Selasa, 22 November 2011

PELIT KEPADA SUAMI

Hanya Allah yang menentukan rizki kepada hambanya,Dia yang menahannya dan Dia juga yang membagikannya. Mengandung hikmah agung  yang hanya Allah semata yang mengetahuinya. Sebab,dia maha mengetahui hamba-hamba-Nya dan maha menyaksikan keadaan mereka.

Tanggung jawab mencari nafkah dalam keluarga dibebankan kepada suami sesuai dengan kemampuannya. Sebagaimana firman Allah yang artinya :"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS.Ath-Thalaq : 7)

Maka dari itu,hendaklah bagi para suami memperhatikan tugas mencari nafkah sehingga ia tidak menelantarkan istrinya atau tidak menyantuninya padahal mampu untuk melakukannya. Rasulullah bersabda yang artinya :"Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya,menjaganya atau menelantarkannya sampai Allah bertanya kepada seorang suami tentang keluarganya. (HR.Ibnu Hibban)

Rasulullah menekankan kepada suami untuk memberi nafkah yang baik kepada istrinya dengan bersabda yang artinya :"Sesuatu yang engkau nafkahkan untuk dirimu adalah sedekah bagimu,sesuatu yang engkau nafkahkan untuk anakmu adalah sedekah bagimu,dan sesuatu yang engkau nafkahkan kepada istrimu adalah sedekah bagimu.
(Hadist Shahih)

Terkadang keadaan perekonomian suamimu terpuruk dan tergolong orang fakir,maka dalam keadaan ini memaksa keluarga untuk menekan pengeluaran rumah tangga dan mengaturnya dengan bijak. Maka janganlah engkau terpedaya rayuan setan untuk menyelisihi keputusan suamimu,yang sebelumnya sangat anda taati,dan janganlah
merasa bosan dengan kehidupannya pada masa terpuruk tersebut,terlebih lagi jika kondisi kamu termasuk orang yang berpenghasilan atau kondisi kepemimpinan perekonomian rumah tangga dipegang olehmu dan anda berpenghasilan cukup,sedangkan
suami dalam keadaan terpuruk.

Keadaan seperti ini dapat menimbulkan perasaan salah bagi suami dan menimbulkan kebencian. Ketahuilah bahwa kehidupan ini adalah kompetisi antara miskin dan kaya,antara kaya dan miskin dan seterusnya selalu berganti.

Jadilah anda penolong suami dalam memelihara kehidupan rumah tangga,dan bantulah suami anda karena ia merupakan bapak dari anak-anak anda. Disebutkan dalam hadist shahih,dari Asma binti Abu Bakar Ash-Shidiq berkata,"Az-Zubair menikahiku dalam keadaan ia tidak memiliki apa-apa kecuali hanya seekor unta dan seekor kuda. Akulah yang memberi makan dan minum kudanya. Aku yang menimbakan air untuknya dan mengadon tepung untuk membuat kue. Aku yang memikul biji-bijian diatas kepalaku dari tanah milik Az-Zubair yang diserahkan oleh Rasulullah sebagai bagiannya,dan jarak tempat tinggalku dengan tanah tersebut 2/3 farsakh,sehingga bapakku mengirim untukku seorang budak."


Berikut ini riwayat Zainab Ats-Tsaqafiyah istri Abdullah bin Mas'ud yang menuturkan bahwa Rasulullah bersabda,"Bersedekahlah kamu wahai kaum wanita meskipun dari perhiasan kamu." Begitu saya kembali kepada Abdullah,saya katakan padanya,"Engkau adalah seorang lelaki yang tidak mempunyai banyak harta,sedang
kan Rasulullah telah memerintahkan kami supaya bersedekah. Oleh karena itu pergilah berjumpa baginda dan tanyakanlah sekiranya benar begitu yaitu adakah memadai (diperbolehkan) diriku bersedekah kepadamu. Sekiranya tidak,aku akan memberikannya kepada orang lain." Zainab berkata,Abdullah berkata kepadaku,"
Engkau sahajalah yang pergi menemui baginda !" Zainab berkata,"Lalu aku pun berangkat. Ternyata dihadapan pintu rumah Rasulullah sudah ada seorang wanita
dari golongan Anshar yang sama tujuannya denganku. Zainab berkata lagi,"Rupanya pada waktu itu Rasulullah merasa segan." Zainab berkata,"Lantas bilal keluar menemui kami. Kami pun berkata kepadanya,"Temuilah Rasulullah dan sampaikan kepada baginda bahwa ada dua orang wanita dihadapan pintu yang ingin bertanya : Adakah memadai sedekah mereka berdua diberikan kepada suami mereka
dan kepada anak-anak yatim yang berada dalam tanggungan mereka? Tetapi janganlah beritahu siapa kami. 'zainab berkata : Lalu bilal masuk menemui Rasulullah dan beliau bertanya kepada Bilal,"Siapakah mereka berdua? Dia menjawab : Seorang wanita dari golongan Anshar dan Zainab. Rasulullah bertanya : yang satu
Zainab siapa? Bilal menjawab : Istri Abdullah. Rasulullah bersabda kepadanya :Mereka berdua mendapatkan dua pahala,yaitu pahala karena ikatan kerabat dan pahala sedekah itu sendiri. (HR.Al-Bukhari Muslim)


ANTARA BAKHIL DAN SETAN.

Infaq dan sedekah termasuk perbuatan baik dan mulia,dimana Allah pasti akan membalasnya pula dengan kebaikan,karena perbuatan baik itu menumbuhkan kecintaan dalam hati dan menjadikan jiwa saling bersatu. Dalam berinfaq terdapat keimanan yang menyatakan bahwa Allah adalah pemberi rizki,dan kekayaan Allah tidak akan pernah sirna.

Sedangkan kikir menumbuhkan dendam kesumat,permusuhan dan dengki dalam hati,kikir telah menghancurkan kaum terdahulu dan telah merobohkan puing-puing rumah kaum terdahulu. Allah berfirman,"Dan barangsiapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya,maka merekalah orang-orang yang menang. (QS.At-Thaghabun:
16)

Rasulullah bersabda,"Siapa yang bersedekah seukuran kurma dari usaha yang baik,maka Allah menerima dengan tangan kanan-Nya,kemudian menumbuhkannya bagi pemiliknya sebagaimana kalian menumbuh-kembangkan anak kuda,hingga seperti gunung. (Muttafaq Alaih)

Kikir atau tamak adalah penyakit kronis yang jika terlepas dari pelakunya ia masih dapat menjerumuskan pelakunya kepada perbuatan yang sia-sia. Orang yang kikir dimurkai Allah dan dibenci keluarganya,begitulah wanita yang kikir.Orang yang dermawan akan dido'akan orang lain agar mendapat kebaikan dan tetap
mendapat nikmat. Namun orang kikir akan dido'akan orang lain agar pailit dan hancur. Orang yang dermawan berada disamping Allah di Jannah kelak,sedangkan orang yang kikir tidak dapat memasukinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar