Selasa, 22 November 2011

IKHLAS DALAM BERIBADAH

Al-Junaid berkata,"Ikhlas ialah semata-mata karen Allah,walau tindakan apapun".
Ruwain berkata,"Ikhlas ialah menganggap perbuatan itu bukan dari diri sendiri".
Prof.Dr.Hamka mengatakan bahwa arti ikhlas ialah : Bersih,tidak ada campuran,ibarat emas,emas tulen,tidak bercampur perak sedikitpun.

Beramal dengan ikhlas adalah amal kebajikan yang dilakukan semata-mata karena Allah,semata-mata karena mengharap keridhoannya,ikhlas adalah ruh suatu amal,kebajikan yang diamalkan
seseorang yang tidak disertai ikhlas,maka amal yang demikian itu tidak mempunyai ruh,amal yang ditolak oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT,"Dan mereka tidak diperintah,kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama-Nya". (QS.Al-Bayyinah:5)
"Allah tidak menerima amalan,melainkan amalan yang ikhlas dan karena untuk mencari keridhoan Allah". (HR.Ibnu Majah)

Lawan ikhlas ialah "Isyrak" artinya bercampur dengan yang lain atau berserikat. Antara ikhlas dengan isyrak tidak dapat dipertemukan,sebagaimana tidak dapat dipertemukan antara
gerak dengan diam. Kalau ikhlas telah bersarang didalam hati,isyrak tidak bisa masuk,kecuali bila ikhlas tidak ada dalam hati.
Ikhlas dan isyrak itu tempatnya dalam hati,bila mana seseorang berniat mengerjakan sesuatu pekerjaan,maka semenjak melangkah sudah dapat ditentukan kemana tujuan dan bagaimana
pula dasarnya. Suatu contoh,ada orang yang berniat hendak menyumbang untuk pembangunan sebuah mesjid. Pekerjaan itu baik,tetapi belum tentu baik jika dasarnya salah,dasarnya isyrak,
ingin dapat pujian orang,agar dikatakan orang dermawan. Dan perbuatan itu menjadi baik,jika dasarnya baik,ikhlas,yaitu membantu untuk menyelesaikan pembangunan mesjid karena Allah,
bukan karena semata mengharap pujian dan sanjung manusia.

Oleh karena itu,terpakainya perkataan ikhlas itu terhadap Allah semata-mata.
Tentang amalan yang ikhlas,pernah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya yang panjang,yang artinya kurang lebih demikian :
"Manusia yang pertama-tama akan kena pertanyaan dihari kiamat ialah 3 orang. Pertama ialah orang yang diberi Allah ilmu pengetahuan. Pada waktu Allah berfirman,"Apakah yang engkau
perbuat dengan ilmu yang engkau ketahui itu? "Ia menjawab,"Ya Rabbi,dengan ilmu hamba itu,hamba bangun tengah malam (shalat tahajjud),hamba berjaga di tepi siang (menyiarkannya
kepada orang yang perlu menerima). Tuhan bersabda,"Engkau dusta!" Malaikat yang ada pun berkata'Engkau dusta!' Maksud engkau hanyalah supaya disebut orang engkau alim'. Memang
demikianlah perkataan orang terhadap dirinya. Seorang lagi ialah orang laki-laki yang diberi Allah harta benda. Maka Allah berfirman,'Engkau telah kami beri nikmat,apakah yang kamu
perbuat dengan nikmat kami itu?' Dia menjawab,"Ya Rabbi,harta benda itu telah hamba sedekahkan tengah malam dan siang hari". Allah berfirman,"Engkau dusta!" Malaikat-malaikat pun
berkata,'Engkau dusta,maksud engkau hanyalah dikatakan orang dermawan memang demikianlah yang telah dikatakan orang terhadap dirinya. Seorang lagi laki-laki yang terbunuh dalam
perang mempertahankan agama Allah,maka Allah bersabda kepadanya,'Apakah yang telah engkau kerjakan?' Dia menjawab,'Ya Rabbi,engkau suruh hamba jihad,pergilah hamba ke medan perang,
dan hamba mati terbunuh'. Allah pun berfirman,'Engkau dusta!' Dan malaikat-malaikat yang banyak berkata pula,"Engkau dusta." Maksud engkau hanya supaya dikatakan orang si anu gagah
berani". Memang demikianlah perkataan orang terhadap dirinya.
Setelah berkata demikian,Nabi bersabda pula,"Hai Abu Hurairah,mereka itulah makhluk yang mula-mula sekali akan menderita,mendapat api neraka Jahannam dihari kiamat".

Dengan keterangan hadist diatas nyatalah kita,bahwa dasar ikhlas lah yang menjadi sendi dan poko suatu amalan. Karena kalau beramal tidak disertai dengan ikhlas,maka percuma saja
apa yang dikerjakan oleh seseorang. Sebuah bukti lagi ialah ketika orang-orang munafik datang kepada Rasulullah SAW mengaku bahwa Rasulullah itu memang Rasulullah,maka Allah
menurunkan firman-Nya : Seperti dalam al-qur'an surat al-munafiqun : ayat 1,yang artinya :
"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu,mereka berkata,"Kami memakai,bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah. Dan allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul-Nya,dan Allah pun mengetahui bahwa orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS.Al-Munafiqun:1)

Menilik ayat diatas,nyata bahwa yang berdusta itu bukan mulutnya,tetapi hati mereka tidak mengaku,atau pengakuan mereka itu tidak dari hati,maka sesuai antara lidah dan hati
itulah yang disebut ikhlas. Sebenarnya istilah ikhlas itu bisa dipisahkan dengan jujur,oleh sebab itu orang jawa sering menyebutkannya dengan "Tulus ikhlas". Islam cukup besar menaruh
perhatiannya terhadap niat atau perasaan yang menyertai amal perbuatan manusia. Karena niat amal manusia pada hakekatnya kembali kepada si pemiliknya,dan tergantung niatnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,"Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal,tergantung pada niat,dan yang teranggap bagi tiap orang apa yang ia niatkan. Maka siapa berhijrah (menguasai
dari daerah kafir ke daerah Islam) semata-mata karena taat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW,maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena
keuntungan dunia yang dikerjakan atau karena perempuan yang akan dikawininya,maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niat hijrah kepadanya". (HR.Bukhari & Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar