Selasa, 04 Desember 2012

SOSOK YANG MENANGIS

Aroma busuk menyengat penciumanku. Dihadapanku, aku melihat sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Sosok yang menangis dengan tubuh tertutupi rambut panjang berwarna merah, membuatku ketakutan. Dia memiliki tangan dan kaki aneh yang berbeda dengan anggota tubuh manusia. Dia mengenakan busana yang di bagian kirinya terdapat kain warna warni yang sedap dipandang mata. Hingga saat ini, aku belum pernah melihat busana seperti itu. Pada bagian kanan, dia mengenakan kain kasar dan buruk. Belenggu-belenggu mengikat tangan-tangannya. Sebagian belenggu itu tebal dan sebagian lainnya tipis. Nampak tanda bekas sujud didahinya. Terpancar kebengisan dari kedua matanya. Namun, dia menatapku dengan pandangan ramah dan lembut, sehingga menggetarkan seluruh tubuhku.


Dia memiliki perut besar dengan ikat pinggang terbuat dari benang yang melingkarinya. Sebagian berwarna merah dan sebagian lain berwarna hijau. Terdapat berbagai uang logam menempel pada ikat pinggang tersebut. Dia menggenggam lonceng ditangannya dan memakai topi dikepalanya. Pada topinya mengait sebuah mata kail. Terdapat kalung beraneka warna di lehernya. Tangan kanannya menggenggam sebuah tasbih terbuat dari peluru-peluru api sebagai butirannya. Semua  tubuhnya penuh dengan goresan luka serta mengeluarkan darah. Dibawah telapak kakinya menebarkan aroma busuk. Aku bagai patung yang terpaku di atas tanah dan tidak punya sedikitpun kekuatan untuk bergerak. Kini, makhluk aneh itu perlahan mendekatiku. Aku hanya berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga dalam diriku seraya bertanya, "siapa sebenarnya dirimu? Dan mau berbuat apa engkau terhadapku?"


TEMAN MENAKUTKAN.


Dia tertawa dengan sangat menyeramkan seraya mengulurkan tangannya kearahku dan berkata, "Akulah temanmu." Nafasku tersengal. Sebab, sebelumnya aku belum pernah mendengar suara menakutkan seperti itu. Dalam hati, aku memohon perlindungan Allah dan menyebut asmanya dengan suara pelan. Kemudian dia berteriak "Diamlah, hai manusia biadab! Aku harap kamu menjadi manusia seperti yang lainnya! Kamu adalah manusia yang tidak mengerti kebenaran! Aku datang kemari untuk membantumu. Supaya kamu mengetahui siapa teman dekatmu yang sebenarnya! Sampai saat ini, aku sudah berbuat banyak untuk membantumu. Aku sebelumnya dekat denganmu. Tentunya kamulah yang selalu memanggilku. Dengan mengikutiku anjuran-anjuranku, lupakan kamu, sudah berapa kali kita jalan bersama? Kamu selalu menjalankan semua saran-saranku dengan baik. Walaupun terkadang kamu keras kepala. Tetapi, kamulah teman baikku."

Perkataannya membuatku terperangah. Lalu aku bertanya kepadanya, "Bagaimana mungkin aku bisa berteman denganmu? Padahal baru malam ini aku melihatmu?"

Dia memalingkan wajah seraya berkata, "kamu tidak melihatku dalam wujud seperti ini, sehingga kamu tidak menyadari keberadaanku. Tetapi aku dahulu sangat dekat denganmu. Berkali-kali kita makan bersama. Kamulah yang menghendakiku untuk selalu bergabung dalam makananmu. Dan kita tidur salam satu ranjang. Bahkan, terkadang kita mengenakan satu pakaian bersama. Kita shalat bersama diatas sebuah sajadah. Berulang kali kamu shalat untukku. Melalui kedua matamu, aku melihat dunia dengan keindahannya.

Aku ajarkan kepadamu, bahwa demi meraih kenikmatan berlimpah, kearah mana kamu harus memandangnya; kepada siapa kamu harus gantungkan harapanmu. Apakah kamu tetap tidak bisa mengenalku? Kalian manusia selalu lupa. Lupakah kamu bagaimana aku penuhi pundi-pundimu dengan uang logam? Bagaimana aku mengajarkan kepadamu cara transaksi yang sangat menguntungkan bagimu? Kebohongan-kebohongan manis dalam kehidupanmu juga akulah yang mengajarimu. Akulah yang menciptakan manisnya kelezatan-kelezatan dunia dihadapanmu. Oleh karena itu, kamu menjadi tamu perut bumi dalam beberapa hari ini. Selamat menikmati!"


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar