Kamis, 13 Desember 2012

SEBUAH PETIR MENYERANG JASAD SETAN ITU

Suara gemuruh petir yang dahsyat membuyarkan pikiranku. Aku melihat ke sekeliling; seakan-akan langit menempel ke bumi. Tampaklah kemudian badai besar menyeruak diantara pepohonan yang semakin lama kian dahsyat. Ranting-ranting pepohonan yang kering pun berjatuhan. Kemarahan yang dahsyat dari badai itu menghancurkan apa saja yang dilewatinya.
Seperti halnya langit malam yang hatinya dipenuhi luka, awan-awan pun ditiup-tiup oleh angin dengan kerasnya. Untuk menyelamatkan diri dari badai dan hantaman-hantaman angin itu, mereka berpelukan satu sama lain agar selamat dari dahsyatnya badai itu. Namun kemudian, awan-awan itu menangis dan tetes-tetes air hujan pun mulai berjatuhan.
Suara badai dan petir yang muncul tiba-tiba, mencairkan hatiku, bak penggalan-penggalan salju yang melumer. Tubuhku menggigil. Setan yang berdiri di halaman kebun itu tampak kebingungan dan bersandar pada sebuah pohon seraya menutup matanya dalam gelap. Kemudian, terdengarlah suara yang mengherankan dari tengah kebun itu.
Di awal malam, suara burung hantu yang menakutkan sesaat terhenti, kemudian suara itu terdengar kembali. Suasana yang menakutkan telah mencekam kebun itu, namun sama sekali tak mempengaruhi hati burung hantu itu, sehingga tanpa henti dia terus bersuara.
Suara paling menakutkan yang selama ini tak pernah kudengar telah menguasai kebun itu. Lalu, sebuah petir yang menakutkan menghantam pohon yang disandari setan itu langsung menjadikannya abu. Karena takut, sang setan meloncat ke tengah sungai. Seluruh tubuhnya tenggelam sehingga berwarna hitam pekat, seakan baru saja diangkat dari tengah kobaran api yang panas. Diantara para sahabatnya yang merupakan pelaku dosa dan bala tentaranya, erangan rasa sakit membahana, sementara raut wajahnya mencerminkan rasa sakit dan takut yang sangat.
Aku berkata kepadanya, "sampai sekarang, aku belum pernah melihat kemarahan alam yang sedemikian dahsyatnya. Seakan, apa yang ada dilangit dan bumi mengikuti sebuah huku, yang membawa pesan dari Allah untuk memberikan peringatan kepada para pendosa, orang-orang kafir, atau orang-orang yang mengingkari wujud Allah. Inilah yang sesungguhnya terjadi."
Sembari membersihkan darah yang mengalir diwajahnya, iblis berkata, "sekarang engkau sudah mengetahui fakta sebenarnya; tiada sesuatu yang lebih berdosa dan lebih terkutuk dariku dihadapan Allah. Ketika aku dan bala tentaraku berusaha untuk menyesatkn hamba-hamba Allah, maka Allah pun marah. Azab seperti ini akan ditimpakan kepadaku. Sedikit banyak malaikat telah menunjukkan kepadaku azab yang akan menimpaku, namun aku tak mengambil pelajaran dan tetap berperang menghadapi mereka untuk menghancurkan Adam dan anak cucunya."
"Hai iblis, itu berarti engkau telah mengetahui bahwa engkau selalu membuat Allah marah. Barangsiapa yang menentangmu dan tak mengikutimu, maka amarahnya akan menghantarkannya kepada Allah. Dalam penentangannya terhadapmu, mereka akan beroleh pahala dari amarahnya itu dari Allah dalam menentang setan."



Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar