Selasa, 04 Desember 2012

KEUTAMAAN SAYIDAH FATIMAH AS

Aku berkata, "wahai iblis yang terlaknat, aku bertawasul kepada seorang wanita mulia, yang mana para malaikat penjaga Arsy Allah bersujud dihadapan kebesaran dan kemuliaannya. Mereka belajar tentang jilbab dan malu. Seorang wanita yang Allah selalu memperhatikan doanya, sehingga semua makhluk berlutut dihadapannya. Fatimah yang hadir dalam peristiwa mubahalah dengan Nasrani Najran, bersama anak-anaknya, suaminya dan ayahnya yang mulia. Pada masa Rasulullah SAW, orang-orang Nasrani Najran diajak masuk Islam. Para pendeta Nasrani beserta beberapa orang datang ke kota Madinah untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menjelaskan kebenaran Islam kepada mereka dengan dalil-dalil yang kuat. Tapi karena hati-hati mereka telah keras dan kecintaan terhadap kedudukan menjadi penghalang mereka untuk menerima Islam, akhirnya merekapun diajak untuk bermubahalah. Pada hari mubahalah itu dihadiri oleh seluruh orang-orang Nasrani dan lebih dari70 pendeta. Mereka menanti kedatangan Rasulullah SAW dipintu gerbang kota Madinah.

Mereka melihat Nabi Besar Islam datang bersama seorang pemuda disebelah kanannya, seorang wanita mulia disebelah kirinya, dan dua orang anak laki-laki berjalan didepannya. Mereka memasuki tempat pelaksanaan mubahalah. Uskup besar mereka bertanya, "siapa yang kamu ajak?"

Rasulullah SAW menjawab, 'pemuda ini adalah Ali bin Abi Thalib as, menantu dan putra paman pamanku. Wanita mulia ini adalah putriku. Dan kedua anak itu adalah cucuku yang bernama Hasan dan Husain as.'

Kemudian Uskup itu berkata, 'aku bersumpah demi tuhan, sesungguhnya agama mereka adalah benar. Dengan orang-orang seperti mereka, jika kita memasuki tempat mubahalah dan mereka berdoa, maka kita semua pasti binasa."

Kemudian aku menambahkan, "hai iblis, aku bertawasul kepada Wanita seperti itu, yang merupakan penghulu kaum wanita seluruh semesta alam. Dia adalah suri tauladan bagi kaum wanita mulia di dunia.

Jiwaku rela berkorban untukmu, wahai wanita penuh cinta dan kasih. Engkau telah berjuang demi membela kebenaran. Engkaulah putri Rasulullah SAW, yang dengan keberadaanmu para malaikat penjaga Arsy bersuka cita. Engkaulah ciptaan pertama Allah dan hakikat penciptaan wanita.

Wahai wanita yang bercahaya, engkau merupakan poros dalam hadis Kisa. Allah menjadikanmu sebagai inti penciptaan seluruh kebaikan. Malaikat Jibril bertanya, 'wahai Tuhanku, siapakah mereka yang berada dibawah al-kisa (kain panjang).

Allah SWT berkata, 'merekalah Ahlul bait Nabi dan tempat diturunkannya risalah. Mereka adalah Fatimah, Ayah, Suami dan kedua putranya.'(hadist kisa).

Allah menyebut nama Sayidah Fatimah pada urutan pertama menandakan bahwa dia merupakan sumber seluruh kebaikan, keikhlasan, ibadah, dan doa nan tulus. Doa pertama yang dipanjatkan oleh Siti Fatimah adalah untuk para tetangga dan orang-orang disekitarnya. Dialah wanita yang memikul beratnya beban risalah yang diemban oleh ayahnya dan menanggung pelbagai derita dan kesulitan sang ayah. Lantaran senyuman putri tercinta, sang ayah tertawa. Sayidah Fatimah as senantiasa menghibur ayahnya dalam kesendirian karena gangguan orang-orang musyrik. Bagai gunung kokoh, Sayidah Fatimah as tabah dalam menghadapi beragam rintangan, sehingga ajaran ayahnya tersebar ke seluruh penjuru dunia serta kebenaran mengalahkan kebodohan dan kesesatan. Dia adalah pembela kepemimpinan (imamah). Demi menegakkan kebenaran imamah, Sayidah Fatimah rela mengorbankan jiwa sucinya. Dengan penuh cinta dan kasih sayang, dia kokohkan keyakinannya agar dunia mengetahui bahwa orang-orang dungu telah menginjak-injak kehormatan keluarga suci Nabi Muhammad SAW. Mereka merusak pahala surga dengan kepengecutan dan permusuhan setan.

Dialah ibu dari putra-putra yang menyelamatkan Islam dari penyimpangan dengan mengorbankan darah mereka. Pengorbanan dan pengaruh cintanya kepada Allah beliau tampakkan dalam segenap keberadaannya. Para malaikat memuji atas semua pengorbanannya. Anak keturunan terakhir Sayidah Fatimah as adalah Imam Muhammad al-Mahdi al-Muntadhar as, yang akan menegakkan kebenaran didunia dan membentangkan keadilan diatas muka bumi yang dipenuhi kezaliman. Orang-orang tertindas akan menyaksikan nikmatnya jamuan keadilan Imam Ali bin Abi Thalib as yang akan diwujudkan oleh Imam Mahdi as.

Wanita tua yang hanya memiliki semangkuk susu itu, datang menemui Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang terbaring lantaran tebasan pedang beracun, berharap seteguk susu menjadi penawar racun mematikan kaum musyrikin yang secara lahir adalah muslim namun batinnya adalah pengikut iblis. Wanita tua itu berharap kesehatan sang Pemimpin orang-orang beriman (Imam Ali as) kembali pulih seperti sediakala. Kelak, Imam Mahdi yang dijanjikan akan menuntut hak wanita tua ini serta mengibarkan bendera merah al-Husain as diatas muka bumi.

Hai iblis terkutuk, aku bertawasul kepada wanita seperti ini. Aku tahu, beliau tidak akan meninggalkanku seorang diri. Dialah wanita yang menghancurkan persekongkolan jahat orang-orang yang berkumpul di Saqiyah Bani Saidah yang merampas hak kepemimpinan pengganti Rasulullah SAW. Dengan ketabahan selayaknya ketabahan ayahnya, yaitu Nabi mulia Islam SAW, Sayidah Fatimah menyampaikan khotbah tajamnya diatas mimbar Rasul dihadapan para sahabat. Merekapun tenggelamcdalam kegelapan malam. Dengan tipu dayanya, iblis berhasil memporak-porandakan makam Rasulullah SAW. Umat manusia kembali berada di persimpangan jalan antara kebenaran dan kebathilan. Namun pada akhirnya mereka mengikuti iblis. Sebab, mereka telah merasakan kenikmatan semu duniawi serta kecintaan kepada kedudukan dan kekuasaan."


Sumber dari buku Semalam bersama setan.
Oleh Alieh Hamedani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar