Selasa, 04 Desember 2012

KEBENARAN DIBALIK TIRAI KESAMARAN

Demi meraih segala tujuanku, cukup buatku kaum munafik setelah Nabi wafat, sehingga kebenaran tersembunyi dibalik tirai kesamaran dan menampakkan kebatilan sebagai kebenaran karena kepentingan masa. Selama Imam Ali bin Abi Thalib as masih tinggal dirumah, kita angkat orang yang tidak mengenal Allah SWT. Dikegelapan hatinya, dia masih menyembah berhala. Kebenaran akan terkurung dalam sangkar kebodohan sejarah. Kebatilan mengenakan jubah agama dan kebenaran, serta bersandar di mimbar Nabi. Kita katakan, disanalah fase sensitif Islam.

Ketika sayap-sayap kebenaran tercabut, darah mengalir diseluruh tubuhnya. Imam Ali bin Abi Thalib as hanya seorang diri yang membawa cahaya kebenaran demi kebaikan Islam. Dia lebih suka memilih berdiam diri dan meneriakkan kebenaran sejarah didalam sumur. Pada saat yang bersamaan para penjahat kebenaran menerima baiat dari masyarakat yang tidak mengerti, yang hanya memikirkan makanan, perut, wanita dan kenikmatan-kenikmatan duniawi saja dengan demikian, Islam terseret kedalam periode kehancuran."


TANGAN IBLIS YANG PERTAMA KALI BERBAIAT.


Sampai disini, kita mengetahui bahwa iblis adalah yang pertama membaiat perampas kepemimpinan. Dan merupakan salah satu kebanggaannya bahwa siksa neraka akan dilipat gandakan untuk iblis. Makhluk pertama yang berbaiat dan mengulurkan tangan kearah para perampas kepemimpinan adalah tangan kotor iblis.

Padahal Imam Ali bin Abi Thalib as tengah sibuk memandikan jasad mulia Rasulullah SAW. Salman Farisi yang tadinya berada ditempat konspirasi untuk menghancurkan Islam, menyampaikan kabar peristiwa tersebut kepada Imam Ali bin Abi Thalib as. Semua penduduk saat itu sedang berbaiat. Orang pertama yang berbaiat adalah orang tua yang  membawa tongkat dan di dahinya terlihat bekas sujud. Orang tua tersebut terlihat sedemikian tekun dalam beribadah. Kemudian menaiki mimbar sambil menangis, dia berkata, "aku bersyukur kepada Allah, sebelum aku mati aku dapat melihat kamu ditempat ini. Ulurkan tanganmu!"

Kemudian salah seorang sahabat mengulurkan tangannya. Pria tua itu memberikan baiat dan berkata, "hari ini seperti hari Adam as." Setelah mengucapkan kalimat itu, dia turun dari mimbar dan keluar mesjid.

Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, "dialah iblis. Nabi SAW telah memberitahuku bahwa iblis dan bala tentaranya sangat marah pada hari Ghadir Khum. Mereka tengan menyusun sebuah rencana untuk menyesatkan umat Nabi. Saat mereka melihat kesempatan ini, iblis menyesatkan sebagian kelompok manusia."

Pada hari Ghadir Khum iblis sangat sedih. Tetapi ketika umat Nabi SAW terdorong untuk mengejar pelbagai kenikmatan dunia dan nampak para pencari kebenaran telah lemah dan Imam Ali bin Abi Thalib as sedang berada dirumah, iblis sangat senang sekali. Begitu rupa bergembira ria, sehingga tanduk keluar dari kepalanya. Dia mengenakan pakaian indah dan menaiki mimbar. Lalu dia berkata kepada bala tentaranya, "wahai bala tentaraku, adakan pesta meriah! Berbahagialah kalian semua! Sebab, sekarang tidak ada lagi yang akan mematuhi perintah Allah dan beribadah kepada-Nya hingga kemunculan pemimpin sejati mereka, yaitu Al-Mahdi as. Pada masa itulah seluruh umat manusia akan kembali ke jalan yang benar."

Lantas iblis bertanya kepadaku, "bagaimana kamu melihat tipu daya dan perencanaan kami? Umat manakah yang tidak sesat sepeninggal Rasulullah? Tidakkah kamu berfikir bahwa aku tidak mempunyai jalan lain? Lantaran tipu dayakulah kaum muslimin melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya serta tidak mentaati Imam Ali bin Abi Thalib as. Itulah apa yang aku kehendaki."

Iblis tersenyum penuh kemenangan. Dia menghela nafas panjang yang terlihat hitam dari dalam dirinya kemudian berkata, "masa terindah dalam kehidupanku adalah ketika aku mengulurkan tanganku kearah khalifah dan menjabat tangannya untuk berbaiat. Kulakukan itu karena aku mengetahui banyak sekali orang yang akan tersesat setelah baiat itu. Kecuali mereka yang mempunyai iman jujur. Dan  pada masa itu, jumlah mereka bisa dihitung dengan jari tangan."

Dalam al-Qur'an Allah berfirman, "dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman." (QS.As-Saba:20).


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar