Kamis, 10 Januari 2013

TUJUAN BELAJAR

Mereka adalah sekelompok orang yang umurnya dihabiskan untuk mencari ilmu dan sebagian besar waktunya untuk mengkaji ilmu sastra. Dan setiap hari mereka mengutarakan pendapatnya. Sebagian dari golongan ini mempelajari istilah-istilah fiqih dalam waktu yang lama sekali dan sebagian besar dari umurnya dihabiskan untuk belajar kemungkinan-kemungkinan istilah-istilah penentang agama, yang tidak bermanfaat bagi urusan dunia dan akhirat. Sebagian yang lain menghabiskan waktunya untuk belajar ilmu syaraf, nahwu, istilah dan definisi, syair dan logika. Mereka semua menyangka dengan mempelajari ilmu-ilmu tersebut dapat mengetahui seluruh ilmu tentang Allah. Sesungguhnya belajar semua bidang tidaklah sebuah kesalahan, tetapi tujuannya harus untuk mengenal Allah. Sedangkan orang-orang tersebut diatas mereka tenggelam dalam belajar, sehingga mereka melupakan tujuan dasarnya dan mereka bangga dalam hal ini sehingga terperdaya oleh iblis dan dengan kesombongan dalam hatinya yang telah terkungkung dalam cengkeraman iblis, maka mereka tidak akan mendapatkan teman kecuali ilmu dan kesempurnaan iblis.
Aku membaca dalam sebuah buku bahwa Nabi Isa as mengumpamakan para ulama yang sesat seperti sebuah batu yang jatuh dalam aliran air. Mereka tidak bisa meminum air dan tidak bisa mengalir. Padahal air akan menyampaikannya kepada hamba-hamba Allah yang benar.


WAS-WAS DALAM PELARIAN AHLI IBADAH.


Kelompok orang-orang sombong yang lain dari ahli ibadah adalah orang yang was-was dalam menghilangkan najis dan tidak gampang menyangka suci sesuatu dan selalu menyangka sesuatu yang jauh sekali. Tetapi orang-orang itu jika terdesak atau merasa lapar, maka mereka akan menghalalkan segala sesuatu, sehingga menguntungkan dirinya dan memakan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah tanpa kecuali.
Sebagian orang kadang-kadang tertimpa penyakit was-was dan terlalu banyak membuang air. Oleh sebab itu, mereka menganggap segala sesuatu tidak suci. Padahal jika mereka membuka mata hatinya, mereka akan melihat bahwa setanlah yang menungganginya, sehingga tidak membiarkan mereka mempunyai niat yang benar dalam shalat, wudhu, dan ibadah lain. Sebagian yang lain tertimpa penyakit was-was ini dalam bacaan-bacaan shalat. Mereka terlihat membaca bacaan dalam shalat. Tetapi mereka menghancurkan pondasi shalat itu sendiri. Mereka tidak mengerti apa yang mereka kerjakan dalam shalat.
Dan kelompok lain adalah orang yang puasa tetapi sombong dan berbangga diri. Orang-orang ini berpuasa di bulan-bulan mulia, tetapi mulutnya tidak dijaga dari membicarakan orang lain. Mereka hanya mengetahui bahwa tujuan puasa adalah menahan rasa lapar saja dan jauh dari tujuan puasa yang sebenarnya. Sekelompok orang lain pergi untuk menunaikan ibadah haji dan ziarah. Padahal banyak hak-hak orang lain berada dalam hartanya itu. Mereka tidak memberikannya kepada yang berhak malah digunakan untuk perjalanan haji dan ziarah. Mereka berfikir jika dalam jalan ini mereka meninggal, maka akan menyusahkannya. Jika sesuatu yang haram mereka lakukan dengan hati yang kotor, maka kemudian mereka mendatangi rumah Allah dan berziarah ke makam suci Rasulullah SAW dan para imam. Mereka berfikir telah melakukan perbuatan yang baik.


Sumber dari buku Semalam Bersama Setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar