Senin, 25 Februari 2013

PENGENAL WUJUD SETENGAH GELAP

Agar manusia tidak jatuh kedalam pangkuan iblis, dia harus mengenal dirinya dan dunia yag ada didalam dirinya sehingga dia mengetahui perbedaan antara cahaya dan kegelapan bagi dirinya. Hal ini bagi manusia tidak mustahil dan harus yakin bahwa dia bisa bergerak dari kegelapan menuju cahaya. Kita harus yakin bahwa manusia adalah khalifah Allah diatas muka bumi. Untuk mendapatkan tekhnik ini manusia dapat menggunakan metode-metode hijrah (safar) kedalam dirinya. Manusia dengan mengenal dalam dirinya dia dapat mengetahui kepada panggilan siapa dia mendengarkan sehingga dia mencapai makna sesungguhnya dari seorang manusia. Dan dia mengetahui wujud setengah gelapnya. Dan itu adalah tenggelam kepada cahaya Ilahi kita dapat memahami kebesaran cahaya sehingga dengan mudah kita terbebas dari kegelapan dalam diri kita.


TERPANA ATAS SENYUM ILAHI.


Salah satu keutamaan manusia dibanding makhluk-makhluk Allah yang lain adalah kemampuan akal yang Allah berikan kepada manusia dengan sempurna. Akal manusia seperti lift dalam wujudnya dan kita untuk mengenal diri kita dan Allah, kita setiap hari harus menaikinya. Kita terkadang turun tujuh tingkat dan kemudian turun dari lift. Kemudian kita dapat menyaksikan kebun yang sangat indah, kemudian kita melangkah ke kebun dan cinta kepada bunga-bunga, pohon-pohon, dan pemandangan yang disekitarnya. Disekitarnya kita melihat dedaunan yang hijau dan indah.
Dan kita mencium bau wangi bunga-bunga. Dan kita bisa merasakan indahnya hari dengan seluruh wujud kita. Burung-burung bernyanyi dan beterbangan diudara. Jika kita mengamati dengan teliti kita akan mendapati sedemikian tenangnya kebun ini. Kemudian kita menarik nafas dalam-dalam dan kita lepaskan semua masalah dan kepenatan kita. Dan kita membayangkan di kebun yang indah ini mencari sumber ketenangan dan kebahagiaan dan kita mengetahui sisi-sisi dari wujud kita sendiri. Sisi-sisi ini adalah seluruh wujud kita yang merupakan sumber dari cinta kekuatan dan gerakan.  Dan semuanya baik, suci dan bersih. Kita disana merasakan kehadiran malaikat dan hembusan angin surga. Dan bebauan bunga-bunga surga memabukkan kita. Dan ruh kita menjadi ringan yang disamping sumber air wujud kita terdapat dua air terjun dan tetesan air mata akan mengalir dari kedua mata kita sehingga dapat membersihkan dunia yang ada didalam diri kita.
Dan setiap saat kita melewati kegelapan dan kesesatan disumber wujud tersebut kita mensucikan diri. Sehingga kecintaan kepada Allah mengakar dalam wujud kita. Dan pintu hati kita terbuka lebar untuk kemuliaan Allah. Berbarengan dengan suara-suara merdu surgawi Allah berada dalam hati kita dengan shalawat. Dan cahaya-cahaya wujud ilahi mengakar dalam semua wujud kita.
Sekarang telah tiba saatnya untuk menempatkan wujud suci didalam hati kita dan mengambil manfaat dari cahaya wujud Allah yang abadi. Dan semua wujud yang ada di duai dunia luar dan dunia dalam diri kita, kita berteriak (ya hua, ya manla hua illa hua) "wujud Dia yang yang tiada wujud kecuali Dia." Suara batin wujud kita, kita dapat mendengar dengan jelas bahwa mereka akan berteriak untuk cinta kepada Allah. Dan selain di sisi-Nya mereka tidak akan menemukan ketenangan yang lain. (Bukankah dengan berdzikir kepada Allah akan menenangkan hati?)
Hanya dengan mengingat-Nya hati kita akn tenang. Bau wewangian akan kita rasakan dan kehadiran ribuan malaikat yang membawa tempat-tempat emas. Dan para malaikat surga datang kepada manusia dengan membawa sebuah hadiah dan memberikannya kepada manusia.
Jika Allah berada dalam hati kita dan hati kita telah bercahaya jika kita melihat kedalam diri kita dengan baik, kita akan tersenyum melihat semua cahaya ini. Kita akan melihat Allah yang tersenyum kepada kita dan kita terpana dikelilingi oleh para malaikat dan dimata air wujud kita, kita akan menyaksikan fisual manusia yang penuh harapan dan cahaya. Suara al-Qur'an dalam diri kita, "wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kalian ke sisi Tuhanmu dalam kedaan Ridho." (QS.Al-Fajr:28)
Safar dalam diri bagi setiap manusia adalah mungkin dengan syarat dia menghendaki. Jika dia tidak menjadi tawanan setan dia dapat setiap hari dengan safar didalam dirinya tenggelam dalam cahaya. Dan akan merasakan pengalaman yang indah sekali sehingga dia menginginkan lebih dekat lagi menuju Allah. Supaya kita lebih mengenal cahaya tersebut dan memahaminya, kita harus mengerti kegelapan dan kehinaan.
Dan kita harus menjauhinya supaya kita dapat pergi kearah cahaya dengan seluruh wujud kita dan terhindar dari kegelapan. Kita harus mengetahui keburukan-keburukan sehingga kita dapat merasakan lezatnya kebaikan. Kita harus mengenal kegelapan supaya kita dapat merasakan cahaya dan lezatnya tenggelam dalam cahaya. Kita harus meninggalkan kezaliman supaya kita sampai ke bumi cahaya.

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan".
Pengarang oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar