Senin, 25 Februari 2013

IBLIS DALAM TRAGEDI BERDARAH KARBALA

Iblis tenggelam dalam pikirannya, dia melihat kedua tangannya dengan pandangan yang aneh, kemudian berjalan menuju ke arahku dan berkata, "engkau ingatkan aku akan tragedi Karbala, Allah masih akan mengampuniku dari apa-apa yang telah aku lakukan sampai sekarang terhadap anak cucu Adam, tetapi karena darah yang mengalir dan karena kemadzluman Husain bin Ali bin Abi Thalib as, yang karena godaan-godaanku atas manusia pecinta dunia maka aku tidak akan pernah mendapatkan maafNya. Sampai sekarang setelah bertahun-tahun, tanganku belum bersih dari darah madzlum Imam Husain as dan aku mengetahui bahwa aku akan dikumpulkan bersama mereka yang menzalimi Husain as."
Aku berkata dengan nada kesal, "hai setan terkutuk, apakah engkau berkata karena penyesalanmu? Padahal pada hari Asyura seluruh tentaramu berkumpul berpesta pora dan menari-nari dan pada setiap tentara Imam Husain as yang shahid engkau berteriak kegirangan sambil menari-nari."
Iblis berkata, "benar, aku selalu sibuk membalas dendam kepada anak cucu Adam. Dan di setiap tempat yang terdapat perselisihan dan terjadi pertumpahan darah, aku selalu berada disana. Aku selalu memperkuat barisan musuh dan menghidupkan api peperangan. Di Karbala pun seperti itu. Setiap tentara Umar bin Saad melarikan diri, aku akan merubah wujudku menjadi salah satu dari pimpinan mereka dan menghalangi jalan mereka hingga mereka kembali memerangi Husain as. Aku berkata kepada mereka, "celakalah kalian. Apakah kalian melarikan diri dari seseorang yang kehausan, tidak memiliki siapapun dan terluka? Padahal kita mempunyai tentara banyak dan laki-laki yang pemberani, mana keberanian dan kesatriaan kalian? Kembalilah dan kepung dia dan jatuhkanlah dia dengan pukulan pedang, hujani dia dengan anak panah." Sedemikian ku kobarkan hasut nan sesat diantara mereka sehingga mereka lalai.
Karena kegembiraanku aku berteriak diantara langit dan bumi, "hari ini dendamku terhadap anak cucu Adam telah terbalaskan." Aku telah berusaha semaksimal mungkin agar tentara Umar bin Saad mencintai dunia dan lebih cepat menghabisi Husain as."
Aku berkata, "hai setan, tangan-tanganmu kotor di setiap kejadian sejarah dalam menyimpangkan kebenaran. Tragedi Karbala adalah salah satu kejadian yang paling penting yang mana engkau dan tentaramu telah menyebabkan terciptanya tragedi sejarah yang pahit dan mengenaskan, engkau telah membunuh Husain secara madzlum!"
Kesyahidan Imam Husain as dengan telah menyirami pohon kebenaran Islam sehingga Islam terjaga dari tangan-tangan kafir dan setan yang ingin menyimpangkan Islam yang sebenarnya dan dengan tertumpahnya darah al-Husain telah menunjukkan jalan sehingga para pengikut imam husain as ke depan tidak salah jalan, dan berjalan di jalan cinta dan cahaya, sehingga tidak jatuh dalam jurang kegelapan dan pelukan setan.
Para pecinta Imam Husain as selalu membawa bendera berwarna merah Husainy diatas bahu-bahu mereka yang lelah, hingga munculnya Imam Mahdi as, mereka mengeluh dan tersiksa, sampai Imam Mahdi as cucu Sayidah Fatimah as muncul. Dia akan keluar dari kebun bunga melati dengan membawa bendera merah Husaini dan akan berteriak menuntut darah orang-orang madzlum dalam sejarah. Sampai iblis dan bala tentaranya lari ketakutan, dan dengan pandangan yang sedih melihat rapot perbuatannya yang semuanya terlihat merah seperti kobaran api dendam dalam diri setan.
Iblis berkata, "engkau selalu mengikuti Imam Husain as? Tragedi Karbala adalah kejadian yang tidak masuk akal. Hari dimana aku sampai kepada tujuanku. Aku berfikir bahwa dengan terbunuhnya Husain as maka dunia tidak berputar lagi dan dunia akan kiamat. Aku telah membalaskan dendam terhadap seseorang yang terbaik diantara para makhluk Allah dan salah satu dari anak cucu Adam paling mulia, di padang karbala. Engkau tidak mengetahui ketika satu persatu sahabat dan keluarga Husain syahid dan tenggelam dalam darah serta seluruh badan mereka dipenuhi oleh anak-anak panah dan sayatan pedang, betapa aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Hari asyura adalah hari terbaik atas balas dendamku.
Ketika aku diusir dari surga, aku selalu memikirkan dengan jalan apa aku menuntut balas dari Adam dan anak cucunya? Dan hari Asyura adalah hari pembalasan terhadap keluarga Imam Husain as, yang satu demi satu, seperti daun yang berguguran, jatuh ke tanah berlumuran darah. Aku memperdaya tentara ibnu ziad dengan godaan kedudukan, kepemimpinan dan cinta dunia, yang menyebabkan mata mereka buta karena kenikmatan-kenikmatan dunia.
Dan untuk mencapai kenikmatan-kenikmatan tersebut mereka tidak segan-segan menyembelih jasad-jasad para syuhada dan kuda-kuda mereka menginjak-injak jasad-jasad tersebut. Kebengisan yang telah diperlihatkan tentara Umar bin Sa'ad terhadap keluarga Imam Husain as di padang karbala membuat aku menari gembira dan aku meminum tuak karena kejahilan manusia-manusia yang terperdaya ini yang telah mengorbankan ciptaan Allah yang terbaik dan menggantinya dengan kenikmatan dunia yang cepat berlalu.

Kutipan dari buku "Semalam bersama setan."
Dikarang oleh Alieh hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar