Senin, 25 Februari 2013

IMAM ALI BIN ABI THALIB AS MENUNJUKKAN JALAN HIDAYAH

Melalui cahaya pelangi yang penuh dengan bintang, ada dua buah cahaya yang sangat besar yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, turun kelangit, dan kaki-kakinya melangkah menginjak bunga-bunga yang berjatuhan.
Semua keindahan alam seakan memberi hormat dihadapan kebesaran mereka. Dihadapanku aku melihat seorang laki-laki, mengenakan jubah berwarna putih seperti awan yang penuh misteri di langit dan jubah berwarna coklat terang, dan matanya memancarkan cahaya yang luar biasa dan wajahnya dipenuhi cahaya, sedangkan kedua bola matanya seperti pancaran cahaya. Dan seorang wanita berkilauan cahaya dan baik, yang mengenakan cadar berwarna hijau dan wajahnya ditutupi oleh rangkaian bunga-bunga melati. Dihadapan wibawa kedua orang mulia ini aku menundukkan kepala dan  duduk bersimpuh. Kemampuan berbicara dan gerak seakan-akan diambil dariku. Dalam hati aku mengira, bahwa kedua orang mulia ini adalah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah as. Dalam hatipun aku mengucapkan salam kepada kedua orang mulia ini.
Dan Imam Ali bin Abi Thalib as menjawab salamku dan dari dalam jubahnya mengeluarkan sebuah al-Qur'an dan berkata, "ini adalah al-Kitab yang tiada keraguan didalamnya dan merupakan jalan hidayah bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS.Al-Baqarah:2)
Jalan kebahagiaan dan mencapai Allah dalam kitabullah ini, berpeganglah kepada al-Qur'an, agar engkau mendapat kebahagiaan. Dalam ayat-ayat al-Qur'an yang mulia, ditunjukkan jalan-jalan mengenal tipudaya-tipudaya setan dan semua ayat adalah pintu kecil yang terbuka ke arah cahaya dan dengan memahami al-Qur'an akan terbuka sebuah pintu di hati-hati kalian. Dan akan memperjelas jalan hidayah dengan jalan kesesatan. Jalan hidayah telah diterangkan dalam al-Qur'an dan semakin sering engkau membacanya maka akan semakin banyak pemahamanmu, dan semakin banyak dan baik pemahamanmu terhadap al-Qur'an maka engkau akan menyatu dalam ayat-ayatnya, dan setelah menyatu dan melebur maka semua ketidak ikhlasanmu dan sifat-sifat hina setani yang engkau miliki akan hilang. Setelah itu engkau akan menemukan jalan kearah cahaya. Jadikanlah al-Qur'an selalu menjadi tamu dalam hatimu, hiduplah dengan tuntunan al-Qur'an dan dengan memahami ayat-ayatnya, berserah dirilah kepada Allah."
Kemudian Ali bin Abi Thalib as menciumi al-Qur'an tersebut dan kedua tangannya yang mulia diulurkan kearahku. Aku memandangi al-Qur'an tersebut yang mirip sekali dengan al-qur'an yang aku letakkan dalam rak bukuku. Al-Qur'an itu aku ambil dan aku menciuminya. Lalu aku perhatikan dengan seksama. Ketika al-Qur'an aku buka terdapat beberapa bunga melati dengan wangi yang sangat menakjubkan berada diantara lembaran suci al-Qur'an. Aku kemudian mencium bunga-bungaa tersebut dan kemudian aku letakkan al-Qur'an diatas kepalaku.
Imam Ali berkata, "al-Qur'an adalah jalan keluar hidayah manusia, berpeganglah teguh kepadanya supaya kalian tidak tersesat. Bacalah al-Qur'an dan amalkan sehingga engkau mendapatkan kasih sayang Allah. Cintailah Rasulullah SAW, para Imam as, Sayidah Fatimah as sehingga ketika kalian meninggal dunia, kalian akan digabungkan bersama para pecintanya. Cintamu kepada orang-orang sepertimu seperti sebuah pelita kecil, yang setelahnya di akhirat kelak, akan disiapkan cahaya keesaan bagimu. Dan dari kasih sayang dan kecintaanmu, Rasulullah SAW, para Imam as dan Sayidah Fatimah as dari pembalasan akan menyayangmu. Dihadapan Imam Ali dan Sayidah Fatimah as kemampuanku untuk berbicara seolah hilang dan hanya butiran-butiran airmata yang bertutur kata, aku tak sanggup. Imam kemudian tersenyum kepadaku dan rombongan cahaya dan bintang mulia kemudian berjalan menuju langit dan aku bersyukur kepada Allah dan aku langsung sujud syukur. 


SEBUAH JALAN DARI KEGELAPAN HINGGA CAHAYA.


Sekonyong-konyong terdengar suara adzan menggema keseluruh kebun. Allahu akbar, Asyhadu alla ilaha ilallah, assyhadu anna Muhammada Rasulullah dan seterusnya. Dan suara muadzin, menjadi suara yang paling indah yang pernah aku dengar. Aku merasakan sebuah kenikmatan yang tidak pernah kurasakan sebelumya. Aku masih terkenang atas peristiwa yang aku alami semalam, diriku merasa bergairah yang selama hidupku belum pernah aku rasakan. Setiap tempat yang aku pandang terdapat warna, kelembutan dan bau wangi yang luar biasa.
Makhluk-makhluk alam Allah selalu bertasbih dan memujiNya. Aku bangkit untuk mendirikan shalat dan aku berjalan mendekati sebuah mata air. Aku merasakan banyak sekali para malaikat yang berada di sekelilingku. Ketika aku masukkan tanganku kedalam mata air untuk mengambil wudhu, aku melihat disamping tanganku air terasa bergerak, seakan ada ribuan malaikat yang juga tengah mengambil wudhu.
'Allahu akbar, aku berdiri mengerjakan shalat dihadapan Allah, Dzat yang tidak terbatas, aku bersujud dan aku tenggelam dalam kecintaan kepada Allah. Aku menangis karena merasakan kelezatan beribadah, seperti seorang syahid dan dengan jiwa dan ragaku aku menyerahkan segalanya dijalan kecintaan ini. Hal ini terjadi setelah bertahun-tahun dari umurku berlalu, aku merasakan bahwa shalatku ini adalah yang paling indah dan paling nikmat yang pernah aku rasakan. Ketika sampai pada bacaan: Iyyakana' budu wa iyyakanas ta'in. (QS.Al-Fatihah:4) (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan), seakan aku mendengar bisikan ribuan malaikat, yang seolah-olah mengulangi ayat ini berkali-kali, sehingga menjadi terbiasa pada diri mereka.
Hanya Allah yang mereka lihat dan dariNya meminta pertolongan. Dan setelah salam dalam shalat (Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh) seakan aku merasakan tangan-tangan yang seakan-akan mengucapkan selamat kepadaku. Tanpa aku sadari, seperti orang yang tidak sadar yang dipenuhi kecintaan dan kasih sayang, aku menuju ke taman dan berteriak, "Wahai Tuhanku, Engkau tidak memiliki sekutu dan aku tidak akan menyekutukanMu."
Bersamaan dengan teriakanku, pohon-pohon menerbangkan daun-daunnya ke langit dan bunga-bunga yang indah seakan menjadikannya seperti hujan bunga dan dengan ditangkapnya embun-embun diatas bunga-bunga, sungai yang seakan menarikan air dan batu-batuannya, kupu-kupu mengepakkan sayap-sayap dan burung-burung dengan kicauannya yang merdu terbang ke arah cahaya. "Wahai Tuhanku, Engkau tidak memiliki sekutu dan aku tidak akan menyekutukanMu."
Aku merasakan kelezatan berdzikir kepada Allah dan aku menundukkan kepada dihadapan kebesaran Allah dan aku mencium al-Qur'an dan aku membukanya, dari ayat-ayatnya terpancar cahaya yang memancar hingga ke langit, seakan menunjukkan (sirothol mustaqim) jalan yang lurus. Dengan cintanya aku kepada Kitabullah telah membuka jalan kecintaanku untuk bertemu Allah dalam diriku, seperti air kehidupan yang mengalir dan dengan dorongan cinta aku melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Audzu Billahiminasyyaitoni rajim. Bismillahi Rohmani rahim. Alip Lam Mim. Dhalikal Kitabu Laroibafihi Hudallil Muttaqin...."

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar