Kamis, 10 Januari 2013

DUNIA DAN TANAMAN-TANAMAN PEMAKAN DAGING

jika semua tirai dibuka dan dengan mata hatinya menyaksikan dunia, maka kitaa akan mengetahui bahwa dunia adalah sebuah wujud yang menakutkan, buruk rupa, daan tak sedap dipandang. Bau busuknya menyebar kemana-mana. Adalah tanaman pemakan daging yang menyebar dan mengakar diseluruh dunia. Hidupnya tumbuhan ini hanya dengan darah dan menjepit wujud manusia. Disetiap batangnya setan duduk diatasnya.
Dengan mulut terbuka siap menelan manusia yang mana seluruh tubuhnya berada dalam cengkeraman batang-batang pohon pemakan daging, yang tangan-tangan dan kaki-kakinya berada ditanah seakan terantai hingga menghembuskan nafas terakhir. Tetapi manusia yang lalai ini lupa atas apa yang menimpanya dan melihat dengan pandangan fatamorgana, yang penuh dengan kekayaan dunia, harta karun emas dan permata, minuman-minuman memabukkan, tubuh-tubuh wanita dan memakai sebaik-baik pakaian dan perhiasan, dia hanya bisa membayangkannya.
Dengan kedua tangannya dia bisa mengacak-acak harta karun ini, dengan harapan dari yang dia lihat, maka manusia ditarik menuju kearahnya. Dengan hal ini orang-orang yang lalai di dunia ini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, yang bisa saja dan kapan saja manusia dimakan oleh tumbuhan pemakan manusia ini dan kemudian tidak ada sedikitpun yang tersisa darinya. Dia tertipu oleh fatamorgana dunia dan karena kelemahannya dia tertarik kearah keindahan dan kelezatan semu tersebut. Tetapi tentunya diantara mereka akan ditemukan yang tidak terperdaya oleh fatamorgana dan menggunakan iman serta akal mereka, dan dengan perantara ini mereka bisa membebaskan dirinya dari cengkeraman tanaman pemakan manusia yang disetiap cabangnya terdapat setan.
Ada sekelompok orang lain yang lebih kuat, yang sanggup memeranginya dan berusaha untuk memotong akar pohon yang menakutkan tersebut, sehingga secepatnya dapat terlepas dari masalah ini. Allah SWT dalam al-Qur'an berfirman, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dalam suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak."(QS.Al-Hadid:20)
Dunia adalah hina dan untuk wujud seseorang yang ruh Allah berada dihatinya, maka mencintai dunia ini akan menyebabkan kehinaan dan malu dihadapan Allah SWT.
Dalam al-Qur'an Allah SWT berfirman, "Wahai manusia, sesungguhnya janji Alla adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."(QS.Al-Fatir:5)
Mencintai dunia dan mengikuti setan akan menyebabkan kesombongan dihadapan Allah SWT.


NABI MUHAMMAD SAW MENCELA PARA PECINTA DUNIA.


Nabi besar Islam Muhammad SAW mencela para pecinta dunia dalam sabdanya yang berbunyi, "tinggalkan dunia bagi pecintanya. Barangsiapa mengambil dunia melebihi dari apa yang mencukupinya, berarti dia telah membinasakan diri sendiri sedang dia tidak menyadarinya."
Dihadapan para sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda, "bergegaslah kalian! Karena setelahku akan datang suatu kaum yang menyantap beragam makanan paling bersih, memiliki istri cantik, mengenakan busana paling halus dan warna warni, menaiki tunggangan paling nyaman, perut-perut mereka yang tidak akan kenyang dengan sedikit makan, hawa nafsu mereka tidak pernah terpuaskan, dan menyerahkan diri mereka kepada dunia. Dari pagi hingga malam disibukkan dalam urusan dunia dan menjadikan dunia sebagai sesembahan yang menggantikan Allah."
Inilah penjelasan dari Rasulullah SAW. Barangsiapa yang mendapati kaum tersebut, kita harus menyampaikan kepada anak keturunan kita supaya jangan mengucap salam kepada mereka. Jika ada yang sakit diantara mereka, janganlah dijenguk dan jangan mengantarkan jenazahnya. Jangan menghormati mereka yang telah tua. Setiap orang yang menentang hal ini dan menerima mereka, berarti telah turut andil dalam menghancurkan Islam. (Kitab Mi'rozul Sa'adat:Alim rabani Mula Ahmad Naraqi)


Sumber dari buku Semalam Bersama Setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar