Kamis, 10 Januari 2013

SYARAT DITERIMANYA IBADAH

syarat diterimanya amal ibadah di sisi Allah adalah adanya keikhlasan dalam amal dan menjauhi perbuatan riya dalam setiap tindakan. Rasulullah bersabda, "tidak seorang hamba pun yang melakukan amal perbuatan selama 40 hari dengan keikhlasan kecuali Allah memancarkan sumber-sumber hikmah dari hatinya yang kemudian keluar dari lisannya."
Ditempat lain Rasul SAW bersabda, "murnikanlah niat kalian dalam beramal. Meskipun sedikit, keikhlasan itu akan mencukupimu."
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, "janganlah kalian terlalu memperhatikan persyaratan dalam amal, tetapi perhatikan syarat sampai ke derajat diterimanya amal tersebut."
Jelas, bahwa sebuah ibadah dengan menghadirkan hati kepada Allah memiliki nilai yang tidak terkena kotoran-kotoran iblis. Dan ibadah seperti ini tidak tercemari oleh bau busuk iblis. Dengan kesucian dan kebersihan, amal itu akan sampai di sisi Allah SWT.
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, "beruntunglah seseorang yang ikhlas dalam beribadah, berdoa kepada Allah, dan hatinya tidak terpengaruh atas apa-apa yang dilihat kedua matanya, dia tidak lupa mengingat Allah dan dengan kedua telinganya dia mendengar, dia tidak bersedih karena apa-apa yang telah ia berikan kepada orang lain."
Setiap orang yang memperhatikan dengan baik perkataan Imam Ali ini, pasti akan mendapakan jalan kebahagiaan dan kebenaran serta mengokohkan jembatan penghubung dirinya dengan Allah, dari hati hingga Arsy Ilahi.


IBLIS DAN BALA TENTARANYA ADALAH KUDA-KUDA LIAR.


Dosa-dosa seperti halnya kuda-kuda liar yang tidak bisa diam dan yang dapat menjatuhkan manusia ke jurang yang dalam. Imam Ali as berkata, "ketahuilah, dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan bagaikan kuda-kuda liar. Jika ada yang menunggangi dan menarik tali kendalinya, maka kuda-kuda itu akan menjatuhkan penunggangnya kedalam neraka." (Kitab Nahjul Balaghoh, khotbah no 16)
Menunggangi kuda liar sangat berbahaya sekali. Jika kuda tersebut tidak memiliki tali kendali, tentu lebih berbahaya lagi dan tanpa diragukan penunggangnya bakal terjatuh. Iblis dan bala tentaranya adalah kuda-kuda liar. Kita terkadang menaiki kuda liar tersebut sehingga kita terjatuh dalam jurang kesalahan. Dan dengan cambuk riya dalam amal perbuatan, kuda ini semakin terperosok kedasar jurang.
Iblis berkata, "kamu boleh mengistilahkan segala sesuatu sesukamu. Aku hanya mengejar sebuah tujuan, yang kadang-kadang kamu sendiri lebih dahulu mencapainya daripada aku. Terkadang aku terheran-heran atas perbuatan manusia. Sebab, kalian manusia telah menyalakan api neraka di dunia dengan melakukan perbuatan buruk sebelum aku menyalakannya di akhirat. Manusia seperti ini bakal menjadi penghuni neraka. Di alam itu dia akan terbakar, begitu pula sebagian mereka telah terbakar api di alam ini. Ketika menyaksikan orang seperti ini, kalian akan terheran-heran dengan tindakannya."
Kalian menyebut manusia-manusia sesat seperti ini sebagai pribadi yang tidak memperhatikan perkataan para rasul, kekasih Allah, para imam suci, dan ayat al-Qur'an serta mengikuti perintah seta yang terkutuk. Kamu akan terperangah atas dosa dan azab yang menimpa mereka.


Sumber dari buku Semalam Bersama Setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar