Kamis, 13 Desember 2012

KETAKUTAN SETAN KEPADA BACAAN DZIKIR DAN SHALAWAT

Setelah kita bertawakal kepada Allah SWT dan memintaa bantuan Rasulullah dan Ahlul Baitnya, maka kedua setan yang ditugaskan untuk menyertai kita akan bersembunyi dan melaporkan kondisi manusia itu kepada iblis. Kedua setan itu akan berkata, "manusia ini telah membuat kita lelah, kami memerlukan bantuan."
Iblis terkutuk itu kemudian memerintahkan tentaranya untuk membantu, hingga jumlahnya menjadi seribu tentara, kemudian kembali menyerang manusia dengan membuatnya waswas dan menyesatkannya serta berbaris berlapis-lapis dihadapan manusia. Namun, jika kita berdzikir dan bershalawat kepada Rasulullah dan Ahlul Baitnya, maka mereka takkan dapat menaklukkan kita.
Bala tentara setan akan mulai menyerang lagi. Tetapi, karena manusia dibekali dengan dzikir, maka bala tentara setan akan mengalami kekalahan dan kembali menghadap iblis. Mereka berkata, "kami tak mampu memperdaya dia. Karena itu, engkau sendiri yang harus memperdaya dan menyesatkannya."
Dalam kondisi seperti ini, iblis sendiri yang akan memimpin peperangan. Dia akan menyerang manusia dari segala sisi. Kemudian, Allah berfirman, "Hai para malaikat, iblis ini terkutuk. Dia dan bala tentaranya berbaris menyerang seorang hamba diantara hamba-hamba-Ku. Pergiah kalian dan hadapilah iblis dan bala tentaranya."
Kemudian, dalam menghadapi setan, seratus ribu malaikat akan berdiri di hadapan satu setan. Mereka semua menaiki kuda dari api. Di setiap tangannya tergenggam pedang dan tombak, anak panah, dan senjata-senjata lain yang terbuat dari api."
Para malaikat akan menyerang pasukan iblis dengan senjata-senjata dari api dan memorak porandakan bala tentara setan itu. Mereka kemudian menangkap dan menawan iblis. Dengan pedang-pedang, para malaikat akan menyerang bala tentara setan. Disaat itulah iblis berteriak keras. "Wahai Tuhanku, Engkau telah berjanji untuk tidak membunuhku. Engkau akan membiarkanku hidup sampai hari akhir."
Allah berfirman, "hai malaikat, setan terkutuk ini berkata benar. Aku telah berjanji untuk tidak mematikan, tak menggunakan senjta-senjata-Ku untuk menguasainya, tak membunuhnya, dan tak melukainya. Maka, pukul dan lukailah dengan senjatanya sendiri. Aku takkan membunuhnya dan akan membiarkan mereka hidup.
Malaikat kemudian melukai setan, lalu membebaskanya dalam keadaan terluka. Iblis terkutuk itu menahan sakit karena luka yang dialaminya dan terbunuhnya anak-anaknya, merintih dan meminta pertolongan.
Tetapi luka ini takan sembuh kecuali apabila terdengar suara seorang musyrik yang menyatakan kemusyrikan kepada Allah. Jika mendengar hal itu, maka setan ini akan sembuh. Tetapi jika seorang mukmin berada dalam keadaan berdzikir dan tidak pernah lupa kepada Allah SWT, maka luka si setan takka pernah bisa sembuh. Tapi jika seseorang lupa untuk berdzikir kepada Allah dan menentang-Nya, maka hal itu akan menyebabkan kesembuhan dari luka-luka yang diderita oleh iblis.
Setan berkata, "hai manusia yang suka lalai, disini engkau berkata benar. Setiap orang menuju kearah Allah, Rasul-Nya, dan Ahlul Baitnya, maka iblis takkan pernah bisa berada dihati mereka. Luka-luka yang kau lihat disekujur tubuhku, khususnya diwajahku ini, smuanya dikarenakan pengkhianatan manusia dan larinya mereka dariku, serta menjadikan Allah sebagai pegangan hidupnya. Sekarangpun, di beberapa tempat di dunia ini, sejumlah anak-anakku tenggelam dalam lautan darah, dengan badan penuh luka. Mereka berlumur darah dan sejumlah lainnya membawa jasad mereka ke padang pasir. Mereka semua berbela sungkawa; mengantar kematian saudaranya. Suara rintih dan kesedihan membuat hatiku sakit, serta membuat kebencian dan kemarahanku kepada manusia semakin berlipat-lipat."
"Hai iblis, kamu akan selalu merasakan duka atas anak-anakmu hingga hari kiamat, karena banyak orang yang takkan meninggalkan jalan yang lurus, dan engkau akan selalu berduka."
Jika semua orang mukmmin dalam kehidupannya menjalankan sebuah hadist dari Rasulullah SAW ini, maka setan akan berduka untuk selama-lamanya. Rasulullah SAW bersabda, "setelah Allah menciptakan suega, dan surga diciptakan dari cahaya Arsy, Allah kemudian mengambil cahaya itu dan menaburkannya. Sepertiga diberikan kepada aku, sepertiga diberikan kepada Fatimah, dan sepertiga diberikan kepada Ali dan Ahlul baitnya. Setiap orang yang terkena cahaya ini, maka dia akan mencintai dan berwilayah kepada Ahlul Bait Muhammad SAW. Tetapi orang yang tidak terkena pancaran cahaya ini, maka mereka bukan termasuk pencinta Ahlul Bait dan mereka akan tersesat jalannya.
Orang yang beroleh kecintaan Rasulullah dan ahlul Bait Mulia Rasul, pasti dalam hatinya terdapat sebuah cabang diantara pohon cahaya dan didalam wujudnya itu akan mengakar kuat. Dia takkan tersesat. Cahaya hidayah melekat di pelupuk matanya; cahaya terang yang berasal dari rumah Fatimah Al-Zahra as.


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar