Selasa, 22 November 2011

WANITA SHALIHAH SELALU MENJAGA KESUCIAN SIKAP WATAK

Satu lagi karakter yang bisa digunakan sebagai jaminan bahwa seorang wanita itu benar-benar shalihah adalah pada ukuran kesucian sikap wataknya. Dalam perspektif ini wanita baru bisa
disebut sebagai Al-Mar'atus Shalihah jika ia mempunyai jiwa yang bersih dari sifat-sifat yang kotor. Dengan kata lain wanita shalihah itu pastilah seorang wanita yang berakhlaqatul karimah.
Hati mereka bersih dari kotoran-kotoran penyakit jiwa. Dan dari kebersihan hati ini nanti pun akan terpancar dalam perilaku mereka disetiap hari.
Adalah satu kebiasaan yang siapapun mengakui akan hal itu,bahwa makhluk wanita punya beberapa sifat yang kurang baik. Jika dibandingkan dengan kaum pria,intensitas sifat tersebut masih banyak dijumpai dalam hati kaum wanita. Walaupun tidak semua wanita punya sifat buruk tersebut,namun jika dibandingkan dengan kwantitasnya wanita-wanita berperangai buruk seperti ini lebih banyak.
Dan untuk menyebutkan beberapa perangai buruk yang sering dimiliki oleh kaum wanita adalah seputar kurang bisanya mereka menjaga kesucian lisan dan omongannya.

Ada beberapa kebiasaan sifat buruk yang dilakukan oleh kebanyakan wanita dalam kaitannya dengan masalah ini,yaitu :

1. Menggosip.

Entah mengapa,wanita sering diidentikkan dengan yang namanya gosip. Bukannya kaum lelaki tidak ada yang suka dengan gosip,namun jika dibandingkan kwantitasnya masih banyak wanita ketimbang pria.
Gosip,isu,rumpi,atau kabar burung adalah berita murahan yang asal muasalnya tidak jelas dan tingkat kebenarannya masih sangat diragukan. Gosip terkadang berisi berita yang baik,namun kebanyakan dari gosip adalah berisi berita miring. Disadari atau tidak,menjamurnya gosip bahkan istilah "gosip" itu sendiri muncul dan disebarluaskan oleh media massa,baik media elektronik maupun media cetak.
Sungguh pengaruh dari media ini sangat besar terhadap masyarakat,terutama bagi kaum wanita. Kita bisa lihat setiap hari televisi selalu menayangkan gosip-gosip tentang selebritis yang sebenarnya itu tidak ada manfaatnya sama sekali buat penonton. Satu hal yang terkadang bisa dipastikan,gosip biasanya dilakukan oleh mereka yang kurang ada pekerjaan. Dari sini mungkin bisa disimpulkan mengapa perilaku gosip ini banyak menimpa pada kaum wanita. Jika dibandingkan dengan kaum pria,tingkat kesibukan wanita lebih sedikit. Kalau seorang wanita hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga,maka waktu luang sebenarnya banyak mereka dapatkan dirumah. Tidak adanya pekerjaan yang harus dibereskan dan inilah yang seringkali menjadi latar belakang seorang wanita itu main-main kerumah tetangga.
Semula main-main kerumah teman atau tetangga punya nilai yang sangat positif,setidak-tidaknya hal itu bisa dikategorikan sebagai perilaku menyambung silaturrahmi. Namun apakah betul ketika seorang wanita pergi kerumah tetangga itu didasari oleh sikap silaturrahmi saja? Tentu tidak! Bisa dipastikan saat seorang wanita itu kumpul dengan wanita lain,akan ada saja bahan pembicaraan yang akan mereka diskusikan. Disinilah letak awal cikal bakal tindakan gosip itu bermula. Mungkin pertama yang mereka bicarakan adalah hal-hal yang positif tapi lama-kelamaan bahan pembicaraan mereka akan merembet pada hal-hal yang lebih bersifat "menceritakan orang lain". Nah,saat itulah mungkin tanpa mereka sadari bahwa bahan pembicaraan mereka itu tergolong sebagai gosip.
Sebagaimana yang ditulis oleh Abu Al Ghifari,gosip sangat berbahaya karena isinya dapat mengandung fitnah,buruk sangka,namimah,atau ghibah. Mereka yang biasa menggosip adalah mereka yang dikategorikan oleh Al-Qur'an sebagai orang fasik,sebagaimana sebuah firman berikut:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang-orang fasik membawa berita,maka telusurilah kebenarannya supaya kalian tidak mencelakakan orang karena ketidaktahuan kalian sehingga kalian menyesal dengan apa yang telah kalian lakukan". (QS.Al-Hujurat:6)

Wanita yang benar-benar baik dan betul-betul shalih tentu tidak akan terpengaruh dengan kebiasaan menggosip ini. Bagi mereka lebih baik berdiam diri didalam rumah dari pada harus main-main kerumah tetangga,sebab hal itu bisa menjerumuskan dirinya pada tindakan dosa.

2. Namimah.

Namimah atau dalam termonologi bahasa kita sering disebut adu domba adalah menyebarkan fitnah tentang seseorang terhadap orang lain dengan maksud mengadu domba agar antara dua orang tersebut bertengkar satu sama lain,walaupun sebenarnya tidak ada permasalahan antara keduanya. Ketahuilah bahwa namimah termasuk perbuatan keji dan diharamkan oleh agama,sebagaimana sebiah hadist :
"Dari Ibnu Mas'ud,ia berkata,"Sesungguhnya Nabi Muhammad telah bersabda,"Perhatikanlah! Kuberitahukan kepada kamu sekalian sesuatu yang sangat keji dan haram (adh) yaitu Namimah (gunjingan) yang meluas dimasyarakat sehingga masyarakat menjadi kacau". (HR.Muslim)

Secara langsung atau tidak,namimah bisa dikategorikan sebagai sebentuk perilaku setan yang menginginkan antara dua saudara bertengkar satu sama lain. Perhatikan ayat berikut ini:
"Setan itu menginginkan diantara kamu terjadi permusuhan dan kebencian (dengan sebab) arak dan judi dan memalingkan dari mengingat Allah dan shalat. Tidakkah kamu berhenti?" (QS.Al-Ma'idah:91)

Seorang wanita harus sadar bahwa pada saat mereka kumpul-kumpul dengan wanita lain untuk ngerumpi,ngomong ngalor ngidul membicarakan orang lain,secara tidak langsung hobi mereka itu akan mendatangkan fitnah,bahkan lebih dari itu,namimah yang kita lakukan akan berakibat pada kehancuran ketenteraman dan persaudaraan seseorang. Namimah memang begitu keji. Akibat yang akan ditimbulkan begitu berbahaya terhadap kelangsungan kehidupan seseorang. Nama baik seseorang akan tercemar lantaran tindakan ini. Karena alasan itulah,maka sangat layak jika Nabi memvonis pelaku Namimah sebagai orang yang paling jelek. Dalam sebuah hadist Nabi pernah bersabda,"Maukah kalian aku beritahu siapa yang paling jelek diantara kamu?Yaitu mereka yang melangkah dengan maksud namimah (mengadu domba dua saudara),merusak
cinta kasih,melakukan tindakan dzalim lagi hina terhadap orang-orang yang baik". (HR.Ahmad)

Dalam riwayat lain juga disebutkan betapa dahsyatnya siksaan yang akan diterima oleh orang yang melakukan namimah. Sebuah hadist menginformasikan bahwa suatu saat Nabi pernah berjalan-jalan dengan sebagian sahabatnya. Ketika mereka melewati sebuha kuburan tua,Nabi mengetahui bahwa ditempat itu ada 2 kuburan yang kedua penghuninya sedang disiksa oleh Allah SWT. Rasulullah menjelaskan kepada para sahabat bahwa salah satu dari kedua orang tersebut adalah suka melakukan namimah sewaktu hidup,sementara yang satunya lagi adalah tidak suka bersuci sehabis kencing. Adalah sudah menjadi kemestian bahwa wanita shalihah tak akan tega berbuat namimah seperti itu. Mereka adalah wanita-wanita yang selalu memelihara ucapan,jangan sampai apa yang telah dikatakan itu berdampak dosa,baik dosa kepada seseorang lebih-lebih dosa kepada Allah. Wanita yang benar-benar shalihah tak akan mau menyakiti hati orang lain,apalagi sampai merugikan dan membahayakan keberadaan seseorang. Wanita shalihah benar-benar menjaga hal itu!

3. Ghibah.

Ghibah atau gunjingan adalah menceritakan kejelekan orang lain,baik orang tersebut masih hidup atau sudah meninggal. Ghibah biasanya dilatar belakangi oleh sifat hasud atau hanya sekedar iseng saja.
Dalam sebuah ayat Allah memperingatkan kepada manusia supaya mereka tidak suka berghibah :"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah sebagian diantara kamu memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat dan maha penyayang". (QS.Al-Hujurat:12)

Ayat diatas menjelaskan bahwa tindak ghibah sama halnya dengan memakan daging seseorang yang sudah mati. Sungguh keji dan menjijikkan perilaku ghibah ini,sampai-sampai al-qur'an menyamakan tindakan itu dengan memakan bangkai. Dalam sebuah hadist Nabi juga pernah bersabda,"Dari Abu Hurairah,ia berkata,sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,"Tahukah kalian apa yang disebut ghibah?". Para sahabat menjawab,"Allah dan RAsul-Nya lebih tahu". Nabi kemudian bersabda,"Ghibah yaitu memperbincangkan saudaramu sesuatu yang tidak ia sukai". Ditanyakan kepada beliau,"Bagaimana kalau yang kami perbincangkan itu benar?" Nabi menjawab,"jika yang kamu perbincangkan itu benar berarti kau telah ghibah (menggunjing),dan jika itu tidak benar,maka kau telah berbuat suatu kebohongan tentang dirinya". (HR.Muslim)

Ketahuilah bahwa ghibah adalah membicarakan kejelekan dan aib orang lain,walaupun itu sebuah kenyataan. Sementara membicarakan kejelekan orang lain yang tidak bersumber dari kenyataan itu namanya memfitnah. Agama melarang kedua pembicraan tersebut,sebab keduanya bisa berdampak pada pencorengan popularitas orang lain. Kita harus sadar bahwa pada saat kita mengekspos aib seseorang itu sama artinya kita telah menjelek-jelekkan orang tersebut sekaligus menjatuhkan nama baiknya. Kita mungkin tak akan pernah menerima perlakuan seperti itu seandainya orang lain membongkar kejelekan kita,bukan?
Nah,kalau hal yang sama kita tidak bisa menerimanya,bahkan membencinya,maka kita harus berusaha untuk tidak berbuat demikian. Bagaimanapun juga aib orang lain,kalau kita memang tahu kita harus berusaha menutupinya. Agama memerintahkan kepada seluruh umatnya agar menutupi aib orang lain. Dan sebagai balasannya kelak Allah akan menutupi aib yang kita punya. Dalam sebuah hadist Nabi bersabda:"Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya yang sedang dipergunjingkan,maka Allah akan membela kehormatannya pada hari kiamat". (HR.Ahmad & Turmudzi)

4. Fitnah.

Fitnah adalah membicarakan atau menyebarluaskan kejelekan orang lain yang tidak berdasarkan pada kenyataan. Perbedaan fitnah dengan ghibah adalah,kalau ghibah membicarakan kejelekan orang lain yang berdasarkan pada kenyataan bahwa orang yang dibicarakan itu benar-benar punya kejelekan,maka fitnah adalah mengada-adakan kejelekan orang lain. Tidak ada kabar yang nyata dalam fitnah,namun semua itu hanya merupakan rekaan belaka. Jika dibanding dengan ghibah,dari segi dosa maupun dampak yang ditimbulkannya fitnah lebih berat. Al-qur'an sendiri pernah mengatakan bahwa fitnah itu lebih kejam dari
pada pembunuhan. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan fitnah itu lebih besar dan lebih luas dari pada pembunuhan. Kalau dalam kasus pembunuhan yang kena dampaknya hanyalah satu orang,namun dampak yang ditimbulkan fitnah akan menyebar kesemua orang. Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan pembicaraan yang nyata-nyata dilarang oleh agama. Karena itu sudah menjadi keharusan bahwa seorang wanita yang shalihah sudah seharusnya meninggalkan larangan-larangan seperti itu. Memang teramat sulit bagi wanita untuk menghindari dosa-dosa yang ditimbulkan oleh lisan tersebut,apalagi kondisi lingkungan sekitar mendukung adanya tradisi "tiada hari tanpa ngegosip". Dalam kondisi seperti ini kita memang serba sulit,tidak ikut menggosip,namun telinga kita mendengarnya. Setidak-tidaknya ada dua tips yang bisa dilakukan oleh seorang wanita supaya terhindar dari bahaya lidah,yaitu :

PERTAMA > Menghindar dari kerumunan teman-teman yang nyata-nyata melakukan gosip. Hanya dengan cara ini kita bisa terhindar dari dosa menggunjing,sebab selagi kita masih berada dalam kawasan gosip sedikit banyak kita akan kena getahnya juga. Mungkin pertama kita hanya menjadi pendengar setia,namun lama-lama kita pasti akan ikut juga. Selain itu,biarpun kita tidak ikut andil dan berperan aktif dalam menggosip,tetapi telinga kita dengan "khusyu" mendengarkan info tersebut,itupun termasuk dosa,sebab sesuatu yang kita dengar adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Hal tersebut termasuk zina telinga.! Bagi wanita shalihah mereka pasti akan lebih memilih berdiam diri dirumah. Mereka tak akan mau peduli dengan olok-olok tetangga yang mungkin akan menilai mereka sebagai wanita pingitan atau wanita yang tak mau bergumul dengan masyarakat. Bagi para wanita shalihah menjaga diri dari dosa lebih penting dari sekedar senang-senang dengan tetangga namun akan mengakibatkan siksaan kelak di akhirat.

KEDUA > Kita harus berusaha dengan semaksimal mungkin untuk tidak bicara kecuali kalau ada perlunya saja. Dalam hal ini kita harus berhati-hati dengan semua yang kita ucapkan. Ketahuilah bahwa bahaya yang akan ditimbulkan oleh lidah itu teramat besar. Agama selalu memberikan tuntunan bahwa kita harus berbicara yang baik,atau kalau memang tidak bisa lebih baik diam.
Bagaimanapun juga diam akan menyelamatkan diri kita. Namun kalau memang kondisi tempat kerja memaksa diri kita untuk tidak banyak diam kita boleh berbicara namun hanya seperlunya saja. Barangkali saja diam akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi diri kita,misalnya dianggap angkuh,maka kita boleh-boleh saja banyak bicara,tetapi kita harus tetap menjaga apa yang kita omongkan. Banyak bicara boleh,asalkan apa yang dibicarakan itu memang merupakan informasi yang perlu disampaikan. Selagi pembicaraan itu memang suatu keperluan,maka bicara dalam hal ini lebih baik. Namun jika sebaliknya,dimana pembicaraan kita selalu lebih mengarah pada gosip,ghibah atau namimah,maka diam adalah lebih baik,sebab hanya dengan itu kita akan selamat. Dan inilah yang seringkali dilakukan oleh para wanita shalihah. Mereka tak banyak omong. Kalaupun terpaksa berbicara pasti muatan pembicaraan mereka ada manfaatnya. Lebih dari itu,mereka adalah para wanita yang pendiam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar