Jumat, 17 Februari 2012

TUJUAN TUNTUTAN MENUTUP AURAT

Berdasarkan dalil Al-Qur'an dan Al-Hadith, amat jelas bahwa isu aurat bukanlah isu remeh dan cabang. Ia adalah termasuk dalam kategori hukum qati'e dan usul. Malah ia juga merupakan salah satu dosa utama yang amat diperjuangkan oleh syaitan. Ini adalah karena, dengan terbukanya aurat, maka ia boleh mencambahkan dosa-dosa lain seperti zina, mengandung anak luar nikah, bercerai suami istri akibat curang, membunuh anak luar nikah, putusnya hubungan keluarga dan pelbagai lagi. Perihal syaitan mensasarkan dosa 'buka aurat' ini sebagai dosa pilihan utamanya ada disebutkan dalam alquran dari firman Allah:
"Maka syaitan membisikkan fikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya yang tertutup dari mereka yaitu auratnya".QS.Al-A'raf:20.

Ringkasnya, antara tujuan utama diwajibkan umat islam lelaki dan muslimah untuk menutup aurat adalah :

PERBEDAAN DENGAN BINATANG.

Allah berfirman:
"Wahai anak Adam, telah kami turunkan buat kamu pakaian yang boleh menutup aurat-aurat kamu dan untuk perhiasan".QS.Al-A'raf:26.

Amat jelas dari ayat ini, penutupan aurat ditujukan kepada sesiapa saja yang termasuk dalam kategori anak Adam yaitu manusia. Justru barangsiapa yang berpaling dari arahan ini, secara langsung ia menjatuhkan tahapnya selari dengan binatang yang tiada cukup kemampuan dan aqal bagi menjalankan arahan penutupan aurat.

AGAR KAUM MUSLIMAH TIDAK DISAKITI.

Ia berdasarkan ulasan yang telah dibuat sebelum ini bersandarkan firman Allah dari surah Al-Ahzab ayat 59.

TANDA ATAU SEPERTI UNIFORM KEPADA PENGANUT AGAMA ISLAM.

Ia juga boleh difahami dari surah Al ahzab ayat 59 tadi apabila Allah menyebut:
"Yang demikian itu lebih memastikan mereka agar dikenali (sebagai muslimah islam)".

Dari sini jelas, menunjukkan salah satu fungsi tutupan aurat juga adalah sebagai syiar diri sebagai penganut Islam. Firman Allah :
"Barangsiapa yang membesarkan syiar Allah maka ia adalah dari tanda ketaqwaan hati".


TANDA PROFESIONALISME DALAM SISTEM PEMAKAIAN ISLAM.

Islam adalah satu agama dan cara hidup yang profesional pastinya begitu lengkap menyediakan panduan melengkapi setiap sudut kehidupan manusia. Dari hal-hal yang sulit seperti urusan didalam tandas hinggalah ekonomi dan kenegaraan. Walaupun demikian, Islam tidak mengarah umatnya membuat perkara yang tidak rasional, justru, sudah tentu 'standard' pemakaian yang diletakkan ini tidak membebankan bahkann ia amat bertepatan dengan logik aqal manusia yang sihat.


SEBAGIAN UJIAN BAGI MANUSIA UNTUK MELIHAT TAHAP KETAATAN MEREKA KEPADA ALLAH.

Hal ini amat jelas, dari firman Allah :
"Dijadikan hidup dan mati adalah untuk menguji siapakah yang terlebih baik amalannya".QS.Al-Mulk:2.


DONT JUDGE A BOOK BY ITS COVER.

Ungkapan ini kerap terdengar, anda juga mungkin kerap mendengarnya. Kata-kata dari muslimah yang tidak menutup aurat yang sering mendakwa bahwa hatinya baik dan suci walaupun ia berpakaian seksi serta memperlihatkan aurat.

"Orang muslimah bertudung pun banyak yang jahat hari ini, berzina, berkhalwat dan macam-macam lagi". Katanya memberi buah fikirannya.
"Malah, kami juga baik, kami tak mengganggu orang, dan tak mengumpat". Tambah muslimah ini lagi.

Benarkah hujjah mereka? Benarkah penampilan luaran tidak terpakai didalam Islam? Ada juga yang sudah semakin 'advance' hujahnya lantas berhujjah dengan sebuah maksud hadist Nabi yang sohih yaitu:
"sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh, rupa luaran dan harta kamu, tetapi melihat kepada hati dan amalan kamu".HR.Muslim.

Hakikatnya, sesuatu untuk baik dan suci mestilah ditentukan mengikut neraca Allah dan Rasulnya, bukannya neraca pemikiran kita semata-mata. Jika merujuk kepada neraca Islam, Nabi pernah bersabda:
"Ketahuilah, bahwa didalam diri anak Adam itu ada seketul daging, yang  bila ianya baik maka baik seseorang itu, dan apabila buruk, buruklah amalan seseorang itu, ketahuilah, ia adalah hati".HR.Muslim.

Berdasarkan hadith ini, menurut neraca Islam kebaikan hati seseorang boleh dilihat di peringkat pertamanya dari tindak tanduknya. Artinya, bila tindakannya senantiasa menyalahi kehendak dan hukum yang diletakkan Islam, itu adalah tanda kekotoran hatinya. Justru, we can judge a book by its cover is reflecting what's inside the heart of a person.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar