Selasa, 04 Desember 2012

JEJAK KAKI TUHAN

Terkadang pandangan manusia tenggelam dalam gemerlap dunia, terbayang semua keindahan materi sehingga melupakan penolong kita, yang tak lain hanyalah Allah. Namun Allah SWT sama sekali tidak pernah melupakan kita. Jika kita melihat kehidupan nyata kita, maka akan terlihat jejak kaki Tuhan di belakang dan depan kehidupan kita. Di tempat-tempat tertentu Dia mendengarkan suara kita yang tadinya tidak kita sangka. Allah lah yang memberikan warna cinta dalam kehidupan kita dan cinta-Nya adalah suci. Dalam sebuah buku aku membaca bahwa dunia seperti sebuah laut. Terkadang menimbulkan gelombang tinggi dan terkadang rendah.

Kehidupan kita seperti bergerak di tepi pantai dunia. Kita harus selalu bersama Allah berjalan menyusuri pantai ini. Jika kita betul-betul perhatian maka kita akan dapat menyaksikan dua jejak kaki. Yang pertama, jejak kaki Allah. Dan yang kedua, jejak kakiku.

Di beberapa tempat hanya terlihat satu jejak kaki saja. Yaitu jejak kaki milik sesuatu yang memberatkan kehidupanku di dunia dan benar-benar membuatku sangat bersedih. Aku bertanya kepada Allah, "wahai Tuhanku, Engkau berfirman bahwa sekiranya aku mengikuti jejak langkah-Mu, niscaya Engkau menemaniku dalam setiap langkahku. Tetapi aku melihat dalam kehidupanku yang paling sulit hanya ada satu jejak kaki saja."

Seakan-akan Tuhan menjawab, "wahai hamba-Ku, aku selalu berada disampingmu. Jika dalam kesusahan danm kesulitan hidupmu kamu hanya menemukan satu jejak kaki saja, itu dikarenakan kamu berada dalam pelukan-Ku."

Al-Qur'an menjelaskan, jika mereka berpaling (dari keimanan), maka ketakanlah: "cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan  yang memiliki 'Arsy yang agung." (QS.At-Taubah:129).

Iblis berkata, "kalian manusia juga tidak sama dalam beribadah. Aku beribadah kepada Allah dalam keadaan yang sama. Aku sangat tekun dalam ibadah. Tak satupun diantara kalian yang sanggup menyaingiku."

Aku berteriak, "hai iblis, cukup! Kamu berniat memperdayaiku sebagaimana kamu memperdayai umat manusia terdahulu.


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar