Senin, 25 Februari 2013

DALAM LINDUNGAN TANGAN KASH SAYANG


Aku tidak tahu, seberapa aku menangis, dan membuatku terbawa kearah bau busuk setan. Dengan wajah senang dia memandang kearahku. Aku dengan marah berteriak, "Makar dan tipuan apa lagi yang hendak kau perbuat kepadaku? Engkau telah menghancurkan seluruh hidupku, hingga engkau menyesatkanku dengan fikiran bahwa aku berhadapan dengan Husain as." Dengan kemarahan yang luar biasa dan dengan seluruh kekuatan, aku menyerang setan dengan melemparkan sebuah batu kearahnya.
Dia tertawa terbahak-bahak penuh makna dan meludah ke arahku. Setan berkata, "akulah yang seharusnya marah, sehingga teriakan keluarga ini sampai kepadamu, dan membebaskanmu dari cengkeramanku dan memberikanmu kekuatan sehingga engkau dapat mengoyak rantai-rantaiku dan menyerangku. Jika putri Imam Husain as tidak menyadarkanmu dari kekhilafanmu, maka aku pasti telah berbuat banyak kepadamu. Seperti rantai-rantai yang aku ikatkan ke badanmu, sehinggaa engkau tidak mempunyai kemampuan untuk membebaskannya sampai hari kiamat nanti.
Aku ingin engkau menjadi musuh Imam Husain as, sehingga engkau merasaka kelezatan atas kesyahidan Imam Husain as dengan aku dan bala tentaraku. Tetapi engkau berada dalam payung perlindungan seseorang yang dicintai oleh Allah." Dan seketika itu dia menghilang dari hadapanku diantara asap, sambil berteriak, "aku akan selalu berada di dekat manusia-manusia yang lalai, aku masih memiliki kesempatan sampai hari kiamat untuk membalaskan dendamku terhadap Adam dan anak cucunya.
Sekelompok orang ada yang mengetahui tipu dayaku dan menjauhinya sehingga mereka terselamatkan dari belenggu rantai-rantai dosa dan terhindar dari api neraka, dan mereka menapaki jalan kebenaran. Tetapi sekelompok manusia lain yang bodoh, jahil, lalai, cinta harta dan cinta dunia berada dibawah benderaku." Jalan kebahagiaan manusia adalah menjauhi setan dan jika setan menciptakan godaan, maka janganlah kalian terhalang untuk bergerak menuju ke arah kebahagiaan dan orang-orang lalai janganlah jatuh ke dalam pangkuan setan.


TERBEBAS DRI SANGKAR NAFSU SETAN.


Aku bagaikan seekor burung yang lepas dari sangkar iblis dan berteriak, "laknat Allah bagimu wahai iblis. Hai yang selalu bersama-sama dengan api neraka. Terkutuk bagimu, wahai khonnas. Terkutuk bagimu, wahai waswas. Terkutuk bagimu, wahai rajim. Laknat Allah atasmu, wahai penyesat. Laknat abadi Allah abadi bagimu, wahai abu marre. Laknat bagimu dari hati orang-orang bersih. Wahai setan yang terkutuk dengan segala nama yang kau miliki yang berniat menyesatkan manusia, aku akan selalu melaknat dan aku berlindung kepada Allah dari niat jahatmu. "Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang katakanlah aku berlindung kepada Allahnya manusia pemilik manusia, dari waswas dan godaan yang menggoda hati-hati manusia baik dari bangsa jin maupun bangsa manusia."(QS.An-Nas:1-6)


Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar