1. DISERTAI MANNA.
Manna
adalah menyebut-nyebut pemberian, sebetulnya berasal dari kata minnah
yakni nikmat. Jadi, manna adalah menyebut-nyebut nikmat kepada yang
diberi serta membanggakannya. Sebaiknya pemberian sedekah jangan
dicampuri dan dikotori oleh tindakan-tindakan yang berujung menyakiti
hati orang yang diberi sedekah. Allah berfirman dalam QS.Al-baqarah ayat
262 ,
"Orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati".
Jadi, manna adalah tindakan-tindakan pemberi saat menyerahkan dan atau sesudahnya yang berdampak pada ketersinggungan penerima.
2. MEMBANGGA-BANGGAKAN YANG DISEDEKAHKAN.
Pemberi
sedekah juga terkadang khilaf dan tidak sadar setelah memberi sedekah
dan atau pada kesempatan yang berbeda dia kembali membangga-banggakan
pemberiannya kepada si penerima sedekah. Hal ini merupakan bagian dari
manna yang disebut diatas, baik dengan cara menyindir, kemasan perkataan
yang halus, atau vulgar seperti menyindir dengan tidak sengaja
mengucapkan dalam satu pertemuan kebaikannya kepada si A dan orangnya
ada ditempat. Contohnya konkretnya, seperti ketika seseorang punya
keperluan uang kepada orang yang pernah diberinya sedekah dia katakan,
"Wah, kemarin untung saya bawa uang sehingga bapak cukup DP motornya.
Bisa enggak minta tolong anak saya numpang kesekolah naik motor bapak"?
Atau dengan vulgar, "Bapak ini kalau enggak saya rekomendasikan ke teman
saya mana mungkin bisa diterima di instansi itu".
3. MENCERITAKAN KEMBALI SESUATU YANG DISEDEKAHKAN
SETELAH BERSELANG WAKTU.
Menceritakan
kembali sedekah kita kepada penerima sedekah juga bagian dari faktor
rusaknya nilai sedekah seseorang. Artinya, mengingat-ingat kembali
pemberiannya kepada pihak yang diberi setelah berselang waktu baik dalam
waktu dekat maupun setelah waktu yang lama. Apalagi mengungkit-ungkit
kembali secara berulang-ulang.
Memang
ada orang yang pada saat memberi sedekah dia tulus, bahkan dengan cara
rahasia tanpa diketahui orang lain baik dengan menyembunyikan identitas
atau pada tempat dan waktu yang tidak disaksikan orang lain tetapi
beberapa lama kemudian dia menceritakan pemberiannya kepada orang lain
dan sampai ke telinga si penerima sedekah, hingga mengakibatkan rasa
malu atau tersinggung perasaannya.
4. DISERTAI ADZA.
Adza
bermakna gangguan, artinya menyebut-nyebut atau memberitakan kepada
orang lain perihal sedekah yang telah diserahkan kepada seseorang,
sehingga orang itu merasa malu dan jatuh harga dirinya. Pada saat yang
sama, pemberi sedekah telah menghilangkan nilai sedekah yang ia berikan.
Perbedaannya dengan manna adalah kalau adza menceritakan kepada orang
lain, sementara manna adalah menyebut-nyebutnya di hadapan yang diberi.
"Orang-orang
yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka
memperoleh pahala disisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Contohnya
seperti setelah menyerahkan sedekah kepada mustahaknya, pemberi
menceritakan sedekahnya itu kepada orang dan berkata,"kemarin saya
alhamdulillah dapat rezeki lebih ditempat kerja. Pulang dari sana
langsung saja saya bagi sebagian kepada si A karena saya lihat dia
akhir-akhir ini kayak yang butuh sekali. Dia kelihatan lagi banyak
tunggakan".
Proses
menceritakan pada dialog diatas terkesan dari awal pemberi ini terkesan
hanya ber-tahaddus bin ni'mah, namun disela omongan itu tersirat bias
yang mengarah seakan-akan dia sangat ingin sekali orang lain tahu kalau
dia sudah bersedekah. Celakanya, dalam omongan itu dia menyebutkan nama
penerima sedekah itu. Jika ini sampai ke telinga penerima maka pemberi
telah membatalkan pahala sedekahnya dengan manna dan adza sekaligus.
Poinnya adalah pemberi merusak sendiri sedekahnya karena hatinya berubah
karena menceritakan sedekahnya. Dia juga merusak karena menyakiti
perasaan penerima setelah mendengar cerita itu, dan juga membuat si
penerima merasa malu. Ini sebuah contoh adza yang diceritakann dalam
ayat diatas.
5. MENOLAK SEDEKAH DENGAN PERKATAAN YANG TIDAK BAIK.
Kesalahan
fatal lainnya yang harus dihindari oleh seorang muslim adalah menolak
permohonan sedekah dengan penolakan yang tidak bijak dan tidak baik.
Karena jika itu dilakukan maka orang tersebut melakukan dua kesalahan
besar sekaligus. Pertama, ia tidak berkesempatan mendapat pahala dan
keuntungan materi yang berlipat karena tidak memberi sedekah. Kedua,
hidupnya diincar oleh cobaan balasan penghardikannya kepada peminta
sedekah dibelakang hari. Orang yang disakiti hatinya dengan kata-kata
kasar ketika ditolak, akan meninggalkan bekas sakit dalam hatinya. Pada
saat itu, dia dalam keadaan terzhalimi. Keadaan itu akan memotivasi hati
yang sakit untuk berdoa. Biasanya doa yang terucap ketika terzhalimi
akan cepat mengetuk arsy Allah dan memicu dikabulkannya doa. Kalau doa
yang terucap saat itu isinya baik maka alhamdulillah. Jika tidak baik
maka Allah lah yang lebih tau. Allah berfirman dalam QS.Al-Baqarah ayat
263,
"Perkataan
yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah maha kaya
lagi maha penyantun".
Perkataan
yang baik maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian
maaf ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
6. BERSEDEKAH DENGAN TANGAN KIRI.
Adab
memberi dan menerima sesuatu salah satunya adalah dengan tangan kanan.
Tangan kanan juga dalam beberapa kesempatan sebagai simbol kebaikan. Hal
ini secara gampang bisa dilihat bahwa makan dengan tangan kanan, minum
dengan tangan kanan, bersalaman dengan tangan kanan, melambai dengan
tangan kanan, sementara kiri sering diidentikkan dengan negatif, seperti
istinja (cebok) dengan tangan kiri, adanya istilah Islam kiri, ahli
neraka disebut juga dengan ashhabu Asy-Syimal, sementara ahli surga
dengan Ashhabu Al-Yamin (kanan). Sampai-sampai kebaikan sedekahpun
meminjam istilah kanan, sebagaimana tertera dalam hadist :
"Abu
Hurairah ra berkata bahwa Nabi SAW bersabda,'tujuh golongan yang akan
Allah lindungi pada saat tidak ada perlindungan kecuali perlindungan
Allah : imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,
orang yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid, dua orang yang saling
mencintai karena Allah yaitu bertemu karena Allah dan berpisah karena
Allah, laki-laki yang dirayu oleh perempuan menarik dan cantik namun dia
berkata sungguh saya takut kepada Allah, dan orang yang menyedekahkan
sesuatu yang dia merahasiakannya sampai tangan kirinay tidak tahu apa
yang disedekahkan tangan kanannya, serta orang yang berdzikir dalam
kesunyian sampai menetes air matanya". HR. Bukhari
Secara
tersurat, hadist ini mengajari bersedekah dengan tangan kanan. Secara
tersirat, hadist ini mengisyaratkan suruhan menyembunyikan perbuatan
sedekah agar tidak cacat. Demi menjaga perasaan orang yang diberi
sedekah maka hindari memberi dengan tangan kiri, gunakanlah tangan kanan
agar penerima merasakan keikhlasan pemberi. Allah saja menerimanya
dengan tangan kanan sebagaimana dalam hadist,
"Sesungguhnya
Allah akan menerima sedekah, dan Dia tidak menerima kecuali sedekah
yang baik. Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya kemudian
mengurusnya untuk pemberinya, sebagaimana seorang laki-laki mengurus
maharnya dan keturunannya, sampai nanti sedekah itu menumpuk dan menjadi
seperti gunung Uhud". HR.Ath-Thabrani.
Untuk
mencapai tujuan yang lebih sempurna lagi ketika menyerahkan maka
serahkanlah sedekah dengan tangan kanan kita menyentuh tangan penerima.
Tujuannya, untuk meninggalkan kesan betapa pemberi tidak sungkan, tidak
ragu-ragu, atau bahkan agar terkesan ada rasa persaudaraan yang baik
dibalik penyerahan itu.
8. TIDAK MENYALAMI PENERIMA SEDEKAH.
Usahakan
juga ketika serah terima sedekah telah selesai, akhiri penyerahan
dengan bersalaman tangan. Dalam dunia psikologi, salam yang hangat dan
memberi arti persaudaraan adalah jabat tangan yang erat. Jabat tangan
yang erat memberi kesan kehangatan, keakraban, kedekatan dan menghapus
perbedaan pemberi sebagai orang yang berada dan penerima adalah orang
yang kurang mampu. Tujuannya masih sama, yaitu menjaga perasaan
penerima. Jauh dari itu juga, memberi nilai lebih dimata penerima. Islam
juga menyatakan bahwa diantara hak seorang muslim kepada muslim lainnya
adalah menjabat tangannya ketika bertemu, artinya memupuk hubungan
sosial yang hangat. Apalagi terjadi serah terima sedekah maka dianjurkan
berjabat tangan.
"Hak
seorang muslim terhadap muslim lainnya enam. Para sahabat bertanya,'apa
itu ya Rasul?' Rasul menjawab,'Apabila bertemu maka berilah salam, bila
dia mengundang hadirilah, bila dimintai nasihat berilah pendapat, bila
dia bersin dan mengucapkan Alhamdulillah maka jawablah, bila dia sakit
maka jenguklah, dan jika ia mati maka antarlah jenazahnya". (HR. Ahmad)
Tentunya
sedekah tetap sah dan bernilai dimata Allah jika seseorang tidak
memenuhi aspek ini. Namun, lebih bernilai lagi jika aspek ini juga
dipenuhi yaitu menjabat tangannya. Hal ini seperti membubuhi unsur seni
dan keindahan dalam bersedekah, menambah kesempurnaan. Hal ini juga akan
mendorong keikhlasan dan motivasi penerima untuk mendoakan pemberi
dengan lebih tulus.
9. MENYERAHKAN SAMBIL MEMALINGKAN MUKA.
Memalingkan muka adalah sikap yang tidak terpuji dalam ajaran agama Islam. Allah SWT berfirman dalam QS.Luqman ayat 18,
"Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri".
Sebagaimana
ditegaskan dalam ayat diatas, bahwa Allah tidak menyukai ornag yang
sombong. Sikap memalingkan muka adalah sikap kesombongan. Kesombongan
termasuk salah satu sifat paling menonjol dalam diri setan. Meniru sifat
setan adalah setan. Allah selalu melaknat orang yang mengikuti sifat
setan, seperti ditegaskan dalam QS.Al-Baqarah ayat 168,
"Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu".
Dalam
tataran sosial budaya, agama, lingkungan, dan pribadi manapun, semua
orang sepakat kalau mereka tidak menyukai sifat dan sikap sombong.
Kalaupun ada orang yang sombong, dia hanyalah sedang tidak menyadari
sikapnya yang keliru. Atas dasar itu, tidak ada masyarakat yang madani
yang anggota masyarakatnya didasari sikap-sikap kesombongan.
Begitu
pula halnya dengan sedekah, bahwa memberi sedekah adalah sarana
membangun kepedulian sosial antara sesama manusia. Sedekah yang
diserahkan dengan cara memalingkan muka tentunya akan memberi kesan
sombong dalam hati penerima sedekah dan meninggalkan rasa sakit hati
dalam dirinya. Keadaan seperti ini akan menghapus nilai dan pahala
sedekah dimata Allah. Karena, dihadapan penerimanya saja sudah memberi
kesan jelek, bagaimana Allah akan meridhainya. Tinggalkanlah tindakan
memalingkan muka ketika menyerahkan sedekah, agar sedekah yang kita
berikan tidak sia-sia.
10. MENDOAKAN YANG TIDAK BAIK KEPADA PENERIMA.
Mendoakan
penerima sedekah dengan doa yang baik-baik dianjurkan oleh agama.
Contohnya seperti mendoakan dengan, "Mudah-mudahan rezeki yang sedikit
ini bermanfaat buat bapak. Mudah-mudahan sedekah saya ini juga memberi
berkah buat saya karena bapak manfaatkan buat keluarga, walaupun saya
berikan ini tidak seberapa".
Doa
yang dipanjatkan oleh pemberi sedekah merupakan instrumen atau alasan
kuat bahwa pemberi bersedekah dengan ikhlas kepada penerima. Karena, doa
tersebut mengindikasikan bahwa pemberi hanya mengharap balasan dari
Allah SWT.
Doa
yang tidak baik ketika menyerahkan sedekah adalah salah satu kekeliruan
dalam bersedekah, seperti mendoakan dengan, "Ini adalah rezeki sedikit,
mudah-mudahan bermanfaat bagi Bapak agar bapak tidak meminta-minta lagi
disini. Mudah-mudahan saya juga tidak terlalu repot lagi mengeluarkan
sedekah". Doa seperti ini akan menyakiti perasaan peminta-minta atau
penerima sedekah.
"Apabila
kamu selesai menyerahkan zakat maka janganlah lupa pahala penutupnya
dengan mendoakan, "Ya Allah, jadikanlah sedekah ini mencukupi, dan
jangan jadikan jalan berbuat jahat". HR.Ibnu Majah.
11. TIDAK MINTA DIDOAKAN.
Untuk
mendapatkan nilai sedekah yang maksimal, seorang pemberi sedekah harus
memerhatikan semua hal yang menjadi syarat-syarat sempurnanya sedekah.
Ia juga harus menghindari semua hal yang merusak nilai sedekah, baik
yang membatalkan nilainya dimata Allah atau hal yang hanya mengurangi
kesempurnaannya dan tidak sampai membatalkan nilainya. Pada poin ini,
kekeliruannya adalah pemberi tidak minta didoakan kepada penerima
sedekah. Sebenarnya tidak minta didoakan pun sedekahnya sudah sah.
Tetpai, untuk lebih sempurnanya maka mintalah kepada penerima agar
didoakan yang baik-baik.
Permintaan
doa ini menunjukkan ketawaduan dan kewaraan pemberi dimata penerima.
Bagi pemberi, ini merupakan modal untuk menghindari perasaan sombong
dalam hatinya. Orang yang memberi biasanya mempunyai perasaan-perasaan
berikut terhadap yang diberi : merasa lebih kaya, merasa lebih berharga,
merasa lebih baik ekonominya, juga merasa lebih layak disanjung.
12. MENGIMING-IMINGI SEDEKAH.
Mengiming-immingi
sedekah artinya menjanjikan sedekah kepada seseorang baik karena nazar
atau bukan. Ini berarti sedekah direncanakan akan didistribusikan dimasa
yang akan datang, baik ditentukan jangka waktunya atau sebab akan
diberikannya sedekah. Selang waktu antara rencana bersedekah dengan
pelaksanaannya merupakan jeda waktu yang rentan pada perubahan niat atau
lupa, atau pembatalan sepihak.
Contohnya
seperti pemberi sedekah berkata,"Nanti kalau saya dapat uang, saya akan
membaginya ke kamu". Atau dia berkata,"kapan-kapan saya ingin
bersedekah ke kamu". Selang waktu dari pemberitahuan menuju pelaksanaan,
bisa saja terjadi sebab-sebab yang mengurungkan niatnya untuk memberi.
Misalnya karena terjadi gap dengan calon penerima yang dijanjikan.
Kemudian sejak pemberitahuan sampai pelaksanaan, calon penerima sudah
menaruh harapan dalam hatinya dan berharap-harap. Seandainya tidak jadi,
maka harapan itu akan berganti dengan sakit hati, apalagi calon pemberi
sudah menentukan tanggal dan waktu rencana pemberian, atau penerima
sudah tahu kalau pemberi sudah mendapatkan apa yang dia jadikan sebab
rencananya bersedekah (sudah diketahui kalau dia sudah kaya sebagaimana
contoh).
Iming-iming
ini sangat dekat sekali dengan nazar. Nazar bersedekah, bagi pemberi
ini menjadi kewajiban yang harus dipenuhi dan bagi penerima ini harapan
yang sudah terlanjur tertanam dalam hatinya. Bisa juga terjadi ketika
seseorang menyerahkan sedekah kepada seseorang pertama kali, kemudian
pada saat yang sama dia mengiming-imingi akan memberi lagi di kemudian
hari.
Di kutip dari bukunya "Reza Pahlevi Dalimunthe Lc, M.Ag"
thank you for the info.. i like it..
BalasHapusnice info
BalasHapushttp://cetakmurahbalikpapan2012.blogspot.com/
Untuk yg no 8 bagaimana sedekahnya dititip ke orang? dengan alasan memang orang yg ingin diberi sedekah cukup jauh
BalasHapusSaya dari dulu niat memberikan sesuatu pada keluarga istri saya.tapi sekarang kami sudah berpisah dan masih berhubungan baik kmi mempunyai satu anak.singkat cerita saya mendapat rejeki dan niat itu saya ingin tuntaskan.niatnya sih saya ingin memberikan/membelikan peralatan usaha dan modal untuk keluarga mantan istri saya karena dari dulu keluarga istri saya usaha kue tapi semua dengan peralatan sederhana dan dari itu mereka memenuhi kebutuhan sehari hari.akhir akhir ini mantan istri saya sering membuat saya kecewa apakah itu karena anak atau yang lain.tapi emang sih dari dulu begitu tapi saya selalu sabar sampai memutuskan berpisah.saat ini barang2 sudah saya pesan dan saya galau apakah barangnya saya berikan saja dengan suasana hati saya yg begini atau saya batalkan saja?saya tidak mengharap apa2 dari pemberian ini.semata mata hanya ingin membantu keluarga mantan istri saya agar usahanya bisa lancar.dan anak saya bisa lebih sedikit diperhatikan.anak saya masih 2 tahun.mohon pencerahannya
BalasHapusKami mohon pengertiannya pembaca , donatur , dan dermawan .
BalasHapusass.wr.wb .
Hal : Permohonan Batuan Sukarela ( ke iklasan )
lampiran : 1 ( satu )
Sebelumnya kami mohon maaf , bila kami salah menempatkan . Sebetulnya kami tidak ingin ikut* an di tempat publik seperti ini . Kami terus terang sangat malu sekali .
Tapi berhubung kami sangat terpaksa kita nyampaikan apa adanya .Kalau kami benar adanya korban phk. Berhubung kami sudah cukup umur 48 th nan lebih secara otomatis .Untuk mencari pekerjaan lagi sangat sulit. Untuk mencukupi kebutuhan hidup kami terus terang hanya berjualan makan . Ke untungan bisa di lihat dan di takar kalau itu laku dagangannya .Jika tidak yg ada tekor atau rugi .
Kami masih ada tanggungan 3anak lg yg harus di cukupi kebutuhan sekolah dan harian nya. Untuk kebutuhan yg sangat tinggi sangat sulit jika ke 3 anak * kami harus sekolah tinggi , dengan pendapatan hasil usaha yg terkadang rugi dan modal kadang di makan untuk kebutuhan .
sehingga kami sangat sulit untuk berdagang selanjutnya . karena seringnya dagangan tidak menguntungkan . Kami jadi banyak hutang .
Andai di perkenankan di tempat ini dan jika ada yg ingin membantu kami tanpa pamrih , iklas lilahita ala . Khususnya kepada para pembaca atau donatur , dermawan , yg ingin menyumbangkan dana atau uang . kami mengucapkan banyak terima kasih . Semoga Allah saw melimpahkan rezeki yg berlimpah . Dan Allah yg akan membalasnya .
Andai para pembaca atau demawan yg tdk percaya pada kami itu hak nya mereka .
Sebab Allah saw jika kita tidak minta dan tidak mengucap kami di anggap sombong padahal benar kami sedang dalam kesulitan dan keterpurukan .
Untuk lebih memudahkan dalam sedekah atau membantu kami silahkan para dermawan , donatur, pembaca mengisi seiklasnya di nomer rek bca 2861924833 atas nama siti jamilah .
Untuk saat jni kami dalam kesulitan / terpuruk . Kami mohon dengan kesadarannya menolong kami .Besar atau kecil yg penting iklas dan redo .Sehingga bermanfaat untuk kami . Sebelum dan sesudah kami beserta keluarga mengucapkan .Terima kasih.
Semoga Allah saw membalasnya . Wassalam
salam dari ibu siti jamilah.
Komentar
Kami mohon pengertiannya pembaca , donatur , dan dermawan .
BalasHapusass.wr.wb .
Hal : Permohonan Batuan Sukarela ( ke iklasan )
lampiran : 1 ( satu )
Sebelumnya kami mohon maaf , bila kami salah menempatkan . Sebetulnya kami tidak ingin ikut* an di tempat publik seperti ini . Kami terus terang sangat malu sekali .
Tapi berhubung kami sangat terpaksa kita nyampaikan apa adanya .Kalau kami benar adanya korban phk. Berhubung kami sudah cukup umur 48 th nan lebih secara otomatis .Untuk mencari pekerjaan lagi sangat sulit. Untuk mencukupi kebutuhan hidup kami terus terang hanya berjualan makan . Ke untungan bisa di lihat dan di takar kalau itu laku dagangannya .Jika tidak yg ada tekor atau rugi .
Kami masih ada tanggungan 3anak lg yg harus di cukupi kebutuhan sekolah dan harian nya. Untuk kebutuhan yg sangat tinggi sangat sulit jika ke 3 anak * kami harus sekolah tinggi , dengan pendapatan hasil usaha yg terkadang rugi dan modal kadang di makan untuk kebutuhan .
sehingga kami sangat sulit untuk berdagang selanjutnya . karena seringnya dagangan tidak menguntungkan . Kami jadi banyak hutang .
Andai di perkenankan di tempat ini dan jika ada yg ingin membantu kami tanpa pamrih , iklas lilahita ala . Khususnya kepada para pembaca atau donatur , dermawan , yg ingin menyumbangkan dana atau uang . kami mengucapkan banyak terima kasih . Semoga Allah saw melimpahkan rezeki yg berlimpah . Dan Allah yg akan membalasnya .
Andai para pembaca atau demawan yg tdk percaya pada kami itu hak nya mereka .
Sebab Allah saw jika kita tidak minta dan tidak mengucap kami di anggap sombong padahal benar kami sedang dalam kesulitan dan keterpurukan .
Untuk lebih memudahkan dalam sedekah atau membantu kami silahkan para dermawan , donatur, pembaca mengisi seiklasnya di nomer rek bca 2861924833 atas nama siti jamilah .
Untuk saat jni kami dalam kesulitan / terpuruk . Kami mohon dengan kesadarannya menolong kami .Besar atau kecil yg penting iklas dan redo .Sehingga bermanfaat untuk kami . Sebelum dan sesudah kami beserta keluarga mengucapkan .Terima kasih.
Semoga Allah saw membalasnya . Wassalam
salam dari ibu siti jamilah.
Komentar