Senin, 25 Februari 2013

PENYAKIT HATI DAN DOKTER SPIRITUAL

Tidak satupun manusia yang dilahirkan menjadi pendosa, pembuat salah dan pembuat maksiat. Ketika bayi masih berada dialam Dzar (sebuah alam yang berkumpulnya semua ruh-ruh manusia di sisi Allah dan tengah bertasbih kepada Allah) dan kemudian dilahirkan kedunia ini, dia berih dan tidak berdosa, dan selain menangis dan menghisap air susu ia tidak memiliki keinginan lain. Kemudian pelan-pelan masuk perasaan dan syahwat dalam dirinya.
Dia harus belajar apa-apa yang digunakan untuk melewati dunia dan mencapai kebahagiaan akhirat, dia harus belajar dari kitab Allah, perintah-perintah para Nabi, para ulama agama, orang-orang disekitarnya, aksi dan reaksi alam semesta. Tetapi ada dua penyakit yang mengancamnya, yang satu penyakit badan yang dapat diobati dengan obat, yang kedua adalah penyakit pikiran, ruhani dan nafsani, yang hanya dapat disembuhkan dengan menjalankan perintah-perintah Allah. Dokter spiritual manusia menuliskan resep kesembuhannya dalam bertaubat dan orang yang mempunyai penyakit hati tersebut harus mengerjakannya sehingga penyakitnya sembuh.
Iblis berkata, "aku pikir, tidak mungkin manusia pendosa dapat terbebas dari ikatan dan rantai dosa dan kemudian bertaubat."
"Wahai terkutuk, sekali lagi engkau ingin menggunakan senjatamu untuk menyesatkan manusia." Seruku dengan kesal. Setan untuk menyesatkan manusia, dia menebarkan janji-janji kosong kepadanya dan mengambangkannya dalam kondisi tidak tenang, berkhayal dan keputus-asaan. Karena harapan ini tidak muncul dari dalam diri manusia tidak lain adalah tipu daya, iri, sombong dan keputus-asaan dari rahmat Allah. Jika seorang telah putus asa dan tidak mempunyai iman yang kuat, maka dengan mudah dia menjadi tawanan dan dalam godaan setan. Padahal harapan kepada rahmat Ilahi adalah hasil dari iman, perbuatan baik dan hasil taubat dan kembali kepada Allah.
Harapan tanpa disertai keimanan dan perbuatan baik. Perbuatan tanpa disertai taubat adalah kembali kejalan setan. Ketahuilah barangsiapa yang mempunyai kekuatan untuk melakukan dosa, maka tidak diragukan lagi bahwa dia juga mempunyai kekuatan untuk bertaubat dan meminta maaf. Tidak seorang pendosa pun yang dengan alasan tidak mempunyai kekuatan tidak bertaubat dihadapan Allah. Jika tidak ada kemampuan untuk bertaubat bagi orang-orang yang berbuat dosa, maka Allah tidak akan memerintahkan untuk bertaubat. Maka siapa saja dengan alasan dia termakan godaan setan dan melanjutkan kemaksiatannya dan perbuatan dosanya, maka dia akan mendapatkan siksaan yang pedih.
Allah dalam al-Qur'an berfirman, "Dia Allah yang maha pengampun dosa-dosa, penerima taubat para pendosa dan juga penyiksa dengan pedih (orang-orang pendosa)."(QS.Al-Ghofar:3)
Ketika kesempatan telah hilang dan manusia  yang lalai menghabiskan umurnya untuk berkhidmat kepada setan maka pada hari kiamat, dengan rasa penyesalan yang mendalam karena melihat pedihnya siksaan dan mereka akan berkata, "jika aku dikembalikan lagi ke dunia, maka aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik."(QS.Az-Zumar:58)
Dan Allah dalam menjawab para pendosa berfirman, "sesungguhnya aku telah turunkan ayat-ayat-Ku kepada kalian, dan engkau telah berbuat sombong dan kalian termasuk orang-orang yang kafir."(QS.Az-Zumar:59)
Orang-orang pendosa seperti ini pada hati-hati mereka, telinga-telinga mereka dan mata-mata mereka tertulis kesesatan dan kelalaian dan mereka tidak pernah mau menyelamatkan jiwa mereka yag hitam dari api neraka dan memadamkan cahaya dalam hatinya dan dijalan yang sesat tersebut, mereka menolak perintah-perintah Allah dan termasuk orang-orang yang tidak bersyukur dihadapan Allah.


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar