Kamis, 15 Desember 2011

PENAMPAKAN AMAL

Apa makna penampakan amal kepada Allah? Maksudnya, berdirinya seorang hamba  menghadap Allah sang penguasa seluruh langit dan bumi, sang raja diraja. Ditangan-Nya lah segala urusan, baik yang belum terjadi maupun yang telah terjadi. Pemberi kasih sayang dan paling pengasih kepada orang beriman serta yang akan membalas dan mengazab orang kafir dan musyrik.

Di padang mahsyar kelak, engkau akan menyaksikan wujud para malaikat yang sangat besar. Yang antara daun telinga dan pundaknya sejauh perjalanan 700 tahun. Engkau menyaksikan mereka tertunduk khusyuk dihadapan Allah. Kepala-kepala mereka bergetar karena takut dan malu kepada-Nya. Betapa besar pengagungan mereka akan kebesaran-Nya. Betapa besar pemuliaan mereka akan kekuasaan-Nya. Selain itu, sungguh nyata perwujudan mereka akan kerububiyahan-Nya.

Lantas, apa yang diperbuat oleh segenap umat, berupa manusia, jin, binatang buas dan burung, ketika mereka semua berdiri dihadapan Allah untuk menampakkan amalnya serta menjalani pengadilan dan penghisaban. Mereka dihisab umat demi umat, kelompok demi kelompok, satu demi satu. Allah menampakkan semua amal mereka, yang baik dan yang jelek, walau itu hanya sebesar biji sawi. Tiada yang tersembunyi, tiada tempat menghindar dan berlari, tak mampu mengelak, apalagi berdusta. Selain itu, tak bisa menipu dan beralasan, apalagi memperdaya dan berkhianat.

Tiada lagi sesuatupun yang dapat dilakukan. Disamping itu, tiada apapaun yang dimiliki, walau hanya untuk membela diri. Tak mampu lagi berkilah dan tak lagi berdaya,walau hanya untuk menguasai anggota tubuhnya sendiri. Bahkan, anggota tubuhnya akan bersaksi atas dirinya. Tidur tak bisa, berjagapun tak mampu. Tiada jeda sejenakpun serta tiada terputus kehinaan dan kenistaan menerpa mereka. Hingga diri tak lagi bernilai dan hampa tak dianggap sama sekali.

Allah akan mengizinkan untuk dimulainya proses penghisaban dan penampakan seluruh amal dihadapan-Nya. Setiap umat akan datang kehadapan Allah bersama sesembahan mereka dalam keadaan telanjang dan tak beralas kaki. Baik yang pemimpin, pelayan, tuan maupun budak, semua sama. Semua umat berlutut dihadapan Allah menanti datangnya pengadilan dan penghisaban amalnya.

Penampakan amal akan diawali dengan didatangkannya setiap umat dengan membawa kitabnya masing-masing dalam keadaan berlutut, takut, serta tegang akan dahsyat dan agungnya peristiwa ini. Keadaan ini juga akan terjadi manakala jahannam didatangkan. Gelegar gemuruhnya tak menyisakan seorangpun, kecuali pasti tersimpuh berlutut dalam keadaan takut dan ketegangan.

ALLah berfirman "Dan ingatlah akan hari yang ketika itu kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh manusia, dan tiada kami tinggalkan seorangpun dari mereka. Dan mereka akan dibawa kehadapan Rabbmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada kami, sebagaimana kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu memenuhi perjanjian. Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis didalamnya, dan mereka berkata,'Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya'. Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada tertulis. Dan Rabbmu tidak menganiaya seorangpun jua. QS.Al-Kahfi : 47-49.

Pada peristiwa ini manusia disibukkan dengan dirinya masing-masing. Tak akan melihat, kecuali pada dirinya sendiri dan tak akan berdoa selain untuk dirinya sendiri. Tiada seorangpun yang diizinkan berbicara. Semuanya tersimpuh diatas kedua lututnya masing-masing dalam barisan yang sangat rapi. Siapapun tak tahu dimana kesudahannya dan kemana akan pergi. Bahkan, orang mukmin ketakutan ketika mengingat sebagian kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya. Terbayang baginya dosa tersebut akan membinasakannya.

Bagi orang-orang kafir, celaan ini semakin menyiksa batin. Setelah sekian lamanya dalam penantian, penantian selama 50 ribu tahun, dan Allah tak pernah berbicara kepada mereka, tiba-tiba pada peristiwa penampakan amal, Allah berbicara kepada mereka dengan mencela kedustaan dan pembangkangan mereka ketika didunia.

Mereka secara hina dan nista tersimpuh diatas lutut mereka dan malaikat mengelilingi mereka. Allah berbicara kepada mereka untuk mencela mereka. Dan para malaikat yang menjadi saksi atas mereka berkata,"Benar, merekalah yang telah mendustakan Allah, hari kiamat, bahkan sama sekali tak percaya keberadaan Allah". Para malaikat melaknat mereka yang telah terhina dalama kehinaan.

Begitu pula orang-orang munafik. Mereka mengira dengan melakukan amal shalih secara lahir, yang dilakukan sebagai tipuan dan kedustaan guna menuai kemaslahatan duniawi dan angan-angan akan bermanfaat bagi mereka. Mereka tak menyadari bahwa Allah maha tahu tentang keadaan batin mereka yang tersembunyi, sebagaimana pengetahuan-Nya tentang keadaan lahir mereka yang nampak.

Pada keadaan hina dan nista ini, ketika mereka sibuk mencari jalan selamat, secara tiba-tiba datang kepada mereka keputusan dari Allah. Sesuatu yang tak pernah disangka sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar