Rabu, 25 Januari 2012

BOLEHKAH MENGHARAPKAN KEMATIAN KARENA RUSAKNYA ZAMAN?

Ada yang mengatakan bahwa Nabi Yusuf mengharapkan kematian seperti yang dinyatakan dalam firman Allah yang artinya :
"Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang sholeh".

Pendapat yang diterima adalah yang mengatakan bahwa Nabi Yusuf tidak mengharapkan kematian. Ia hanyalah berdoa mengharapkan mati dalam keadaan Islam, sebagaimana firman Allah yang maknanya:
"Dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan Islam".

Ia hanya mengharapkan mati dalam keadaan Islam, yakni apabila telah sampai ajalnya, maka wafatkanlah beliau dalam keadaan Islam. Inilah pendapat yang dipilih oleh para ahli tafsir.

Maryam telah mengharapkan kematian, yaitu dalam firman Allah yang maknanya:
"Aduhai, alangkah baiknya jika aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti dan dilupakan".

Ia mengharapkan mati karena dua sebab, yaitu:
1. Ia takut dituduh jahat dalam agamanya.
2. Agar tidak terjadi perzinahan dikalangan manusia yang akan mengakibatkan kehancuran bagi mereka.

Oleh karena itu, maka mengharapkan kematian bagi Maryam adalah diperbolehkan.

Hadist Rasulullah yang maknanya sebagai berikut:
"Tidak akan terjadi kiamat itu sehingga ada orang yang melewati pekuburan orang lain, ia berkata: aduhai, alangkah baiknya ada berada ditempatnya. Perkara itu disebabkan karena akan terjadinya kerusakan mental manusia dalam agama, kelemahan dan kekuatiran akan kehilangannya, bukan karena bencana yang menimpa dirinya atau yang lainnya, umpamanya karena kehilangan kawan-kawan yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahannya.

Diantara yang menjelaskan  makna ini adalah sabda Rasulullah. Yang tersebut dalam kitab Al-Muwattha Imam Malik;
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu supaya aku daapt mengerjakan yang baik-baik, menjauhi yang munkar, mencintai orang-orang miskin dan jika engkau menghendaki (dan ia meriwayatkan juga), dan jika engkau mengedarkan fitnah dikalangan manusia, maka ambillah aku kepada-Mu dengan tidak mendapatkan fitnah".

Seperti juga kata-kata Umar bin Khattab:
"Ya Allah, sesungguhnya kekuatanku telah lemah, umurku sudah tua dan kekuasaanku telah tersebar, maka ambillah aku kepada-Mu dengan tidak disia-siakan".HR.Imam Malik.

Diantara kata-kata mutiara ada yang berbunyi sebagai berikut:
"Mereka mendahului kematiannya karena 6 perkara, yaitu :
1. Menguasai orang-orang yang tolol.
2. Terlalu banyaknya beban.
3. Diperjual belikannya hukum.
4. Dianggap mudahnya (remeh) darah.
5. Terputusnya hubungan kekeluargaan.
6. Al-qur'an dijadikan seruling, orang-orang yang menyampaikan Al-qur'an hanya untuk memperkaya diri walaupun ilmunya paling sedikit".


Ada hadist yang menyebutkan sebagai berikut:
"Orang yang berakal adalah orang yang merendahkan dirinya". Yakni orang yang merendahkan dirinya dalam beribadah kepada Allah sebagai amal yang dipersiapkannya untuk kehidupannya setelah mati. Ia banyak berintrospeksi diri terhadap kelalaiannya memanfaatkan umurnya dan bersiap-siap untuk memperbaiki amalannya, serta membersihkan kesalahan-kesalahannya yang telah lalu. Ia mengingat akan Allah dan mentaati-Nya dalam segala keadaan. Inilah yang akan menjadi bekal dihari pembalasan.


Orang yang lemah adalah sebaliknya. Ia akan meremehkan urusannya dan ia juga mengabaikan ketaatan terhadap Allah dan mengikuti hawa nafsunya, mengharapkan agar Allah mengampuninya. Ini adalah penipuan, karena Allah telah menyuruh dan melarangnya.


Hasan Basri berkata bahwa suatu kaum telah dilalaikan oleh angan-angan, sehingga mereka keluar dari dunia dengan tidak membawa kebaikan. Salah seorang diantara mereka berkata:"saya berbaik sangka terhadap tuhan saya". Ia telah berbohong, sebba kalau ia telah berbaik sangka, niscaya ia akan beramal baik.


Ia membacakan firman Allah yang artinya:
"Dan yang demikian itu adalah prasangka yang telah kamu sangkakan terhadap tuhanmu. Ia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk kedalam orang-orang yang merugi".


Didalam kitab Al-Hikam ada kata-kata yang seperti berikut ini:
"Termasuk mengabaikan Allah orang yang kelewatan dalam perbuatan maksiat tetapi mengharapkan ampunan kepada Allah. Termasuk dosa orang yang mengharapkan panjang umur didunia dan berangan-angan kepada Allah dengan perbuatan yang buruk".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar