Senin, 25 Februari 2013

TERBANG DI LANGIT KARBALA

Tangisanku tidak berhenti. Tanpa aku sadari, butiran-butiran airmataku ini mengalir membasahi kedua pipiku. Dunia seakan berputar diatas kepalaku. Aku memegang hatiku yang berdenyut kencang. Seluruh suara yang terdengar di kebun seakan-akan menyerangku. Semua suara-suara tragedi sejarah, sekali lagi berubah menjadi badai suara dan aku merasa bahwa kepalaku bertambah besar, yang mana aku tak kuasa untuk menghentikannya. Beberapa saat kemudian dengan kecepatan kilat dia mundur.
Kembali seperti semula dan seakan-akan waktu terdiam, badai menghilang dan suasana menjadi sunyi senyap. Aku tidak lagi mendengar suara apapun, namun tak seberapa lama keheningan menyebar kembali, beberapa waktu dia tidak bergerak. Dunia terlihat dalam kesedihan yang mendalam, dunia yang ada dimataku terlihat sedih dan layu. Kepalaku sakit luar biasa dan di cakrawala dunia terlihat warna merah, yang warna merahnya menyebar dari bumi hingga ke langit.
Para malaikat terlihat lalu-lalang di ufuk cakrawala. Warna merah langit tetap, dan warna merah bumi hilang, seakan-akan dari jenis warna-warna malakuti dan mengingatkanku dari warna merah Imam Husain as. Dari kejauhan terdengar suara sabetan pedang-pedang, tombak-tombak dan suara-suara teriakan anak-anak. Dari kejauhan aku melihat tangan-tangan berserakan diatas tanah, yang sebagiannya bercahaya dan cahaya ini memancar dari bumi ke langit dan seperti sebuah tangan dari cahaya yang memancar sampai ke atas awan dan malaikat sibuk membimbing jasad-jasad yang tenggelam dalam darah para syuhada kearah jalan cahaya dan meletakkan ruh-ruh suci mereka diatas sebuah tempat yang terbuat dari cahaya, untuk diserahkan kehadirat Allah.
Kemah-kemah yang dipenuhi oleh anak-anak panah angkara murka. Jasad-jasad yang berlumuran darah, tombak-tombak yang patah, tubuh-tubuh yang terpotong-potong, dan penampung air (girbah) yang terkena panah, tanah yang penuh cahaya itu adalah karbala, yang memancar dari dalam hatinya. Allah membawa ciptaanNya yang mulia ketanah ini untuk di uji dan mikraj para syuhada dan pecinta Imam Husain as dimulai dari tanah ini. Para malaikat yang menyaksikan peristiwa besar, drama kecintaan Ilahi ini dengan terbelalak.
Mereka ingat ketika semuanya bersujud kepada kebesaran ciptaan Allah Nabi Adam as. "Maka seluruh malaikat bersujud semuanya." (QS.Shot:73)
Mengapa Allah, Allah memerintahkan untuk bersujud dihadapan ciptaan yang ruhnya berasal dari Allah dan harus belajar cinta dari seorang cucu Adam as. Imam Husain as mempunyai seorang saudara yang bernama Abul Fadhl Abbas yang menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk Imam Husain as. Kedua tangannya terputus dan kasih sayangnya ketika hari itu dia mengambil kepala-kepala anak saudaranya dengan menciumnya, dan untuk mengambil air dia gugur sebagai syahid. Abul Fadhl Abbas karena kecintaan kepada Imam Husain as dan anak-anaknya, sekuat tenaga mencapai sungai Eufrat dan disana dia kedua tanganya mengambil air, tetapi dia tidak akan meminum setetes aipun tanpa Imam Husain as dan untuk menetapkan kecintaannya kepada Husain dan keluarganya, cintanya lebih panjang dari kedua tangannya, di sisi lain di tanah karbala terdapat tentara kufur. Kegelapan dan kesalahan bergelombang, setan lalu lalang dan bala tentara dipaksa memasuki medan perang. Tetpai dalam kehinaan sebagian kepala para tentara kufur disetir oleh setan dan mereka melangkah ke arah kegelapan dan neraka.
Genderang perang setan selalu dibunyikan, dengan memukul genderang tersebut, berteriak, "wahai kelompok setan, sifat setan ada dalam diri kita, semakin cepat kita memasuki neraka dan setiap pasukan kufur bermandikan debu dan darah. Makhluk-makhluk yang berwajah buruk yang mengenakan kain hitam dibadannya. Ruh-ruh terlaknat mereka diikat dengan rantai-rantai dari api dan membawanya ke dasar bumi.
Bumi membuka mulutnya disuatu sisinya dan keluar darinya jilatan-jilatan api neraka, disana ruh-ruh orang-orang yang terlaknat diseret masuk kesana. Sekelompok orang bodoh untuk memperoleh dunia yang fana ini, mereka menyerahkan dirinya kepada setan dan mereka telah melakukan semua kejahatan terhadap keluarga Rasulullah SAW. Imam Husain as berkenaan yang tentara kufur berkata kepada Imam Ali as-Sajjad as, "setan telah mengalahka tentara kufur dan mereka semua telah melupakan Allah."(QS.Al-Mujadalah:19)
Teriakan kesakitan Imam Husain as mengguncangkan tanah karbala. Hati langit teriris, seolah marah telah menghalangi jalannya awan, ombak berderu-deru dan bumi berteriak-teriak, "hai orang-orang yang lupa terhadap Allah, ini adalah Al-Husain as yang meminta pertolongan, hai dunia apakah engkau tidak punya malu? Cucu Rasulullah SAW sendiri diantara jasad-jasad yang terbunuh mencari penolong. hai air-air dunia apakah kalian tidak malu kepada Husain putra Sayidah Fatimah Az-Zahra as yang akan terbunuh dalam kehausan. Hai tentara kufur, setan telah menunggangi hati-hati, mata-mata dan telinga-telinga kalian, kalian bagaika seekor keledai yang dibawanya maju. Al-Husain as tidak menginginkan dunia dan tanpa seorang penolongpun berteriak, "apakah ada orang yang baik, yang ingin berbuat baik kepada keluarga Rasulullah SAW? Apakah ada seorang penolong, yang ingin menolong keluarga suci Nabi? Apakah ada seorang pelindung yang mau melindungi putra Fatimah Al-bathul? Apakah ada orang yang membela keluarga Rasulullah? Apakah ada penyembah Allah, yang beribadah kepada Allah dengan membantu kami? Apakah ada seorang yang mendengar teriakan-teriakan kami dengan mengharap pahala Allah?" (kitab Al-Waqo'ikul Ayyam hal 441)
Teriakan Al Imam Husain as tak berbalas, sunyi dari jawaban dan cahaya hati tenggelam dengan memancarkan cahaya terakhirnya. Sampai sekarang pun tidak ada satupun yang menjawab panggilan Al imam Husain as. Dari semua pahlawan yang berkorban, sekarang hanya Imam Husain yang tersisa, yang maju ke medan perang dengan diiringi para malaikat ke arah Arsy Ilahi, untuk bergabung dengan kakeknya yang Mulia Rasulullah SAW, ayahnya Ali Al-Murtadha sang penegak keadilan, ibunya yang suci Sayidah Fatimah as dan darah sucinya pada jasadnya yang terpotong-potong seakan di peluk tanah karbala, dan dengan gagah berani menolak dunia. Beliau as maju mereguk kesyahidan untuk berjumpa dengan Allah. Al Imam Husain as maju menuju medan perang dengan pedang terhunus, tidak sayang kepada dunia, maju dengan cepat untuk bertemu Allahnya.
Al Imam Husain as tetap gigih berjuang walaupun terbayang padanya wajah-wajah saudara-saudaranya, anak-anaknya dan para sahabatnya, dengan keadaan yang sangat kehausan, luka yang menyakitkan disekujur tubuh sucinya dan teriknya matahari telah membuat heran tentara Yazid. Empat ribu pemanah menghujani Imam Husain dengan anak panahnya. Dengan perasaan takut mereka mengepung dan menghujani Al Imam Husain as dengan anak panah dan tombak, sehingga badan suci Imam Husain dipenuhi oleh anak panah dan tombak.
Al Imam Husain as sendirian menyerang ke arah kanan dan kiri, beliau melihat semua sahabat-sahabatnya yang terbunuh, saudara-saudara dan anak-anaknya tergeletak ditanah dengan bersimbah darah dan debu. Kemudian beliau as berkata kepada kaum kufur, "celakalah kalian, hai para pengikut Abu Sufyan, jika kalian tidak memiliki agama dan tidak takut kepada hari pembalasan, minimal kalian menjadi manusia yang merdeka di dunia ini."
Sebongkah batu besar dilemparkan ke arah al-Husain as, membuat kening suci beliau terluka dan mengucurkan darah merah segar, hingga membasahi wajah suci beliau. Imam mengambil surbannya dan membersihkan darah dari keningnya. Sekonyong-konyong sebuah anak panah dengan tiga mata melesat dan mengenai dadanya. Beliau langsung terjatuh ke tanah. Imam kemudian mengangkat kepalanya dan menengadah ke langit dan berkata, "Bismillah wa Billah wa ala millati Rasulillah, wahai Tuhanku, Engkau mengetahui bahwa mereka membunuh seorang putra dari putri seorang Nabi, yang tiada lain selainnya."
Imam kemudian mencabut anak panah yang tembus sampai ke belakang, darah segar mengalir deras, layaknya sebuah mata air. Imam memenuhi tangannya dengan darahnya sendiri dan melemparkannya ke langit dan tak satu tetespun jatuh ke bumi. Langit memerah karena  duka, seakan langit malu menyaksikan pengorbanan dan syahidnya pecinta Allah ini. Al Imam Husain as berkata kepada darahnya serta melumuri seluruh wajahnya dengan darah suci beliau agar dunia mengetahui, bagaimana bala tentara setan mengorbankan putra Rasulullah, dengan menggunakan senjata-senjata dunia dan berbuat haram.
Al Imam Husain as seperti seorang yang tampan yang kuat berenang dilautan darah. Beliau membentangkan kedua sayapnya, dan dengan kekuatan yang tersisa yang ada padanya, untuk membela kebenaran, tetap berkorban, beliau menyerang ke arah kanan dan kiri musuh. Iblis-iblis tidak mempunyai kemampuan dalam menghadapi perjuangan Imam Husain as dan menghujani beliau dengan anak panah, hingga sebuah tombak melesat mengenai dada dan merobohkan Beliau dari kudanya. Wajah yang mirip dengan Rasulullah itu sekarang tergeletak diatas tanah, teriakan Zainab as terdengar dari luar kemah dan memanggil-manggil, "wahai saudaraku, wahai tuanku, wahai keluargaku, andaikan langit runtuh menimpa bumi, andaikan seluruh gunung menimpa padang pasir."
Shimir adalah anak zina yang setan ikut andil dalam tetesan air mani bapaknya. Sekonyong-konyong dia berteriak kepada tentara iblis, "apa yang kalian tunggu?" Engkau telah jatuhkan Husain, engkau telah taklukkan  Husain, pisahkan badannya dengan kepalanya." Tetapi dengan kewibawaan Imam Husain as memaksa mereka melarikan diri. Sampai anak setan yang bernama Shimir turun dari kudanya, sambil berkata, "hai Husain, aku mengenalmu. Ibumu adalah Fatimah Az-Zahra dan ayahmu adalah Ali Al-Murtadha dan kakekmu adalah Muhammad Al-Mustafa.
Tetapi aku akan tetap membunuhmu dan aku tidak pernah takut. Pedangnya ditempelkan ke leher suci Imam Husain as dan secara perlahan dia memisahkan leher mulia kekasih Rasulullah SAW dari tubuhnya. Ketika Al Imam Husain as hendak syahid, padang karbala dipenuhi dengan badai pasir dan debu yang dahsyat dan hitam yang menggelapkan langit karbala. Cakrawala yang tadinya merah menjadi hitam kelam dan sebuah tirai hitam pekat terbuka bagi para pecinta dunia, sampai penyelamat dunia Imam Mahdi as muncul dan kegelapan akan dimusnahkan dari dunia. Para malaikat terkulai lemas, semua makhluk bersedih dan meneteskan airmata kerugian, kenapa mereka tidak mendapatkan taufik untuk bisa berkhidmat bersama Imam Husain. Para tentara Umar bin Sa'ad telah mencapai puncak kejahatan dan mengerjakan perbuatan setan dan dengan seluruh kebencian yang ada mereka menginjak-injak badan Imam Husain yang Madzlum dengan kuda dan mematahkan seluruh tulang iga, dada dan punggung suci Imam Madzlum tersebut.

Dikutip dari buku "Semalam bersama setan."
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar