Jumat, 20 Januari 2012

KEUTAMAAN MENGINGAT KEMATIAN

Manusia yang memfokuskan perhatiannya kepada dunia dengan segala tuntutannya, akan lalai untuk mengingat mati. Andaikata seseorang mengingat kematian, ia akan membenci dan lari dari kenyataan itu. Firman Allah :
"Katakanlah: sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui hal-hal yang gaib dan nyata, lalu Dia kabarkan kepada kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan".QS.Al-Jumu'ah:8.

KEADAAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI KEMATIAN

Yang pertama, ada manusia yang perhatiannya terpusat kepada dunia. Orang ini tidak akan mengingat mati. Kalaulah ia sewaktu-waktu mengingatnya ia sangat merasa sayang terhadap dunianya. Ia sibuk melayani dunia dan kesibukannya itu justru membuatnya semakin jauh dari mengingat akan kematian yang datang dari Allah.

Yang kedua, adalah orang yang bertobat kepada Allah. Orang itu pasti akan banyak mengingat kematian, yaitu untuk membangkitkan rasa takut dalam hatinya, yang membawanya kepada kesempurnaan taubat. Kadang-kadang ia membenci kematian yang menjemputnya sebelum sempurnanya tobat dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi saat yang telah ditentukan.

Adalah wajar mengingat akan kematian dengan kebencian seperti ini dan itu tidak termasuk dalam sabda Rasulullah yang artinya :
"Barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah, niscaya Allah akan membenci pertemuan dengannya".HR.Al-Bukhari & Muslim.

Orang yang seperti ini bukanlah membenci kematian dan pertemuan dengan Allah dengan tangan hampa. Ia bagaikan orang yang sibuk mengadakan persiapan untuk menemui sang kekasih, ia khawatir tidak cukup waktu untuk mengadakan persiapan, yaitu persiapan untuk penentuan yang dapat menyenangkan hati sang kekasih. Kalaulah ia menggerutu ketika mengingatnya tidak dianggap membenci terhadap pertemuannya.

Contoh yang ketiga adalah orang yang senantiasa mengingat akan kematian, karena mati adalah waktu untuk menemui kekasihnya. Seorang kekasih pasti tidak akan melupakan waktu bertemu dengan kekasihnya. Biasanya orang yang seperti ini mau dilambatkan kematiannya. Ia mencintai datangnya kematian itu tetapi ia sangat menginginkan kerada pada waktu sebaik-baiknya yang diharpakan, berupa jihad didunia untuk meninggikan kalimah Allah.

Mengharapkan kematian dengan cara seperti ini bukan karena kecewa, pesimis, apatis, pasrah dan perasaan hina, harapan itu benar-benar dibayar dengan pengorbanan jiwa, harta, kesehatan dan kehormatan yang dikehendaki oleh Allah terhadap hamba-Nya yang beriman (untuk keagungan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman), ditelusurinya perkara-perkara yang mengerikan itu semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan bertemu dengan-Nya.

MENGINGAT MATI DAPAT MENAHAN DIRI DARI COBAAN HIDUP

Rasulullah pernah bersabda,"Perbanyaklah mengingat penakluk kenikmatan".HR.Al-Baihaqi.

Artinya ialah, bahwa mengingat kematian itu dapat  menambah kesungguhan dalam mencari kenikmatan dunia. Ia akan menerima apa adanya dari Allah sambil bersabar terhadap malapetaka dan cobaan yang berat dalam kehidupan didunia ini.

Aisyah berkata : "Wahai Rasulullah adakah terdapat dikalangan orang yang bukan syahid digolongkan dalam kalangan para syuhada"?

Rasulullah menjawab : "Ya yaitu orang yang mengingat mati dalam sehari semalam 20x".

Maksudnya adalah bersiap-siap untuk pergi dengan mengatasi kekuasaan dunia semata-mata untuk mengagungkan Islam sehingga tidak mempedulikan kematian seseorang atau kematian dirinya sendiri.

Mengingat kematian yang didorong dengan rasa putus asa, pesimis, merasa hina, dan tidak berdaya seperti yang dilakukan oleh sebagian orang-orang yang bodoh, adalah sikap yang tidak dikehendaki oleh Islam dan bukan yang dimaksud oleh Rasulullah yang lebih dari 80x peperangan mengangkat pedangnya dijalan Allah sampai datang kematiannya dengan gembira menemui Tuhannya.

Diantara hadist-hadist tentang itu adalah sabda Rasulullah yang berarti,"Ganjaran Mu'min adalah mati". HR.At-Thabrani.

Karena, dunia itu merupakan penjara bagi mukmin. Ia senantiasa menentang tuntutan diri, hawa nafsu dan dorongan setannya. Kematian merupakan kebebasan bagi dirinya dari siksaan ini. Dan kebebasan itu merupakan ganjaran baginya.

Dan sabda Rasulullah lain yang artinya,"Kematian itu merupakan penghapus dosa bagi setiap muslim".

Akan tetapi hadist tersebut dalam Tazkhirah al-Qurthubi, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Na'im tentang perhiasan, al-Baihaqi tentang masyarakat, al-khatib tentang sejarah. Hadist itu dihukum dha'if oleh Ibnu Jauzi.

Yang dimaksud oleh Rasulullah dengan sabda beliau itu adalah :
"Muslim yang benar imannya adalah Muslim yang lidah dan tangannya tidak pernah menyakiti kaum muslimin yang lain. Dia benar-benar melaksanakan akhlak kaum mukminin tanpa dikotori dengan dosa-dosa selain dosa-dosa kecil, maka kematiannya itu menjadi pembersih baginya dan menghapuskan dosa-dosa kecil, karena itu ia telah menjauhi dosa-dosa besar dan mengerjakan kewajiban-kewajiban".




Diantara kata-kata mutiara adalah : Berhati-hatilah terhadap kematian didunia ini, sebelum anda berada pada suatu keadaan yang diharapkan dengannya kematian itu, tapi tidak kunjung datang! Semoga Allah melindungi kita dari keadaan ini. Demikianlah, orang yang  mengenal kematian dan merasa ringan terhadap malapetaka kekerasan dan kebimbangannya. Sebagian kamu wanita mengadukan kekerasan hatinya kepada Ummul Mukminin, Aisyah berkata,"perbanyaklah mengingat mati".


Abu Darda berkata : apabila disebutkan orang-orang yang telah mati, anggaplah dirimu itu termasuk diantara mereka. Jika pada suatu tahun ada ziarah ke pekuburan, maka ziarah ini hanya akan disyariatkan untuk mengingat, yaitu mengingat orang-orang yang sudah berbantalkan tanah, meninggalkan kekasihnya dan memutuskan segala hubungan mereka karena keharusan bagi mereka. Memelihara fikiran seperti ini dan banyak menyaksikan orang-orang sakit, itulah yang akan memperbarui jiwa untuk mengingat kematian sampai terasa dihadapan mata.


Dalam sebuah hadist yang dinyatakan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah telah bersabda yang maksudnya:
"Jika anda berada dipagi hari, janganlah anda menunggu petang hari. Dan jika anda berada dipetang hari, maka janganlah anda menunggu pagi hari. Ambillah dari kehidupanmu untuk kematianmu, dari kesehatanmu untuk sakitmu, karena engkau wahai hamba Allah, tidak mengetahui apa yang akan terjadi esok hari".HR.Al-Bukhari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar