ganti, Allah akan berikan
kemuliaan dimata-Nya dan manusia. Jangan takut, bulatkan tekad dan
yakinlah !
2. BERSEDEKAH PADA KALA NAFAS SUDAH DITENGGOROKAN.
Kesalahan
bersedekah juga banyak dilakukan oleh kaum msulim, yaitu ketika
menjelang mati baru bersedekah. Padahal pada saat nafas sudah
ditenggorokan maka saat itu fungsi harta sudah mulai berpindah tangan
kepada ahli waris. Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut,
"Sedekah
apakah yang paling besar pahalanya?" Rasul menjawab, "Engkau bersedekah
pada kala sehat, sedang kikir, takut miskin, sedang ingin kaya. Jangan
tunda-tunda sampai nafasmu sudah ditenggorokan baru engkau
berkata,'untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian', padahal saati
itu sudah menajdi miliknya". (HR.Bukhari)
Jika
ini dilakukan, sama saja menyedekahkan harta yang sebentar lagi akan
menjadi milik orang lain. Hal ini sudah kita jelaskan diatas bahwa tidak
sah sedekah dengan milik orang lain.
3. TIDAK BERSEDEKAH PADA SAAT AQIQAH.
Islam
memerintahkan untuk bersedekah pada saat aqiqah walaupun hanya sebagian
dari kambing aqiqah sembelihan. Sebagian orang lupa dan tidak
memerhatikan anjuran bersedekah saat menyembelih aqiqah. Mari, kita
kutip riwayat yang disampaikan oleh Imam Malik berikut,
"Malik
berkata,"Perkara kita dalam aqiqah adalah siapa saja yang menyembelih
aqiqah maka sembelihlah aqiqah untuk seorang anak itu dua kambing, baik
laki-laki maupun perempuan. Aqiqah itu tidak wajib, namun dianjurkan
untuk melaksanakannya. Kaum muslim senantiasa melaksanakannya. Siapa
yang beraqiqah untuk anaknya maka itu berada pada tingkat ibadah qurban.
Tidak boleh kambingnya cacat, juling, luka, sakit, tidak boleh dijual
dagingnya, kulitnya, tulangnya dipotong dan dibagi. Makan sebagian
dagingnya, sedekahkan sebagian lagi, dan tidak diusapkan darahnnya
kepada anak sedikitpun.
4. TIDAK BERSEDEKAH PADA BULAN RAMADHAN, IDUL FITRI,
DAN IDUL ADHA.
Bulan
Ramadhan adalah bulan derma Allah kepada hamba-hamba-Nya dengan rahmat,
ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Semua amalan dilipat gandakan
pada bulan tersebut, termasuk sedekah. Apalagi secara tegas Rasulullah
SAW mengatakan dalam hadist beliau bahwa amaliah Ramadhan diakhiri
dengan zakat fitrah untuk membersihkan debu-debu dosa yang pasti
menempel dalam diri setiap muslim.
Rasulullah
SAW sendiri sangat bersungguh-sungguh dalam segala aspek ibadah pada
bulan Ramadhan. Selain karena bulan ini adalah penghulunya semua bulan,
juga kaum muslimin semuanya berlomba-lomba meraup pahala, meningkatkan
ketaatan maka amalan dan doa sangat di ijabah pada bulan tersebut. Salah
satu peluang sedekah yang sangat dianjurkan adalah sedekah dengan cara
memberi ifthar (makanan berbuka) kepada orang yang berpuasa. Rasulullah
SAW bersabda,
"Zaid
bin khalid mengatakan dari Nabi SAW bersabda,"Barangsiapa memberi makan
kepada orang yang berpuasa maka baginya mendapat pahala seperti orang
yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun dari
pahalanya".(HR.Tirmidzi)
Tujuan
sedekah adalah ingin mengharap ridha Allah, segera diganjar sesuai
dengan janji Al-Qur'an. Agar tujuan itu tercapai maka pemilihan waktu
mustajab menjadi penting. Dengan demikian, sebuah kekeliruan jika tidak
memanfaat momen puasa untuk bersedekah.
Pada
hari raya Idul Fitri dan Adha juga merupakan waktu yang baik untuk
bersedekah, karena pada hari itu para shaimin telah kembali menjadi bayi
tanpa dosa tak ubahnya seperti kertas putih tanpa noda. Rasulullah
memerintahkan untuk bersedekah pada 1 syawal sebagaimana sabdanya,
"Atha
mendengar dari ibn Abbas berkata,"Aku menyaksikan Rasulullah SAW
melaksanakan sholat id sebelum berkhotbah. Kemudian, beliau melihat
bahwa para ibu tidak mendengar dengan jelas khotbahnya maka beliau
mendatangi mereka dan mengingatkan mereka serta mengajari mereka, lalu
mememrintahkan mereka untuk bersedekah. Bilal membentangkan bajunya maka
seorang perempuan memberikan cincin, sekeping emas dan sesuatu".
(HR.Muslim)
5. TIDAK MEMPRIORITASKAN ANAK YATIM.
Abdullah
ibn Abi Auf berkata, kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW maka
datang seorang anak laki-laki, ia berkata, "saya yatim, saudari saya
yatim, dan ibu saya seorang janda. Bagilah kami makanan dari rezki yang
Allah berikan kepadamu seridhanya". Kemudian, Rasul mengambil 21 biji
kurma dan berkata, "tujuh biji untukmu, tujuh untuk saudarimu, dan tujuh
untuk ibumu". Mu'adz ibn jabal berdiri dan mengusap kepalanya dan
berkata, "Allah yang menakdirkanmu menjadi yatim dan menjadikanmu
pengganti bapakmu (anak itu adalah dari kaum muhajirin) maka Rasulullah
SAW bersabda, "Aku melihat tindakanmu ya mua'adz, Mu'adz berkata,'tanda
sayang'. Rasul berkata, 'tidak seorangpun dari kamu yang mengurus anak
yatim, kemudian baik cara mengurusnya. Kalau ia mengusap kepalanya
selain Allah SWT catat baginya setiap helai rambut keburukan dan
mengangkat setiap helai rambut satu derajat". (HR.Baihaqi)
Hadist
diatas memberi informasi kepada kita bahwa anak yatim merupakan
prioritas juga dalam memilih penerima sedekah. Tentunya anak yatim
diatas adalah anak yatim yang miskin. Karena tidak semua anak yatim itu
miskin, ada juga yang kaya. Begitu pentingnya mengurus anak yatim sampai
begitu banyak kebaikan yang Allah janjikan untuk orang yang
memerhatikan anak yatim. Allah berfirman,
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik (membiarkan) anak yatim".
6. TIDAK BERSEDEKAH PADA TANGGAL 9 DAN 10 MUHARRAM.
Sesuai dengan sabda Nabi yang dari Ibnu Abbas,
"Barangsiapa
membelai rambut (kepala) anak yatim pada hari Asyura maka Allah akan
mengangkat derajatnya setiap helai rambut diangkat satu derajat".
Belaian
rambut disini merupakan kata majaz atau kata kiasan yang merupakan
kasih sayang. Kasih sayang yang bukan diwujudkan dengan belaian belaka,
tapi diikuti dengan pemberian bingkisan, pembayaran SPP dan lain
sebagainya.
Karena
dalam bulan Muharram merupakan bulan hijriyah yang pertama, marilah
kita hijrah dari kejelekan kepada kebaikan, dari kemungkaran kepada
ketakwaan, dari kebahilan ke kedermawanan dan seterusnya.
Di kutip dari bukunya "Reza Pahlevi Dalimunthe Lc, M.Ag"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar