Kamis, 10 Januari 2013

PELIT HIDAYAH

Aku berkata, "hai iblis terkutuk, supaya anak cucu Adam tidak terperdaya olehmu. Allah telah menyalakan pelita-pelita hidayah-Nya. Pelita itu akan terus menyala untuk selama-lamanya, yang dengannya manusia ditunjukkan kepada jalan yang benar dan menjauhkan dari kenikmatan-kenikmatan dunia yang memperdaya, sehingga duniamu yang penuh dengan kenikmatan tidak akan sepi peminat.
Salah satu pelita-pelita hidayah ini adalah al-Qur'an, yang dengannya Allah memberikan hidayah kepada manusia dan berfirman, "hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi."(QS.Al-Munafiqun:9)


3 KERUGIAN MANUSIA.


Manusia akan menghinakan dunia, hati manusia tidak akan mengarah kepadanya, kecuali mereka ingin mendapatkan tiga kerugian. Pertama adalah kerugian harta yang dia kumpulkan dia tidak akan pernah puas. Kedua dia tidak akan mendapatkan angan-angannya yang jauh. Dan ketiga, kerugian yang paling pahit adalah nasehat-nasehat buat akhirat dan tempat yang ia harapkan dapat masuk kesana, dia tidak mendapatkannya.


TIGA PERKARA DOSA.


Iblis berkata, "ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, seluruh pasukan bala tentaraku datang kepadaku dengan perasaan takut dan khawatir yang luar biasa. Mereka berkata bahwa Allah telah mengangkat seorang Rasul dan menetapkan umat baginya. Aku sebagai iblis yang paling besar berkata kepada mereka, 'apakah umatnya akan mencintai dunia?' Seluruh setan berkata, 'iya'. Aku berkata, 'jika memang mereka mencintai dunia maka tidak ada persoalan lagi, walaupun mereka tidak lagi menyembah patung.
Aku akan berusaha siang dan malam untuk menyesatkan mereka dengan tiga perkara dosa. Pertama, mendapatkan harta tidak dengan cara yang benar. Kedua, membelanjakan harta secara tidak benar. Dan ketiga, tidak menginfakkan hartanya dijalan yang benar. Setelah itu semua keburukan dan kejahatan akan mengikuti mereka.'


Sumber dari buku Semalam Bersama Setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar