Selasa, 22 November 2011

HAK-HAK SUAMI

Suami adalah kepala dalam keluarga,pembina bagi istri dan anak-anaknya,oleh karena itu seorang istri wajib menunaikan hak-hak suami dan taat kepada suami selama suami masih dalam jalur ilahi. Bahkan,ketaatan pada suami,menurut islam ada pada nomor pertama setelah taat kepada Allah dan Rasulnya. Sebagaimana
disinyalir dalam sebuah hadist Rasulullah,"Abu hurairah menuturkan,bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kalaulah aku punya hak memerintahkan sujud seseorang pada orang lain,tentu aku perintahkan kaum wanita sujud pada suaminya".
(HR.Tirmidzi)

Dalam hadist lain disebutkan :
"Dari Aisyah ra,ia berkata,"saya bertanya kepada Rasulullah SAW,"Siapa yang paling berhak atas wanita?" Beliau menjawab,"Suaminya". Saya bertanya lagi,"lalu siapa yang paling berhak atas lelaki?" Jawab nabi,"ibunya".(HR.Al-Bazzar & Al-Hakim)

Jika seorang wanita telah mengerjakan amalan-amalan yanng wajib,menjauhi yang haram,dan mentaati suaminya,maka patutlah dia menjadi penghuni syurga. Bahkan pintu-pintu syurga dibuka untuknya,dan dia dipersilahkan memasuki syurga kemana saja pintu yang disukainya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Abdurrahman bin Auf ra,menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Bila wanita telah menunaikan shalat lima waktu,puasa sebulan (puasa bulan ramadhan),menjaga kehormatan dan mentaati suaminya,maka dikatakan kepadanya "Masuklah ke surga
dari pintu manapun yang anda suka". (HR.Ahmad & Thabrani)

Bahkan menurut Rasulullah SAW,bahwa hak Allah bagi seorang istri adalah tergantung pada hak suami. Wanita tidak akan mendapat ridho Allah sehingga dia melaksanakan hak-hak suaminya. Sebagaimana sabda Nabi SAW:Dari Zaid bin arqam ra berkata,"Rasulullah SAW bersabda,"Wanita tak akan menyempurnakan hak Allah sebelum dia menyempurnakan hak suami keseluruhannya. Seandainya dia meminta dirinya sedangkan dia diatas punggung pelana,hendaklah tak menolak". (HR.Thabrani)

Yang dimaksud suami meminta istri dalam hadist diatas adalah suami mengajak istrinya untuk tidur bersama dan si istri haruslah menlayani ajakan suami,sekalipun si istri sedang keadaan naik kendaraan atau sedang dalam kesibukan.

Bahkan kata Rasulullah,bahwa taat dan tunduk kepada suami nilai pahalanya sama dengan nilai pahala jihad fisabilillah. Hal ini ditegaskan oleh Nabi SAW dalam menjawab pertanyaan seorang wanita. Sebagaimana hadist riwayat Bukhari & muslim.
"Dari ibnu abbas ra,ia berkata,"Seorang wanita menghadap Rasulullah SAW,lalu berkata,"Wahai Rasulullah,Aku sebagai utusan wanita menghadap engkau. Hukum jihad telah diwajibkan atas lelaki. Bila mereka luka,mendapat pahala,bila mereka mati terbunuh,mereka hidup disisi tuhannya dan mereka diberi rezeki. Lalu,kami golongan wanita melayani mereka (para suami). Bagaimana kedudukan kami? Dengan kalem dan tegas Rasulullah menjawab,"Sampaikan kepada setiap wanita yang kamu temui,bahkan ketaatan mereka kepada suami serta pengakuan hak-haknya menyerupai nilai jihad itu. Sayang,hanya sedikit diantara kalian yang mengerjakannya". (HR.Bukhari & Muslim)

Adapun hak-hak suami yang harus dimengerti dan diberikan hak nya oleh istri adalah :
1. Janganlah seorang istri puasa sunnah sebelum mendapat izin suami,sebab dengan puasa sunnah itu dapat menghalangi suami untuk bersenang-senang bersama istrinya (tidur bersama),dan istri tidak boleh menerima tamu laki-laki yang bukan muhrimnya,kecuali telah mendapat izin suaminya.

2. Seorang istri tidak diperbolehkan memasukkan orang yang dibenci suaminya kerumahnya atau kerumah suaminya. Seorang istri tidak boleh keluar rumah yang suami tidak senang atas keluarnya itu. Seorang istri tidak boleh menuruti sesorang yang dibenci suaminya sebelum mendapat izin suaminya.Sebagaimana disinyalir dalam hadist :
"Mu'adz bin jabal ra menuturkan,bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Wanita yang beriman kepada Allah tak boleh memasukkan seseorang kerumah suaminya,padahal ia (suaminya) tak suka. Tak boleh keluar bila suami tak suka. Tak boleh menjauhi tempat tidurnya,dan tak boleh memikulnya. Kalaulah dia (suami) kecewa
merasa dizalimi hendaklah istri berupaya mendekatinya hingga dia merelakannya.
Bila sang suami menerima permintaan maafnya maka berbahagialah,dan Allah menerima uzurnya dan menerima hujahnya sehingga dia terbebas dari dosa. Bila dia (suami) tidak merelakannya,maka wanita itu telah menyampaikan uzurnya terhadap
Allah". (HR.Hakim)
Dengan hadist diatas,kita mengerti bahwa istri tidak boleh menyakiti suami,baik menyakiti lewat ucapan atau tindakan. Dan jika suami merasa disakiti oleh istri,hendaklah istri berusaha mendekatinya dan memohon maaf atas perbuatannya. Dan jika si istri telah meminta maaf berarti si istri telah terbebas dari tuntutan dan kesalahannya itu telah diampuni oleh Allah.

3. Seorang istri tidak boleh menolak permintaan suami untuk tidur bersama,dan bahkan seorang istri akan dilaknat oleh malaikat jika menolak permintaan suami untuk bersenang-senang terhadap dirinya. Dalam hadist riwayat Bukhari & Muslim disebutkan :
"Abu hurairah ra menuturkan,bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Bila suami memanggil istrinya untuk menuju tempat tidurnya,lalu ia (istri) tidak mendatanginya,kemudian suami bermalam dalam keadaan marah (kecewa),maka semalam suntuk istri akan dilaknati oleh para malaikat hingga waktu subuh". (HR.Bukhari & Muslim)
Sekalipun dalam keadaan sibuk,misalnya sedang mencuci pakaian,atau sedang memasak makanan,atau sedang menjahit pakaian,atau sedang membaca al-qur'an sekalipun,jika saat itu suami meminta dirinya untuk bersenang-senang dan bercumbu
rayu,maka tak ada alasan bagi istri untuk menolak permintaan suami.
Lalu mengapa Islam menaruh begitu besar perhatiannya terhadap masalah ini,karena penolakan istri terhadap ajakan suami itu akan menyebabkan masalah besar,yang diantaranya adalah hilangnya rasa kasih sayang suami tehadap istri,dapat menjengkelkan hati suami,dan jika hal itu terjadi berkali-kali,maka besar
kemungkinan suami akan mencari wanita lain.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW yang dimulai dengan sumpahnya ini :
"Demi Allah yang jiwaku ditangan-Nya,tiada seorang suami yang mengajak istrinya tidur bersama ditempat tidur,tiba-tiba ditolak istrinya ,maka malaikat yang dilangit akan murka kepada sang istri itu,hingga dimaafkan oleh suaminya.(HR.Bukhari & Muslim)

4. Seorang istri jangan sampai bersikap acuh tak acuh terhadap suami,jangan cemburu,tetapi seorang istri harus selalu menunjukkan sikap yang selalu menyenangkan hati suami,dengan menunjukkan sikap berseri-seri bila dipandang suami.
Perhatikan sabda Nabi SAW :
"Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih),maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih mesra,dan jika sang suami membelai tangan istrinya,maka dosa mereka jatuh berguguran disela-sela jari tangan mereka. (HR.Maisarah bin Ali abu sa'id bin al-hudri)

Hadist diatas menunjukkan,bahwa segala tindak tanduk seorang istri harus dapat menyenangkan hati suami,dan minimal tidak membuat jengkelnya hati suami.

Seorang istri tidak boleh berbuat sesuatu tanpa sepengetahuan suami,yang jika suami mengetahui,suami tidak menyenanginya,misalnya meminjamkan uang,atau memberi sumbangan yang sifatnya sunnah. Tetapi jika perbuatan istri itu tidak
membuat jengkelnya hati suami,sekalipun tidak mendapat izin,tidak berdosa.Misalnya hal-hal yang telah menjadi kebiasaan suami,jika ada orang minta sumbangan tidak pernah menolak,lalu disaat itu suami tidak ada dan si istri memberanikan diri memberi sumbangan itu,maka hal itu tidak berdosa,sebab apa yang dikerjakan istri itu juga biasa dilakukan suaminya.

Jika istri keluar rumah,hendaklah menjelaskan kepada suami kemana dia hendak pergi,dan hendaklah menerangkan apa maksud dan tujuannya,agar suami tidak merasa kesulitan jika suatu waktu ada kepentingan terhadap dirinya. Istri menjelaskan kepada suami ini penting sekali,sebab jika tidak,akan dapat menyebabkan sebelnya hati suami terhadap dirinya dan dapat pula menyebabkan renggangnya hubungan persuami istrian.

Jika suami sedang pergi,hendaklah istri tinggal dirumah dan istri harus menjaga kehormatan dirinya dan kehormatan keluarganya,serta menjaga harta benda suami.
Jika suami sedang dalam keadaan tidak bekerja,karena tidak ada pekerjaan yang harus dikerjakan,jangan sampai istri menyuruh suaminya untuk bekerja sebab tindakan istri itu tidak akan dapat membantu memecahkan masalah. Tetapi yang baik,jika suami menganggur atau tidak bekerja karena tidak ada pekerjaan,maka istri dapat membantu memecahkan masalah,misalnya memberi sumbangan fikiran,pekerjaan apa yang sebaiknya kita kerjakan,dan pekerjaan apa yang ada hasilnya,selain itu istri harus dapat menghibur keadaan suami yang tidak bekerja. Sebab hati suami lebih dulu memikirkan tentang pekerjaan yang baik daripada pikiran si istri.

Seorang istri,jika berbicara dengan suami hendaklah dengan bahasa yang halus,dengan tutur kata yang sopan. Jangan berkata keras yang melebihi suara suami,lebih-lebih memarahi suami,adalah suatu perbuatan yang dilarang dalam agama. Dan jika suami memanggil,hendaklah segera datang,jangan menunjukkan
sifat bosan dalam menanggapi panggilan suami.

Dan jika suami memberikan sesuatu untuk istri,si istri jangan sekali-kali mencela pemberian suaminya itu,sebab dalam sangkaan suami,apa yang diberikan istri itu adalah baik untuk istrinya.Maka upaya suami untuk istri itu hendaklah dihargai dengan penghargaan yang tinggi.

Seorang istri jangan sampai membocorkan rahasia suami dan rahasia keluarga. Sebab suami sangat tidak senang kepada siapapun yang menyebarluaskan rahasianya dan rahasia keluarganya. Tetapi sebaliknya,seorang istri harus dapat menjaga rapat-rapat rahasia suami dan rahasia keluarga. Bahkan Allah akan selalu menutupi orang yang mau menutupi rahasia orang lain,lebih-lebih rahasia suami dan keluarganya sendiri.

Suatu sikap yang sangat baik bagi seorang istri,jika suaminya datang dari kerja disambutnya dengan senyum mesra,disambut dengan hidangan sekedarnya,sebab kepayahan suami akan segera hilang jika ada sambutan baik dari istri. Tetapi sebaliknya,jika suami datang dari kerja disambut dengan sambutan kurang menyenangkan,rasanya hati suami remuk dan jengkel sekali.

Suatu keharusan bagi seorang istri,jika suaminya tertidur dan belum mengerjakan shalat,untuk membangunkan suami agar mengerjakan shalat,dengan tutur kata yang baik.

Sangat baik sekali jika si istri selalu makan bersama-sama dengan suaminya,dan jika suami datang terlambat dari biasanya sangat baik sekali si istri menunggu sebentar. Tapi jika telah lama ditunggu dan ternyata suami belum juga datang,boleh juga istri makan lebih awal,sebab suami juga menyadari hal yang demikian itu.

Jika pakaian suami kotor,seorang istri hendaklah mencucinya atau menyuruh orang lain untuk mencucinya,sebab mencuci pakaian itu bagian tugas istri.

Seorang istri jangan sampai meminta dibelikan sesuatu diluar kemampuan suaminya,misalnya minta dibelikan gelang dan kalung,atau meminta dibelikan perabot rumah,dan lain-lain.

Seorang istri jangan sampai menyembunyikan makanan terhadap suaminya,yang enak-enak untuk dirinya dan yang tidak enak untuk suaminya. orangtua suami harus di anggap sebagai orangtua sendiri,dan jangan sekali-kali menjelek-jelekkan orangtua suami,sebab hal itu dapat menyulut kemarahan suami dan dapat merenggangkan hubungan kekeluargaan.

Jika istri berhias hendaklah diperuntukkan untuk suami jangan sampai berbalik,jika mau pergi kepasar baunya seperti mayit lewat tetapi jika tidur dengan suami baunya seperti bau anak burung. Na'udzubillah min zalik.
Hal ini sering dilalaikan oleh istri,jika mau mengadakan pertemuan antar wanita baunya semerbak mewangi,tetapi jika mau berkumpul dengan keluarga berbau air susu.

Seorang istri harus bisa memasak yang dapat menyenangkan hati suami,dan bila perlu istri bertanya pada suami,enaknya masak apa hari ini,sebab suami yang baik itu terkadang diam saja terhadap masakan istrinya,padahal hatinya kurang senang.

Seorang istri jangan sampai melanggar wasiat suami dan jangan mengabaikan pesan suami,selama pesan dan wasiat itu tidak menuju kepada perbuatan maksiat.

Ada riwayat,bahwa Asma binti Kharijah Fazari berkata kepada puterinya ketika hendak melangsungkan pernikahan,"Wahai anakku,kamu sekarang telah keluar dari sarang yang dahulu engkau dilahirkan dan sekarang kamu telah dewasa,sekarang kamu kenal sebelumnya,kamu akan diasuh oleh seseorang yang belum kamu pahami
seluk beluknya".

"Wahai puteriku,lanjut ibu tadi. Ketahuilah,orang lelaki itu adalah suamimu. Jadilah engkau sebagai tanah dan ia menjadi sebagai langitmu.Jadilah engkau sebagai lantai dan ia dapat engkau jadikan tiangmu. Janganlah engkau menimbuninya dengan berbagai kesukaran,.sebab akan menjadikan meninggalkan kamu.
Janganlah engkau terlalu menjauhinya,agar ia tidak melupakan dirimu. Jika ia menghampirimu,dekatilah ia,dan sekiranya ia agak menjauhimu,jauhilah ia dengan cara yang baik".

"Wahai puteriku,kata ibu puteri itu pula,"Peliharalah suamimu dengan baik,hidungnya,telinganya,matanya,dan lain-lainnya. Jangan kiranya suamimu itu mencium sesuatu darimu,melainkan yang harum,jangan pula melihat melainkan yang indah dari dirimu. Hendaklah kamu lebih banyak duduk di bilik rumah suamimu,menetap ditempat perkakas anyamannya,dan janganlah kamu menyelidiki
kejelekan suamimu. Seorang istri harus sedikit bicara dengan tetangga. Jangan memasuki rumah tetangga melainkan dalam keadaan yang mengharuskan masuk kerumah tangga itu.

Lanjut ibu itu,jadi seorang istri,hendaklah menjaga suaminya,baik sewaktu suami sedang bepergian atau ketika berada dirumah. Hendaklah diusahakan agar suaminya itu selalu gembira dalam segala sesuatu yang dihadapinya. Jangan sekali-kali istri itu mengkhianati diri sendiri atau harta benda milik suami.Bila telah mendapat izin suami untuk keluar rumah,maka hendaklah istri
itu berjalan dengan sembunyi-sembunyi,berpakaian sederhana,tidak memamerkan tubuh dan pakaiannya,dan hendaklah mencari-cari jalan yang lengang,bukan tempat lalu lalang yang ramai sehingga berdesak-desakan. Harus dihindari bercakap-cakap dijalan dengan lelaki bukan muhrim. Yang wajib diutamakan bagi istri adalah kebaikan keadaannya sendiri serta mengatur ketertiban
rumah tangganya. Selain itu harus rajin melakukan ibadah shalat,puasa,dan ibadah-ibadah lain ysng menjadi kewajiban.

Kemudian lanjut ibunya,apabila ada seorang teman suamimu minta izin masuk kerumahmu,tetapi disaat itu suamimu sedang tidak ada,maka tidak perlu menanyakan sesuatu padanya atau mencoba beromong-omong. Hendaklah ia cemburu pada dirinya sendiri dan menenggang kecemburuan suamimu. Seorang istri hendaklah puas dengan apa yang ada pada suaminya mengenai apa saja yang
di rezekikan oleh Allah padanya. Harus dilakukan hak suaminya atas hak nya sendiri serta hak-hak keluarganya. Seorang istri wajib pula selalu membersihkan dirinya,setia setiap saat. Barangkali suami itu tiba-tiba menginginkan dirinya untuk bersenang-senang. Selain itu istri bersikap belas kasihan ter
hadap anak-anaknya,menjaga dan menutupi cela mereka,jangan mudah mengeluarkan kata-kata makian kepada anak-anaknya atau berbuat sesuatu yang menjengkelkan suaminya.

1 komentar: