Selasa, 04 Desember 2012

KHOTBAH IBLIS DIATAS MIMBAR API

Iblis berkata, "perkataanmu mengingatkanku pada hari Mahsyar. Disanalah batas akhir untukku. Disanalah penentuan nasib kehidupanku dan para pengikutku. Aku akan menyaksikan banyak sekali yang berada dibawah benderaku.

Dahulu kala aku mempunyai sebuah mimbar di tingkat langit keempat di Baitul Makmur. Namun sekarang mimbar itu sudah hancur dan roboh. Aku selalu duduk diatasnya dan para malaikat selalu berkumpul dibawah mimbarku. Aku selalu mengajarkan kepada mereka cara menjadi hamba Allah. Para malaikat sangat mengagumi atas ibadah dan penghambaanku. Setiap kali tasbih terjatuh dari tanganku, beberapa ribu malaikat bangkit, mencium tasbih itu dan menyerahkan kepadaku. Keyakinanku adalah Allag tidak mungkin menciptakan makhluk yang lebih baik dariku."

Aku berkata, "tetapi lantaran enggan bersujud dihadapan Nabi Adam as dan kesombongan, kamu terusir dari rahmat Allah SWT. Kini, tiada makhluk yang lebih jahat dan terkutuk ketimbang dirimu di sisi Allah yang maha kekal lagi maha Esa."

Iblis berkata, "sekarang terdapat sebuah mimbar di neraka yang terbuat dari api untukku. Kelak saat aku masuk neraka, bala tentaraku akan menyuruhku menaikinya dan mereka akan senang. Seperti sebuah mutiara yang terbuat dari api terlihat sangat indah dimata mereka. Mereka akan mengelilingiku dan memintaku untuk memberikan jalan keluar dan merayuku, supaya memberikan jalan keselamatan bagi mereka.

Aku akan menaiki mimbar dan semua penghuni neraka akan berkumpul mengelilingiku. Aku melihat sekelilingku, tampak banyak sekali manusia yang memperhatikanku dengan rasa cemas. Aku pandangi wajah mereka satu-persatu. Ku teringat setiap orang dengan cara apa saja aku perdaya mereka sehingga aku seret mereka ke jurang neraka. Aku telah berikan kepada mereka dunia dengan segala keindahannya. Sebagai gantinya, aku membeli masa depan dan akhirat mereka. Aku telah melakukan transaksi terbaik dengan mereka.

Melalui transaksi itu mereka banyak beroleh keuntungan. Aku tukar modal usia mereka dengan kesenangan yang masanya singkat dan bersifat sementara. Disebabkan kebodohan dan pelbagai kenikmatan semu dunia, mereka habiskan seluruh usia demi mengikuti perintahku. Aku merampas iman mereka. Semua tunduk dihadapanku. Aku sangat senang dengan transaksi yang menguntungkan ini. Yaitu transaksi yang menyesatkan anak keturunan Adam.

Pada saat itu, dengan mata terbelalak dan hati terbakar, mereka semua duduk menanti perkataan dan pembicaraanku. Mereka berharap barangkali ada jalan keluar yang akan ku tunjukkan kepada mereka. Diantara gemuruh dan teriakan penyesalan, aku berdiri dihadapan mereka. Ku katakan kepada mereka, 'mengapa kalian merayuku? Apa yang kalian harapkan dariku? Kalian semua berhak mendapatkan balasan seperti ini. Memohonlah kepada diri kalian sendiri. Untuk apa kalian memohon kepadaku?'

Aku tidak menguasai dunia kalian. Bahkan kalian tidak pernah melihatku. Apakah aku memaksa kalian untuk melakukan perbuatan dosa? Aku hanya menyeru kalian untuk berbuat dosa. Aku hanya membisikkan kejahatan agar kalian melakukan dosa. Pilihan sepenuhnya ditangan kalian. Disebabkan hasrat dan keinginan kuat, kalian menerima seruanku.'

Dengan rasa marah aku meludah kearah mereka. Kemudian aku tinggalkan mereka begitu saja."

Aku berkata, "kamu telah merencanakan segala sesuatunya agar nasib manusia tertipu olehmu. Dalam al-Qur'an, Allah berfirman, "Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan sekedar aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab  itu, janganlah kalian mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian. Dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih." (QS.Ibrahim:22).

Kita harus membuka mata hati kita dan merasakan kebenaran janji Allah dengan segenap wujud kita.


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar