Selasa, 15 Januari 2013

IBLIS MENGHARAPKAN MAAF ALLAH

Iblis berkata, "lupakanlah, aku akan mengingatkanmu akan satu hal, walaupun aku di sisi Allah termasuk makhluk yang paling terkutuk karena menentang kebesaran Allah. Ketika itu ketidak taatanku kepada Allah aku letakkan didalam hatiku dan aku telah siapkan api neraka untuk diriku sendiri dan orang-orang yang tersesat, aku juga mengetahui bahwa aku akan terbakar didalam api neraka, tetapi aku bersumpah aku akan melumuri dengan dosa kebanyakan manusia sehingga setiap hari mereka semakin jauh dari Allah dan aku mencapai tujuanku. Tapi tanpa rasa malu aku katakan bahwa disaat-saat sendiri, aku masih mengharapkan Allah. Karena aku menganggap-Nya Maha Kasih dan Maha Mulia."


RANTAI KEPADA KECINTAAN ALLAH.


"Celakalah kami! Celakalah kami! Hai iblis, walaupun kamu melakukan semua dosa-dosa dan kekafiran tetapi engkau masih mengharapkan ampunan Allah. Tapi bagaimana dengan kami walaupun memiliki Allah yang maha pengasih tetapi berputus asa kepada-Nya.  Dan tidak bertaubat atas semua perbuatannya dan menyerahkan hatinya kepada iblis. Hai manusia patahkanlah rantai-rantai iblis dan sambungkanlah diri kalian dengan kecintaan kepada Allah dari dalam hati dengan rantai kecintaan kepada Allah dan ini satu-satunya rantai yang akhirnya adalah cahaya makrifat Ilahi. Dan dari cahaya ini kita akan mendapatkan ruh dan kehidupan yang lain disertai dengan kebebasan dari keterikatan dan penghambaan kepada dunia."
Suatu hari seorang mahasiswa membacakan sebuah syair yang indah didalam kelas yang menurut saya adalah sebuah syair yang sangat indah yang membawa pesan pengharapan dan semua terpengaruh olehnya. Satu-satunya yang tersisa dari sebuah kapal yang kandas di sebuah pulau kecil yang kosong. Dia dengan hati yang bergetar berdoa agar Allah menyelamatkannya. Hari-hari dia lewati tetapi tidak satupun yang datang menolongnya, dia pun merasa lelah kemudian dia terjatuh di sebuah dipan yang dibuatnya sehingga dia terjaga dari hal-hal yang membahayakannya. Dia melihat sisi hartanya yang sedikit, suatu hari dia keluar untuk mencari makanan, tapi ketika pulang dia melihat dipannya tengah terbakar hingga asap mengepul ke langit dan ini merupakan kejadian yang sangat buruk yang menyebabkan ia kehilangan segalanya.
Sedemikian sedihnya sehingga dia termenung di suatu tempat dan berteriak, "wahai Tuhanku, bagaimana engkau rela sedang Engkau melakukan hal seperti ini kepadaku?" Keesokan harinya terdengar suara kapal laut yang mendekat ke pantai dan dia segera bangkit dari tidurnya. Kapal itu datang dan akhirnya menyelamatkannya. Orang tersebut bertanya kepada awak kapal yang menyelamatkannya." Dari mana kalian mengetahui saya ada disini?" Mereka menjawab, "kami mengetahuinya dari sebuah tanda asap yang engkau berikan." Orang tersebut baru menyadari hikmah terbakarnya dipannya itu. Kemudian dia langsung bersujud dan bersyukur kepada allah. Ketika dalam kondisi jelek dan kemanapun kita menuju dan kita menemukan jalan buntu, dengan mudah hal itu bisa mematahkan harapan kita.
Putus asa adalah pekerjaan yang mudah, tetapi hati kita tidak boleh putus asa. Karena walaupun dalam kondisi sakit dan menderita, sesungguhnya ada tangan Allah yang membantu kehidupan kita. Maka jika sekali lagi dipan kita terbakar dan berubah menjadi abu, kita harus yakin bahwa asap-asap yang mengepul darinya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat membantu kita sendiri. Kit harus mengetahui putus asa merupakan sebuah dosa besar dan Allah SWT akan memberikan kasih sayang dan pandangan khusus kepada orang-orang yang tidak putus asa dan sabar dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Karena Allah SWT dalam al-Qur'an berfirman, "salam kepada kalian orang-orang yang telah sabar."(QS.Ar-Ra'd:24)


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar