Rabu, 11 Januari 2012

BAGAIMANA ORANG YANG KEKURANGAN SATU KEBAIKAN PADA SAAT PENIMBANGAN AMAL AKANKAH SELAMAT DARI NERAKA?

Said bin Jabir meriwayatkan, Ibnu Mas'ud berkata,"manusia akan dihisab pada hari kiamat. Barangsiapa kebaikannya lebih banyak satu kebaikan saja dari keburukannya , ia akan masuk surga. Barangsiapa keburukannya lebih banyak satu keburukan saja dari kebaikannya, ia akan masuk neraka". Beliau lalu membaca:"Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal didalam neraka jahannam".QS.Al-Mukminun:102-103.

Beliau melanjutkan,"sesungguhnya neraca itu akan ringan atau akan berat hanya dengan seberat biji".

Al-Qurthubi berkata,"Barangsiapa yang kebaikannya lebih berat dari keburukannya walaupun sebesar handzhal atau telur kutu, maka ia akan masuk surga. dan barangsiapa yang keburukannya lebih berat walaupun sebesar handzhal atau telur kutu, maka ia akan masuk neraka kecuali jika Allah memaafkannya". Ibnu Mas'ud juga telah meriwayatkan seperti ini. Handzhal ialah sejenis labu apabila sudah menguning.

Saya katakan, bahwa bukti akan hal ini adalah firman Allah,"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar".QS.An-Nisa:40.

Namun, bagaimana keadaan orang yang amal kebaikannya lebih berat dari keburukannya dengan satu atau beberapa kebaikan? Apakah ia akan masuk surga serta naik dalam tingkatan-tingkatannya dengan seluruh kebaikannya dan dihapus keburukannya? Ataukah ia akan masuk surga dengan sisa kebaikannya yang lebih berat dari keburukannya dan keburukan yang ditimbang gugur dengan kebaikannya?

Al-Hafidz Ibnu Katsir telah menyebutkan hadist ini dalam tafsirnya tentang surat Abasa:33-34, dan ia berkata,"Hadist ini dari Ikrimah derajatnya mauquf. Didalamnya disebutkan, ketika amal perbuatan seorang hamba ditimbang, ia kekurangan satu kebaikan. Agar neraca kebaikannya menjadi berat maka Allah berfirman kepadanya,"Wahai hamba-Ku, pergilah ke padang mahsyar mudah-mudahan ada orang yang akan memberimu satu kebaikan".

Lalu pergilah ia mendatangi saudaranya dan berkata,'wahai saudaraku, engkau ialah saudaraku anak dari ibu dan bapakku. Amal kebaikanku kurang satu kebaikan agar lebih berat, berilah aku satu kebaikan hingga aku dapat memberatkan dengannya timbangan kebaikanku". Lantas, saudaranya berkata kepadanya,"Sesungguhnya aku juga takut sebagaimana yang engkau takutkan, maka aku tidak akan memberimu". Lalu saudaranya pergi meninggalkannya.

Kemudian ia mendatangi ibunya dan berkata,"wahai ibu, engkau ialah ibuku, di dunia engkaulah orang ynag paling aku sayangi. Aku membutuhkan satu kebaikan yang dapat memberatkan piringan neraca kebaikanku agar aku selamat, berilah aku satu kebaikan". Ibunya berkata,"Sesungguhnya aku juga takut sebagaimana yang engkau takutkan, maka aku tidak akan memberimu. Lalu ibunya pergi meninggalkannya.

Lantas ia datang kepada ayahnya dan berkata,"wahai ayah engkau ialah ayahku. Aku membutuhkan satu kebaikan yang dapat memberatkan piringan neraca kebaikanku agar aku selamat, berilah aku satu kebaikan". Maka ayah berkata,"sesungguhnya aku juga takut sebagimana yang engkau takutkan, maka aku tidak akan memberimu".

Kemudian, ia pergi ke istrinya dan berkata,"wahai istriku, telah aku habiskan usiaku bersamamu, aku telah bersusah payah demi dirimu. Aku kekurangan satu kebaikan agar aku dapat memberatkan piringan neraca kebaikanku hingga aku selamat, maukah engkau memberikan satu kebaikan?" Maka, istrinya berkata,"Sesungguhnya aku juga takut sebagaimana yang engkau takutkan, aku tidak akan memberimu".

Lalu ia pergi kepada anaknya dan berkata,"wahai anak, engkau ialah anakku, aku telah bersusah payah untuk membahagiakanmu, aku telah berlelah-lelah agar engkau dapat beristirahat. Aku kekurangan satu kebaikan agar aku dapat memberatkan piringan neraca kebaikanku, maukah engkau memberiku satu kebaikan agar aku selamat? Maka, anaknya berkata, "sesungguhnya aku juga takut sebagaimana yang engkau takutkan, aku tidak akan memberimu". Lalu anaknya pun pergi meninggalkannya.

Lantas, ia kembali menghadap Rabbnya dengan penuh rasa takut. Ia kembali tanpa membawa satu kebaikanpun. Padahal, mereka ialah keluarga dan orang-orang yang paling dekat dengannya. Namun, mereka tidak memberinya. Lalu ia berkata,"Wahai Rabb, aku telah meminta kepada saudaraku, ibuku, ayahku, istriku dan anakku. Namun, tak seorangpun dari mereka yang memberiku satu kebaikan. Kemudian, Allah berfirman kepadanya,'aku lebih sayang kepadamu daripada mereka. Wahai malaikat-Ku, masukkan ia ke surga".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar