Rabu, 15 Februari 2012

MENIKMATI GEMBIRA DENGAN PENUH RASA SYUKUR

Wahai muslimah, siapa diantara kita yang tidak mau menghendaki kegembiraan? Tentu saja tiap dari kita, tiap dari muslimah sangat menghendaki itu. Tetapi, tentu saja tidak setiap waktu kita akan mendapatkan kegembiraan. Dan, tidak setiap kegembiraan pun akan sama dengan kegembiraan yang pernah kita alami sebelumnya. Meskipun begitu, muslimah pasti sadar bahwa kegembiraan merupakan sebuah kenikmatan dari Allah yang selalu kita tunggu kedatangannya.

Dalam la tahzan, Qarni menyebutkan bahwa diantara kenikmatan terbesar adalah kegembiraan, ketentraman, dan ketenangan hati. Sebab, dalam kegembiraan hati itu terdapat keteguhan pikir, produktifitas yang bagus, dan keriangan jiwa. Kata banyak orang, kegembiraan merupakan seni yang dapat dipelajari. Artinya, siapa yang mengetahui cara memperoleh, merasakan dan menikmati kegembiraan, maka ia akan dapat memanfaatkan pelbagai kenikmatan dan kemudahan hidup, baik yang ada didepannya maupun yang masih jauh berada dibelakangnya.

Ia menambahkan bahwa modal utama untuk meraih kebahagiaan adalah kekuatan atau kemampuan diri untuk menanggung beban kehidupan, tidak mudah goyah oleh goncangan-goncangan, tidak gentar oleh peristiwa-peristiwa, dan tidak pernah sibuk memikirkan hal-hal kecil yang sepele. Begitulah, semakin kuat dan jernih hati seseorang maka akan semakin bersinar pula jiwanya. Hati yang sabar, lemah tekad, rendah semangat, dan selalu gelisah tak ubahnya dengan gerbong kereta yang mengangkut kesedihan, kecemasan dan kekhawatiran.

Menurutnya, barangsiapa membiasakan jiwanya bersabar dan tahan terhadap segala benturan, niscaya goncangan apapun dan tekanan dari manapun akan terasa ringan. Diantara musuh utama kegembiraan adalah wawasan yang sempit, pandangan yang picik dan egoisme. Karena itu, Allah melukiskan musuh-musuh-Nya adalah sebagai berikut:
"Mereka dicemaskan oleh dirinya sendiri".QS.Ali-Imran:154.

Qarni menegaskan bahwa orang-orang yang berwawasan sempit senantiasa melihat seluruh alam ini seperti apa yang mereka alami. Mereka tidak pernah memikirkan apa yang terjadi pada orang lain, tidak pernah hidup untuk orang lain, dan tidak pernah memperhatikan sekitarnya. Memang ada kalanya kita harus memikirkan diri kita sendiri dan menjaga jarak dari sesama, yaitu tatkala kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan dan kesedihan kita. Dan, itu artinya kita dapat mendapatkan dua hal secara bersamaan: membahagiakan diri kita dan tidak merepotkan orang lain. Satu hal mendasar dalam seni mendapatkan kegembiraan adalah bagaimana mengendalikan dan menjaga pikiran agar tidak terpecah.

Apalagi bila anda tidak mengendalikan pikiran anda dalam setiap melakukan sesuatu, niscaya ia tak akan terkendali. Ia akan mudah membawa anda pada berkas-berkas kesedihan masa lalu. Dan pikiran liar yang tak terkendali itu tak hanya akan menghidupkan kembali luka lama, tetapi juga membisikkan masa depan yang mencekam. Ia juga dapat membuat tubuh gemetar, kepribadian goyah dan perasaan terbakar. Karena itu, kendalikan pikiran anda kearah yang baik dan mengarah pada perbuatan yang bermanfaat.

"Dan bertawakallah kepada Dzat yang maha hidup dan tidak pernah mati".QS.Al-Furqan:58.

Masih menurut Qarni, hal mendasar yang tak dapat dilupakan dalam mempelajari cara meraih kegembiraan adalah bahwa anda hanya menempatkan kehidupan ini sesuai dengan porsi dan tempatnya. Bagaimanapun, kehidupan ini laksana permainan yang harus diwaspadai. Pasalnya, ia dapat menyulut kekejian, kepedihan dan bencana. Jika demikian halnya sifat-sifat dunia, maka mengapa ia harus begitu diperhatikan dan ditangisi ketika gagal diraih. Keindahan hidup didunia ini acapkali palsu, janji-janjinya hanya fatamorgana belaka, apapun yang ia lahirkan senantiasa berakhir pada ketiadaan, orang yang paling bergelimang dengan hartanya adalah orang yang paling merasa terancam, dan orang yang selalu memuja dan memimpi-mimpikannya akan mati terbunuh oleh pedang waktu yang pasti tiba.

Satu hal mendasar yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa kegembiraan itu tidak datang begitu saja. Tapi, harus diusahakan dan dipenuhi segala sesuatu yang menjadi pra syaratnya. Lebih dari itu, untuk mencapai kebahagiaan anda harus menahan dari hal-hal yang tak bermanfaat. Begitulah cara menempa jiwa agar senantiasa siap diajak mencari kebahagiaan. Kehidupan dunia ini sebenarnya tidak berhak membuat kita bermuram durja, pesimistis dan lemah semangat. Sebuah syair yang dikutip Qarni mengatakan :
"Hukum kematian manusia masih terus berlaku, karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi. Adakalanya seorang manusia menjadi penyampai berita dan esok hari tiba-tiba menjadi bagian dari suatu berita, ia dicipta sebagai makhluk yang senantiasa galau nan gelisah, sedang engkau mengharap selalu damai nan tentram. Wahai orang yang ingin selalu melawan tabiat, engkau mengharap percikan api dari genangan air. Kala engkau berharap yang mustahil terwujud, engkau telah membangun harapan dibibir jurang yang curam. Kehidupan adalah tidur panjang, dan kematian adalah kehidupan, maka manusia diantara keduanya; dalam alam impian dan khayalan maka, selesaikan segala tugas dengan segera, niscaya umur-umurmu, akan terlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah yang akan ditanyakan. Sigaplah dalam berbuat baik laksana kuda yang masih muda, kuasailah waktu, karena ia dapat menjadi sumber petaka dan zaman tak akan pernah betah menemani anda, karena ia kan selalu lari meninggalkan anda sebagai musuh yang menakutkan dan karena zaman memang dicipta sebagai musuh orang-orang bertakwa.

Adalah suatu kenyataan yang terelakkan bila anda tidak akan mampu menyapu bersih noda-noda kesedihan dari anda. Karena bagaimanapun, memang seperti itulah kehidupan dunia ini tercipta.

"Kami telah menciptakan manusia dalam susah payah".QS.Al-balad:4.

"Sesungguhnya, Kami menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya".QS.Al-Insan:2.

"Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalnya".QS.Al-Mulk:2.

Qarni berkeyakinan kita, tiap-tiap manusia, khususnya kaum muslimah sudah sangat diketahui tabiatnya oleh Sang pencipta. Semua itu kenyataan. Maka, anda hanya berkewajiban mengurangi dan bukan menghilangkan kesedihan, kecemasan dan kegundahan pada diri anda. Sebab, kesedihan itu akan sirna bersama akar-akarnya hanya disurga kelak. Terbukti, dalam alquran disebutkan bahwa para penduduk surga akan ada yang berkata:
"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami".QS.Fathir:34.

Qarni menambahkan bahwa ini merupakan isyarat kesedihan yang hanya akan tersapu bersih dari seseorang tatkala ia sudah berada disurga kelak. Dan, ini sama halnya dengan nasib kedengkian yang tak akan benar-benar musnah kecuali setelah manusia masuk surga.

"Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada didalam hati mereka".QS.Al-Hijr:47.

Qarni menyakini orang yang mengetahui apa dan bagaimana dunia, niscaya ia akan dapat menghadapi setiap rintangan dan menyikapi tabiatnya yang kasar dan pengecut itu. Dan kemudian, ia akan menyadari bahwa memang demikianlah sifat dan tabiat dunia itu. Jika benar dunia seperti yang kita gambarkan diatas, maka sungguh pantas bagi orang yang bijak, cerdik serta waspada untuk tidak mudah menyerah pada kesengsaraan, kesusahan, kecemasan, kegundahan dan kesedihan dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka harus melawan semuanya itu dengan seluruh kekuatan yang telah Allah karuniakan kepadanya.

Wahai muslimah yang dimuliakan Allah, kiranya penjelasan sudah sangat jelas bahwa kegembiraan memang masih diiringi dengan kesengsaraan, kesusahan, kecemasan dan lain sebagainya. Hendaknya, sebagai muslimah kita wajib mensyukuri segala kegembiraan sebagaimana kita mensyukuri segala kesengsaraan atau kesusahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar