Kamis, 10 Januari 2013

TIGA SIFAT YANG MEMBUAT SETAN SENANG

Setan menunjukkan tangannya kepadaku dan berkata, "Dunia yang sangat sulit seperti ini, walaupun engkau tidak berfikir seperti itu, setiap kejadian yang terjadi dalam ruh dan diri kalian langsung diarahkan kepadaku, tidakkah engkau mengetahui bahwa aku adalah sahabat dan temanmu. Kadang-kadang perlakuan manusia sedemikian bernilainya untukku dan menyenangkan aku dan menjadikannya sahabatku dan aku akan berkata kepadanya, 'aku puas dengan perbuatan yang telah kamu lakukan.' Jika manusia mempunyai  tiga sifat ini, maka cukup buatku dan aku akan memberikan stempel persetujuanku di atas dahinya. Lebih dari itu aku tidak membutuhkan manusia.
Pertama adalah menganggap dirinya besar diantara makhluk-makhluk yang lain dan mempunyai sifat iri dan takabur, dan menganggap hina dan kecil orang lain, menganggap amal perbuatannya baik dan bernilai, sedang menganggap buruk dan tidak bernilai perbuatan orang lain. Orang seperti ini adalah sahabatku dan pendukungku dan aku ridho 100% kepadanya. Kedua sifat yang mendekatkan manusia denganku adalah mengerjakan perbuatan yang buruk dan destruktif dan menganggap perbuatan dosa tersebut kecil dan tidak bernilai dan meremehkan shalat. Dalam mengerjakan dosa, mereka kerjakan dengan penuh semangat dan dengan cepat pula mereka melupakan dosanya. Aku sangat suka kepada orang semacam ini."
"Sifat terpenting, yang dengannya manusia akan menjadi mitraku adalah semua pekerjaan yang dikerjakan didasari rasa cinta diri sendiri, riya (pamer) atau didasari dengan buruk sangka dan senang menyakiti orang lain dengan lisannya. Orang seperti ini sesungguhnya telah melakukan dosa yang besar."


HATI, RUMAH ALLAH.


Aku berkata kepada iblis, "aku berlindung kepada Allah dari semua kejahatanmu dan aku meminta maaf kepada Allah, agar aku tidak terjerumus kedalam kesesatan yang dibuat sedemikian besarnya untuk kita dan jangan sampai kita mencemari kemuliaan kemanusiaan kita dengan kelezatan setani yang penuh dosa. Imam Ali Zainal Abidin as dalam sebuah doanya berkata, 'Ya Allah dirikanlah penghalang antara aku dan dia, sehingga dia tidak mampu menyesatkanku, dan dirikanlah sebuah bendungan yang tak mampu dirusaknya." (Kitab Sahifah As-Sajjadiyah)
"Ya Tuhanku, jadikanlah pembatas antara kami dan iblis, sehingga dia tidak bisa melihat kami dan tidak bisa menggoda kami untuk berbuat dosa. Jadikanlah para malaikat-Mu untuk mengawal kami, sehingga kami mampu menghadapi iblis layaknya sebuah bendungan yang besar yang tidak mungkin dia tembus. Semua kebesaran hanya untuk-Mu ya Allah.'
Pada kesempatan lain Imam Ali Zainal Abidin as berkata, 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau beri jalan kepadanya untuk masuk kedalam hatiku dan janganlah Engkau biarkan dia berada di lingkungan kehidupan kami, di tanah maupun di depan rumah kami.'
'Ya Allah sesungguhnya hatiku adalah rumah-Mu dan aku tidak akan menerima sesuatu selain-Mu. Karena iblis menjadikan hatiku sebagai rumahnya, maka cahaya dalam hatiku akan berubah menjadi kegelapan yang kelam. Sedang dalam kegelapan yang kelam akan sangat sulit bagiku mengenal kebenaran.' Dalam kegelapan kita akan sulit untuk membedakan sesuatu.
Mungkin kita akan menyangka bahwa kita telah melakukan sebuah kesalahan, tetapi sebenarnya kita justru berkubang dalam dosa. Kegelapan akan menghilangkan kemampuan kita untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, serta kita tidak dapat mengetahui secara pasti dan penuh keyakinan bahwa apa yang kita pilih merupakan pilihan yang benar sehingga hanya pandangan kitalah yang menyatakan hal itu sebagai hal yang benar. Padahal kita justru terjebak kedalam perangkap setan."


Sumber dari buku Semalam Bersama Setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar