Senin, 25 Februari 2013

TERBANG LEMBUT

Karena kesedihan yang sangat mendalam, aku merasa lemah dan jatuh tertidur. Dalam tidurku, aku merasakan ruh ku dalam keadaan terbang secara lembut ke angkasa dan dari atas sana aku menyaksikan jasadku yang lemah tengah bersujud. Aku menyaksikan alangkah indahnya kebun itu. Diatas langit kemanapun aku memandang semua terlihat indah. Semakin tinggi maka semuanya menjadi semakin indah. Aku terheran-heran terhadap diriku sendiri mengapa jasadku sangat terikat dalam dunia ini dan dibawah situ? Padahal kehidupan dan kelezatan semua berada di langit. Kasaih sayang dan ketenangan berada dilangit dan dunia bukanlah tempat ketenangan.
Saat ruhku terbang diatas kebun, tanpa sadar aku menyanyikan suara hati dan suara-suara lembut para malaikat Allah jelas terdengar olehku. Angin yang lembut menerpa mukaku dan aku merasakan aroma yang wangi yang tidak berasal dari bumi. Sekelompok cahaya dari bumi sampai ke langit membelah awan, tanpa aku sadari aku melangkah kearah cahaya tersebut, pada saat yang bersamaan terdengar nada lembut yang mengenang hati, aku merasakan kehadiran malaikat di sekelilingku. Setiap kali aku melihat bumi yang berada dibawah kakiku, bumi terlihat lebih hina. Hamparan cahaya mengelilingi semua tempat, aku melihat manusia-manusia yang sepertiku tengah terbang dan terlihat dengan jelas dari wajah-wajah mereka rasa senang dan gembira.
Hijab telah terbuka dari kedua mataku dan kemanapun aku melihat terlihat keindahan yang dilingkupi dengan cahaya. Dan aku masih terheran-heran ketika itu aku melihat cahaya seperti tangga dari langit. Ketika jarak antara aku dan bumi semakin jauh sebuah pintu kecil yang baru terbuka dihadapanku. Para malaikat penjaga pintu kecil itu mempunyai sebuah mahkota dari cahaya yang berada diatas kepalanya dan dengan terbukanya pintu-pintu tersebut terlihat cahaya-cahaya yang tidak bisa dilukiskan. Pintu-pintu cahaya terbuka ke arah cahaya dan setiap kelompok cahaya berbeda dengan kelompok cahaya yang lain dan dari sana keluar bau semerbak harum yang khusus, yang membuat manusia senang.
Aku terbang semakin tinggi, aku sekarang merasakan kelapangan yang biasa, seperti ringannya burung-burung yang tengah terbang dilangit. Aku terbang tinggi, kemudian dihadapanku terdapat sebuah lubang. Lubang yang dipenuhi oleh asap awan tebal, tampak seperti sebuah mutiara yang berada ditanganku. Orang-orang yang juga tengah terbang mereka satu-persatu melewati lubang dan terdengar dengan jelas suara kegembiraan mereka setelah melewati lubang tersebut.
Ketika aku tengah mendekati lubang tersebut dan akan melewatinya, seorang malaikat yang ditangannya membawa sebuah kitab besar melarangku, dan dengan tersenyum dia berkata, "sekarang engkau masih ada kesempatan, ini adalah pintu kecil kematian. Engkau dapat mempersiapkan dirim lebih baik lagi." Aku memohon kepadanya agar aku tidak dikembalikan ke dunia. Aku yang telah terlepas dari ikatan dunia, biarkanlah berlalu, sekarang aku dalam ketenangan alam yang penuh cahaya. Tidak ada seorangpun yang akan dapat menggantikan kelezatan cahaya ini, dengan kegelapan dunia. Kemudian malaikat tersebut melihat lagi ke kitabnya dan kemudian tangannya diletakkan keatas bahuku dan berkata, "wahai tuanku, Engkau harus bersyukur kepada Allah, karena memberimu kesempatan yang lebih banyak. Janganlah engkau lalai dan manfaatkan kesempatan ini dan janganlah terperdaya oleh kelezatan-kelezatan dunia. 
Dalam waktu dekata engkau pun akan mencapai alam cahaya ini dan engkau akan terbang kepada kecintaan kepada Allah. Tetapi engkau diizinkan untuk melihat lubang tersebut sampai batas ini. Ini adalah lubang khusus orang-orang mukmin dan orang-orang yang bertaubat dan engkau harus mengetahui dirimu, engkau berada dalam kelompok yang mana." Airmata mengalir dari kedua mataku dan mataku tertuju kearah lubang tersebut. Aku menutupi kedua mataku dengan tanganku dan membukanya setelah berada didalamnya.
Keadaan didalam sangat indah sekali dan hijau, yang memanjakan mata dengan aneka macam bunga dan pepohonan yang indah. Disana terdapat sungai-sungai yang berkilau, yang dipenuhi dengan batu-batu permata dan mutiara, pohon-pohon dipenuhi dengan buah-buahan yang matang, dan istana-istana besar dan kecil terbuat dari emas dan perak terbentang diantara bukit-bukit dan air terjun. Seorang bidadari yang sangat cantik, yang tidak pernah aku lihat selama hidupku dan budak-budak yang ditangannya membawa cangkir-cangkir, melayani manusia-manusia yang berada di seberang lubang.
Terdengar suara merdu alunan ayat-ayat suci al-Qur'an dan membuat mereka yang didalam sana terlena. Aku sangat menikmati dan mengagumi semua keindahan-keindahan ini, tetapi suara malaikat yang membawa kitab tadi membawaku kepadanya, dan mengatakan bahwa sekarang adalah waktu untuk kembali. Aku langsung memejamkan mataku. Aku yang masih ingin memandangi kebun tersebut dan menyaksikan kenikmatan-kenikmatan di seberang sana langsung bersujud karena menyaksikan kebesaran Allah SWT dan menangis sejadi-jadinya.


SEBUAH HUJAN DARI BINTANG DAN BUNGA MELATI.


Ketika aku sadar, aku mendapatkan diriku dalam kebun, dan diriku merasakan sebuah kelezatan yang tiada terkira. Aku merasakan kelapangan yang luar biasa, seakan-akan aku sedang terbang dan aku masih merasakan kenikmatan ketika mengingat mimpi terbang ke langit dan menyaksikan kenikmatan-kenikmatan yang berada di lubang tersebut. Hatiku terasa sempit dan terhimpit ketika kembali ke dunia ini.
Angin lembut menyapu semua permukaan kebun. Tercium bau barus dari semua sudut, sama seperti bau semerbak harum yang aku cium di langit. Segala sesuatu yang ada di kebun seakan dirapihkan, seakan ada tangan ghaib yang merapihkannya, menerbangkan debu-debu di atas pepohonan dan banyak sekali bunga-bunga yang jatuh ke air, dan airpun dipenuhi oleh bermacam-macam bunga. Burung-burung dan kupu-kupu beterbangan kesana kemari dan terpancar cahaya pelangi dari langit ke bumi. Bau bunga menyebar ke seluruh penjuru kebun. Dari langit turun hujan bunga-bunga melati hingga seluruh kebun diselimuti oleh bunga melati.
Bunga-bungaa melati yang turun disertai dengan embun dan dengan daun-daunnya, mempercantik tangkai-tangkai bunga. Disertai dengan suara-suara surga, pelangi yang memancar dari langit ke bumi terlihat seakan-akan hujan bintang. Dalam hati aku berlindung kepada Allah dan aku bertanya, "wahai Tuhanku, apa gerangn yang menyebabkan semua keindahan ini?" Suara shalawat bergema ke seluruh penjuru kebun dan aku terheran-heran serta bershalawat: "Allahumma shali ala Muhammad wa ali Muhammad." Ucapan shalawat tadi seakan-akan memberikan kehidupan baru pada diriku dan akupun tenggelam dalam lantunan shalawat dan aku menikmati hal tersebut. Aku memandang ke arah langit dan aku sekali lagi bersyukur kepada Allah atas pemberian kesempatan hidup baru kepadaku. Sekali lagi detak jantungku seakan-akan berakhir, dan sekuat tenaga aku datang, apakah mungkin aku mendapatkan kesempatan lagi.


Di kutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar