Selasa, 22 November 2011

BAGAIMANA KITA MENJAGA PENDENGARAN KITA?

Pendengaran adalah benteng pertahanan kedua dari segi bahayanya setelah lisan. Yaitu,yang kedua dalam mempengaruhi hati dan menguasainya. Oleh karena itu,Al-Haris Al-Muhasibi
berkata,"tidak ada luka yang lebih berbahaya bagi seorang hamba setelah lisannya selain pendengarannya,karena pendengaran itu utusan yang lebih cepat pada hati dan lebih mudah
jatuh kedalam fitnah".(Badai'ul Fawa'id:1/78)

Secara ringkas menjaga pendengaran adalah menjaganya dari mendengar setiap perkataan yang diharamkan. Sa'ad Al-Qushair berkata,'Amru bin Utbah memandangku dengan cermat,ketika
ada seorang laki-laki yang sedang mencerca orang yang ada didepanku. Kemudian amru berkata kepadaku,'celaka kamu! Sebelumnya beliau tidak pernah berkata seperti itu,bersihkan
pendengaranmu dari mendengarkan kata-kata jorok sebagaimana kamu membersihkan lisanmu dari mengucapkannya.

Karena orang yang mendengarkan,itu teman orang yang berbicara serta itu dapat mengantarkan pada satu keburukan yang ada dalam wadahnya. Kemudian,ia menuangkan nya kedalam wadahmu.
Seandainya perkataan bodoh itu dikembalikan kedalam mulutnya,tentu orang yang mengembalikannya itu merasa bahagia sebagaimana malangnya orang yang mengucapkannya.(Al-Aqdul Farid II/210)


PENDENGARAN HATI TERHADAP KEBENARAN ITU ADA 3 MACAM. KETIGANYA ADA DALAM AL-QUR'AN.

1) MENDENGARKAN UNTUK MENGETAHUI.

Derajat ini muncul ketika seseorang hanya menggunakan indera pendengaran. Sebagaimana yang diberitakan oleh Al-Qur'an ketika menceritakan tentang jin-jin yang beriman,mereka berkata,
"Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan". (QS.Al-Jin [72]:1)

2) MEMPERDENGARKAN UNTUK MEMAHAMI.

Adapun memperdengarkan untuk memahami dalam menafikan orang yang suka berpaling dan lalai,sebagaimana firman Allah,"Maka sungguh,engkau tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang
mati itu dapat mendengar,dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,apabila mereka berpaling kebelakang". (Ar-Rum [30]:52)

Demikian juga firman Allah,"Sungguh Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat
mendengar". (Al-Fathir [35]:22)

kekhususan ini adalah untuk memperdengarkan pemahaman dan pengetahuan. Demikian juga firman Allah,"Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka,tentu dia jadikan mereka dapat
mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar,niscaya mereka berpaling,sedang mereka memalingkan diri".(Al-Anfal [8]:23)

Dengan kata lain,jika seandainya Allah mengetahui orang-orang kafir itu terdapat penerimaan dan ketundukan,tentu Allah akan menjadikan mereka dapat memahami.
Jika tidak,berarti mereka telah mendengar dengan pendengaran pengetahuan. Seandainya Allah menjadikan mereka dapat memahami,niscaya mereka tidak akan tunduk dan tidak mengambil manfaat
dari apa yang dipahaminya. Karena didalam hati mereka terdapat faktor yang menolak dan menghalang-halangi mereka untuk mengambil manfaat dari apa yang mereka dengar.

3) MENDENGARKAN UNTUK MENERIMA DAN MEMENUHI PANGGILAN.

Adapun mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan,dalam firman Allah yang menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang beriman,mereka berkata,"kami mendengar,dan kami taat".
(QS.An-Nur [24]:51)

Inilah bentuk mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan yang berbuah ketaatan. Mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan ini mencakup 2 macam sebelumnya,yaitu
mendengarkan untuk mengetahui dan memperdengarkan untuk memahami.

Mendengarkan untuk mengetahui sedikitpun tidak berguna,karena binatang juga mendengar sebagaimana orang kafir dapat mendengar. Mendengarkan untuk memahami juga,sedikitpun tidak berguna,
karena orang-orang yang hatinya membatu juga dapat memahami,tapi mereka tidak mengamalkan.
Adapun mendengarkna untuk menerima dan memenuhi panggilan saja yang dapat memberatkan timbangan amal kebaikan anda dan menunjukkan pada kehidupan hati anda serta beredarnya denyutan di
dalamnya.

Mendengarkan untuk menerima dan memenuhi panggilan ini akan hadir ketika perkataan yang didengar itu bertemu dengan sekejap kekhusyukan,atau ketika dalam kondisi bertaubat,atau ketika
merasa terpukul dengan dosanya,atau hanya dengan pertolongan Allah yang tersembunyi,atau juga dengan kelembutan yang jelas,dengan sebab ataupun tanpa sebab.

Ketika itulah,anda akan dapati pori-pori hati terbuka,sehingga terjadilah pengaruh yang luar biasa dan kondisi hati menjadi berubah seluruhnya,dari hati yang mati menuju hati yang hidup,
dari hati yang rapuh menuju hati yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar